Semua mungkin berawal dari mimpi. Tapi yang lebih penting adalah langkah-langkah mewujudkan mimpi itu, seberapapun kecil langkah yang diambil.
Eko Nugroho, pendiri Kummara, memiliki mimpi yang sederhana: Indonesia harus mampu menghadirkan game bermutu — dan memiliki dampak positif — di pentas dunia.
Salah satu pembuktian mimpinya itu adalah dengan hadir di pameran board game terbesar dunia: Internationale Spieltage alias Essen Spiel.
Langkah nekat pertama hadirnya Indonesia di Essen Spiel terjadi di 2014. Kala itu penerbit board game di Indonesia masih sangat minim.
Manikmaya Games bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) membuka jalan melalui sebuah booth Indonesia yang menampilkan lima judul game.
Booth ini cukup menarik perhatian pengunjung yang kebetulan melewatinya. Termasuk, salah satunya, dari desainer game bernama Joris Wiersinga yang merancang game dengan judul Indonesia.
Tentang Essen Spiel:
Pameran board game terbesar di dunia ini pada 2018 menghadirkan lebih dari 1.000 judul baru, mendatangkan 180.000 pengunjung dan menjadi arena terluas untuk bermain board game di satu waktu yang sama.
Pameran yang digawangi Friedhelm Merz Verlag GmbH & Co KG ini berawal dari gagasan mengumpulkan pemain board game untuk bermain bersama. Dari niat awal sekadar kumpul-kumpul, kegiatan ini sejak gelaran pertama pun telah melampaui ekspektasi penyelenggaranya sendiri.
Saat ini industri board game dunia diperkirakan memiliki nilai 7,2 miliar Dollar AS pada 2017, serta diprediksi mencapai 12 miliar Dollar AS pada 2023. (Sumber: Statista )
Di 2015, Indonesia tidak hadir di Essen Spiel. Tapi, ini bukan berarti tidak berkiprah. Pada 2015 bisa disebut titik mula tumbuhnya industri board game di Indonesia.
Ini bukan soal dulu-duluan. Ya, sebelum ini sudah ada yang membuat board game dan lebih banyak lagi mereka yang membeli board game dari luar negeri dan mulai memainkannya di Indonesia.
Upaya komunitas itu tentu tidak bisa disepelekan. Karena sedikit banyak membentuk sebuah basis awal early adopter yang bermain board game.
Namun apa yang terjadi di 2015 adalah sebuah lompatan. Eko Nugroho, melalui Kummara, menggandeng Harian Kompas, sebuah koran nasional bagian dari raksasa media Kompas Gramedia, membuat kompetisi Board Game Challenge.
Kompetisi ini sampai dinominasikan untuk sebuah penghargaan kelas dunia.
Hampir bertepatan dengan Essen Spiel 2015, dua judul alumni kompetisi tersebut hadir di pasaran. Menambah kekayaan khazanah board game Indonesia.
Setelahnya, beberapa alumni kegiatan tersebut pun hadir sebagai penerbit board game tersendiri. Termasuk di antaranya Hompimpa (Solo), Msbr (Jakarta) dan Congkak Fun Factory (Bandung).
Board Game Challenge 2015 diadakan di 5 kota: Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.
Menjaring 340 desainer muda dan menghasilkan 96 purwarupa board game.
Juara I – Waroong Wars dari Surabaya – Permainan tentang kuliner, lomba masak makanan khas Surabaya.
Juara II – Pagelaran Yogyakarta dari Yogyakarta – Permainan tentang penyelamatan gedung pertunjukan seni di Yogyakarta dari kebangkrutan
Juara III – Jomblo dari Bandung – Permainan tentang perjuangan seseorang untuk melepas masa Jomblonya
Juara Favorit – Monas dari Jakarta –Permainan tentang kerjasama tim, bantu-membantu untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu puncak Monas.
Di 2017, Indonesia kembali nekat hadir di Essen Spiel. Kali ini, yang hadir adalah Hompimpa Games (Solo) dan Manikmaya Games (Bandung).
Upaya swadaya kedua penerbit game itu membuahkan hasil yang cukup menyenangkan. Seluruh unit game yang mereka pamerkan habis terjual.
Bukan hanya game yang sudah terbit, bahkan yang masih purwa rupa alias prototype pun diborong oleh pengunjung acara tersebut.
Salah satu faktor yang menarik adalah tema Indonesia yang dikedepankan game-game tersebut.
Hal ini terbukti menjadi nilai tersendiri di ajang pameran yang didominasi penerbit Eropa dan Amerika Utara itu.
10 judul board game Indonesia yang ditampilkan di Essen Spiel 17:
Di 2018, dengan dukungan Asosiasi Pegiat Industri Board Game Indonesia (APIBGI) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), industri board game Indonesia bisa unjuk gigi di Essen Spiel.
Kali ini tidak tanggung-tanggung, booth Indonesia menempati Hall 3, yang merupakan salah satu hall premium di ajang tersebut. Satu ruangan dengan penerbit kelas atas seperti Hasbro, Iello, Blue Orange.
Ada 24 judul dari 7 penerbit game asal Indonesia yang dipamerkan. Delapan di antaranya menjadi game terpilih di bawah label Indonesia Select.
Game Indonesia Select untuk Essen 2018 terdiri dari Aquatico, Mahapatha, Mahardika, Orang Rimba, Smong, The Festivals, The Art of Batik dan Waroong Wars.
Satu hal yang jadi milestone di 2018 adalah diumumkannya perjanjian lisensi penerbitan game “Buto Ijo dan Timun Mas” dari Manikmaya Games oleh Blue Orange, salah satu penerbit board game utama dunia.
