Site icon Boardgame.id | Info terbaru board game Indonesia & dunia

Sanggupkah Board Game Indonesia Bersaing di Pentas Dunia? [Bagian 2 – Tamat]

XIAOYI

Industri board game Indonesia tumbuh pesat semenjak tiga tahun yang lalu ketika Indonesia untuk pertama kalinya berpartisipasi di SPIEL’14. Sedikit banyak, Indonesia mulai belajar banyak. Seperti yang disebutkan oleh mas Wicak pada bagian 1, Indonesia harus siap secara kualitas produksi, kualitas gameplay dan juga kualitas budaya jika ingin menyerbu pasar internasional.

Baca juga: Siapkah Board Game Indonesia Naik Ke Pentas Dunia? [Bagian 1]

Andre Dubari, selaku Business Manager dari Manikmaya Games melanjutkan obrolan “Board game Indonesia di Pentas Dunia” dalam rangkaian acara PlayDay @Menara. Menurutnya agar board game Indonesia dikenal secara lebih luas, perlu ada ekosistem yang baik antara game designer, publisher dan juga retailer/distributor.

Sesi bincang-bincang “Board Game Indonesia di Pentas Dunia” | Foto: Boardgame.id

Andre bercerita bahwasannya Manikmaya sendiri secara khusus memang belum menempatkan diri untuk memasuki pasar internasional karena pasar di Indonesia sendiri belum cukup dewasa untuk menerima board game. Manikmaya ingin menunjukkan terlebih dulu kalau Indonesia juga bisa menghadirkan board game yang cukup baik dan berkualitas hingga cukup berani untuk diadu dengan board game impor.

Dari sini harapannya pasar internasional itu sendiri yang akan menilai. Gampangnya, kalau di Indonesia board game lokal laku keras, pasar luar negeri akan mulai melirik dengan sendirinya. Andre memberi contoh negara Jepang yang bisa dibilang industri board gamenya mulai maju pesat. Salah satunya memang berasal dari game designer negara itu bukan dari publisher.

Seiji Kanai terbukti sukses membesarkan nama Jepang lewat permainan kartu yang sangat sederhana namun super seru: Love Letter. Sampai saat ini Love Letter sendiri sudah menelurkan tema-tema lain, ada Love Letter Batman dan yang paling baru Lovecraft Letter yang mengambil semesta dari dunia Chtulhu karya HP Lovecraft.

6 dari 8 versi lain Love Letter yang paling populer | Gambar: Boardgamegeek.com

Seiji Kanai pertama kali membuat game tahun 2006 dan tentu tidak ada yang banyak melirik namanya saatu itu. Hingga akhirnya ia konsisten mendesain game-game lainnya. Love Letter edisi Jepang rilis perdana di Jepang bulan Agustus 2012, pada bulan Desember tahun yang sama, muncul edisi Bahasa inggris di bawah nama AEG sebagai publisher.

Lalu ada Hisashi Hayashi (Yokohama, Sail to India), Masao Suganuma (Machi Koro) yang berhasil menarik hati publisher Amerika dan Eropa untuk menerbitkan karya mereka di kontingen publisher tersebut. Nama-nama besar game designer di atas kemudian memancing rasa board gamer seluruh dunia, ada board game unik apa lagi di Jepang. Mereka dengan sendirinya mencari tahu board game-board game Jepang.

Di Indonesia sebenarnya sudah ada game designer yang secara diam-diam mulai mengumpulkan fans dari luar negeri. Kalau kamu tahu game berjudul Adventure of D, Soccer 17 lalu Roar-a-Saurus pasti tahu siapa orang yang dimaksud. Seratus buat kamu yang menjawab Jack Darwid.

Game designer satu ini memang lebih suka berada dibalik tirai, namun tetap mensuplai karyanya ke luar negeri. Kok bisa? Jack D, sapaan akrabnya, adalah game designer board game pertama asal Indonesia yang sukses menggalang dana di Kickstarter.

Kiprahnya direspon baik oleh board gamer manca negara. Karyanya yang berjudul Roar-a-Saurus sukses memikat Indie Boards & Cards, sebuah publisher yang sama dengan yang telah menerbitkan The Resistance (2009) dan Flash Point: Fire Rescue (2011).

Halaman 1 | 2

Peran publisher, seperti Manikmaya fokusnya bukan menjual gamenya ke pasar internasional karena pengeluaran untuk distribusi dan pengiriman tentu biayanya bisa selangit. Jika memang ingin bersaing di pasar luar, publisher bisa memberikan lisensi agar diterbitkan oleh publisher setempat di negaranya dan urusan distribusi mereka sendiri yang akan mengurusnya.

Andre secara tegas mengajak para peserta yang sebagian besar memang pernah mendesain board game untuk terus berkarya karena kesempatan mereka dikenal sebagai authornya board game di luar negeri lebih besar daripada publisher.

Sesi main board game di PlayDay @Menara | Foto: Boardgame.id

Ketenaran game designer bisa memberikan atmosfir bahwa industri board game di negaranya juga cukup maju. Hal ini juga bisa menjadi pelatuk atau memotivasi untuk teman-teman yang lainnya yang akhirnya mereka akan membuat board game yang tak kalah seru.

Buatlah board game tanpa harus memperhatikan tema yang cocok untuk luar negeri, toh kalau nantinya ada publisher yang tertarik untuk menerbitkan game kamu. Mereka sendiri yang akan mengubah dan mensesuaikan tema dengan pasar di negaranya.

Sebagai penutup sesi bincang-bincang, Andre menambahkan banyak publisher di luar negeri yang mencari game dengan kriteria: cocok dimainkan bersama keluarga, singkat tapi juga tetap seru. Andre juga menyampaikan akhir Oktober ini Manikmaya Games akan kembali hadir di pameran board game seluas 10x stadion GBK ke Jerman mewakili Indonesia.

Peserta PlayDay @Menara bebas menjajal berbagai board game dalam negeri yang disediakan | Foto: Boardgame.id

Tujuannya tentu ingin menunjukkan ke mata dunia, Indonesia juga punya game designer yang mumpuni yang mampu membuat board game berkualitas dan berani bersaing dengan ribuan board game di sana.

Usai sesi bincang-bincang, para peserta langsung diajak untuk menjajal berbagai judul board game terbaru Manikmaya yang sebagian besar masih prototype. Game-game tersebut yang nantinya akan dibawa ke SPIEL’17.

Ada The Festivals, Aquatico, Get Egg, lalu Keris Tanding. Untuk prototype ada Perahu Buru-Buru, Timun Mas & Buto Ijo, Roket Raket dan juga Lelang Mania. Selain Manikmaya Games, publisher anyar asal Solo bernama Hompimpa Games juga akan berpartisipasi mewakili Indonesia ke Jerman. Mereka akan membawa board game berjudul Acaraki, The Art of Batik, Orang Rimba dan Math Cat.

Beberapa hari ke depan Boardgame.id akan membahas satu per satu board game Indonesia yang akan tampil ke panggung board game dunia, Internationale Spieltage 2017. Mohon dukungan dari pembaca setia Boardgame.id untuk kesuksesan Manikmaya Games dan Hompimpa Games di SPIEL’17 akhir Oktober ini.

Mari harumkan nama Indonesia lewat sebongkah permainan papan.

Halaman 1 | 2

Exit mobile version