Film Bisa Manfaatkan Board Game untuk Bercerita – [Bermain Cerita]

Film Bisa Manfaatkan Board Game untuk Bercerita – [Bermain Cerita]

Menggunakan Jumanji (1995) sebagai contoh, saya ingin membahas bagaimana board game bisa berperan penting dalam sebuah film. Terutama, tentunya, dalam cerita yang ditampilkan.

Ya, mungkin ini terlihat bahwa saya masih belum puas dengan tulisan sebelumnya. Ya, saya memang terjebak nostalgia (silakan panggil Raisa), tapi kali ini saya mau membahasnya dengan lebih luas. Lagipula, ini kan bagian dari tradisi kolom [Bermain Cerita] yang menyampaikan tulisannya secara berseri. Mohon dimaklumi ya.

Jumanji (1995)
Boardgame Jumanji jadi bagian penting dalam film Jumanji (1995).

Board game Sebagai Pusat Interaksi Tokoh dalam Film

Dalam Jumanji, kedua tokoh memainkan game tersebut dan secara jelas menggambarkan keunggulan boardgame sebagai poin cerita: keduanya berhadap-hadapan dan berinteraksi langsung.

Bandingkan dengan versi terbaru (Welcome to The Jungle) yang menampilkan para tokoh menghadapi layar kaca. Interaksi antar tokoh yang sedang menghadap layar tentu tak akan seseru interaksi langsung. Tak heran jika di film pertama permainannya “tumpah” ke dunia nyata, di film kedua pemainnya lah yang terserap ke dalam game.

Nah, uniknya board game adalah ia menjadi benda dalam film yang pastinya melibatkan interaksi antara setidaknya dua tokoh di cerita. Sebagaimana Peter dan Judy di Jumanji kemudian ‘terjebak’ harus menyelesaikan permainan itu.

Cuplikan adegan Film Jumanji

Board game Sebagai Plot Device dalam Film

Sebagai sebuah benda fisik, yang bisa dibawa-bawa oleh para tokohnya, board game sangat ideal menjadi plot device. Benda yang menjadi plot device biasanya adalah benda yang punya makna signifikan dalam cerita, bisa saja sebuah koper berisi uang dalam film kriminal, atau pedang yang dipercaya memiliki kekuatan magis  (legenda raja Arthur), atau bahkan sepatu kaca-nya Cinderella.

Serunya, di Jumanji, kegiatan sederhana seperti melempar dadu menjadi bagian penting dari cerita. Bagaimana upaya mencurangi dadu membuat cerita tambah rumit. Ketika board game-nya dicuri pihak lain atau terbawa banjir, para tokoh pun mau tak mau harus berusaha mendapatkannya kembali.

Di ujung cerita, akhir permainan Jumanji menjadi akhir dari film juga. Penonton pun bisa dibuat tegang dengan adegan melempar dadu yang bergulir panjang karena jatuh dari tangga hingga ke bawah tanah. Mengingatkan penonton pada rasa tegang sesaat yang muncul ketika menggulirkan dadu di permainan kan?

Saya Wicak Hidayat, ini adalah satu lagi tulisan dari seri “Bermain Cerita” di Boardgame.id, sebuah seri yang membahas soal hubungan antara boardgame dengan narasi atau storytelling. Jika ada masukan soal topik ini, atau sekadar ingin berdiskusi, saya bisa dicolek lewat akun Instagram @wicakhidayat.

You may also like