Game Justru Meningkatkan Konsentrasi Ketika di Kelas
- Kabar GamePendidikan
- January 11, 2016
- 453
- 2 minutes read
Game masih dianggap sangat bertentangan dengan pembelajaran di dunia pendidikan Indonesia. Beberapa guru dan orang tua masih menganggap bahwa game membuat para murid dan anak-anak justru makin malas belajar. Padahal berdasarkan dari sebuah hasil penelitian, game justru meningkatkan konsetrasi, murid jika diterapkan di kelas.
Penelitian ini dilakukan oleh seorang profesor bernama Paul Howard-Jones, di bidang neurosciences and education di University of Bristol. Profesor Howard-Jones menjadikan 24 mahasiswa post-graduatesebagai responden dalam penelitiannya, dan menemukan bahwa menggunakan mekanisme gamblingdalam sebuah kelas, justru menjadikan bagian otak yang sering menganggu untuk berkonsentrasi -seperti pikiran ketika sedang pembelajaran di kelas, dan tiba-tiba seorang murid teringat makan apa untuk makan malam- menjadi jarang sekali aktif.
Sistem pembelajaran gambling tersebut, lebih cenderung seperti sistem kompetisi game. Para peserta dibagi menjadi 3 kelompok dan saling berkompetisi. Setiap kelompok ketika mendapat giliran harus memutar sebuah “Wheel of Fortune” yang di mana memberikan sebuah peluang 50-50, yang di mana jika mereka benar menjawab maka akan mendapatkan nilai ganda, akan tetapi jika salah, tentu saja akan kehilangan nilai lebih banyak pula.
Profesor Howard-Jones berpendapat bahwa sistem ini justru akan lebih baik jika diterapkan pada murid-murid di sekolah, dibandingkan dengan murid-murid di kampus. Menurutnya, anak berumur 13-14 tahun memiliki respon tertinggi terhadap sistem game ini, yang memberikan reward, tapi sangat beresiko dalam memutuskan sebuah tindakan. Itulah sebabnya anak berumur 13-14 tahun sangat mudah untuk kecanduan terhadap video game.
“It may work better with school pupils than university students, The evidence is that the reward-system response for risky decisions peaks at around 13 or 14. That may be why pupils that age are particularly addicted to video games.” Ujar Profesor Paul Howard-Jones
Kamu juga bisa melihat laporan lengkapnya di Tautan berikut.