Di 2019, APIBGI dan BEKRAF kembali memboyong game Indonesia ke Essen Spiel.
Antusiasme calon peserta tahun ini melebihi perkiraan. Tercatat ada 75 judul game yang didaftarkan untuk seleksi ke ajang tersebut.
Dari jumlah tersebut, 20 di antaranya akan dipasarkan ke Essen Spiel 19.
Ada yang berbeda dari keterlibatan di ajang kali ini. Target besarnya adalah untuk menghadirkan business deal di Essen Spiel.
Jadi, bukan semata-mata berjualan, tapi juga mendapatkan perjanjian bisnis, baik berupa lisensi atau distribusi, dari pemain industri di tingkat internasional.
Enam judul utama yang akan di-highlight adalah:
Hingga saat ini, ada lebih dari 40 judul board game Indonesia yang pernah diilis dan dijual untuk umum. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Eropa atau Amerika, jumlah ini sangatlah kecil. Itu jelas, karena industri board game Indonesia baru saja bangkit dan bertumbuh.
Masyarakat Indonesa bisa dibilang mulai banyak yang tahu dan menyukai board game sejak digagasnya Board Game Challenge oleh Kummara Game Design Studio bersama dengan Harian Kompas pada tahun 2015. Namun, sebenarnya mulai sejak kapan sih board game Indonesia itu ada? dan bagaimana perkembangannya sampai sekarang ini?
BEKRAF dan APIBGI membuka Open Call Essen SPIEL 2019guna menjaring karya-karya board game terbaik dari para kreator, penerbit dan pengembang board game tanah air untuk dibawa ke Jerman mewakili Indonesia dalam pameran Essen SPIEL 2019
Open Call dibuka dari tanggal 13 Agustus 2019 – 5 September 2019.
Gelaran BEKRAF Game Prime 2019 kembali berlangsung di Balai Kartini, Jakarta pada tanggal 13-14 Juli 2019. Sebanyak 14 penerbit/pengembang board game Indonesia mengisi area board game. Menariknya, 6 di antaranya adalah pemain baru.
Boardgame.idmenghadirkan community centerdi Bandung. Tempat ini dikenal dengan namaPlaySpace by boardgame.idyang beralamat diJalan Sukanagara no. 31, Antapani, Bandung. Di sinitersedia ruang aktivitas dan juga galeriyang menampilkan judul-judulboard game Indonesia. Informasi selengkapnya tentang PlaySpace bisa dibaca di sini.
Mechanimotion Entertainmentmerilisseri kedua dari Linimasa yang kali ini diberjudulLinimasa: STEAM. Berisikan tokoh dan peristiwa bersejarah yang fokus pada bidang STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, & Mathematics). Informasi selengkapnya bisa dibacadi sini.
Indonesia menjadisatu-satunya negarayang membawa danmemamerkan board game di ajangLondon Book Fair 2019. Informasi selengkapnya bisa dibacadi sini.
Sebagai bagian dari pengenalan board game Indonesia di London yang didukung oleh BEKRAF, timIndonesia menggelar sesi main board game Indonesiadi salah satu board game cafedi London. Infomasi selengkapnya bisa dibacadi sini.
Tidak hanya itu, program pengenalan board game Indonesia di London juga berhasil membukapeluang kerjasamadengan salah satuuniversitas diInggrisuntukmengembangkan board gametentanginternet sehat dancyber security. Infomasi selengkapnya bisa dibacadi sini.
Dua board game Indonesia bertema zombie dirilis di bulan ini, adaZombie SpacedanChibies vs. Zombies. Informasi untuk Zombie Space klikdi sini, dandi siniuntuk Chibies vs. Zombies.
Pengembang gim digital,Toge Production, jugamerilis board game pertamamereka. Membawa suasana politik menjadi lebih humoris lewat card game parodi politik,Circus Politicus. Informasi selengkapnya bisa di bacadi sini.
PenerbitMaen Mainmembawa kisahperjalananIbnu Batutah, seorang cendikiawan muslim yang pernah berpetualang ke berbagai tempat di dunia pada abad pertengahan selama 30 tahunke dalam board gameberjudulTraveler. Infomasi selengkapnya bisa dibacadi sini.
Memento Craft, salah satu pengembang board game yang berbasis di Jakartamerilis karya perdana mereka yang berjudulCenayang: A Game of Assumption. Informasi selengkapnya bisa dibacadi sini. Untukreview Cenayangbisa kamu bacadi sini.
Si Anak Nakal, board game Indonesia pertama dengan jumlah komponen paling sedikit yangditerbitkan oleh MahaviraStudio juga dirilis di bulan Januari 2019. Informasi dan ulasannya bisa kamu simakdi sini.
Educa Studio, yang lebih dikenal sebagaipengembang gim digitaldengan seri Marbel,merilis Marbel Firefighterdalam wujudboard gameuntukpertamakalinya. Informasi selengkapnya bisa di bacadi sini.
Belajar sejarah tak lagi membuat kantuk dan membosankan karena permainan kartuLinimasa: Edisi Sejarah Kemerdekaantelah hadir. Berisitiga mode permainan, terintegrasi juga denganaplikasi quizyang jugamemiliki fitur AR(augmented reality). Informasi selengkapnya bisa dibacadi sini.
Untuk ketiga kalinya,Indonesia berpartisipasidalam ajangEssen SPIEL, pameran board game terbesar di Jerman. Sebanyak 24 judul board game dibawa dan diperkenalkan kepada masyarakat internasional. Informasi selengkapnya bisa dibacadi sini.
© 2018 Copyright - Media seputar perkembangan Board Game di Indonesia Boardgame.id.