Di Amerika, Para Guru Gunakan Game Sebagai Alat Bantu untuk Mengajar

Di Amerika, Para Guru Gunakan Game Sebagai Alat Bantu untuk Mengajar

Apa yang terjadi jika game, baik video game, board game maupun card game digunakan sebagai media yang bisa membantu dalam kegiatan belajar mengejar di sekolah ?

Itulah yang sebenarnya sedang dikerjakan oleh Andre Denham, seorang asisten profesor teknologi instruksional, lalu Robert Mayben, seorang spesialis teknologi in-motion dari Universitas Alabama dan beberapa guru lainnya dari wilayah Alabama Barat.

Denham menjelaskan, “yang kami coba lakukan adalah mengajarkan guru bagaimana cara menggunakan game untuk mengajar diruang kelas”. Ia menambahkan, “Guru-guru pernah menggunakannya, namun belum maksimal”.

Setelah meraih gelar doktor pada 2012 ia mencoba membuat permainan edukasi. Kemudian ia mulai membentuk grup Integrating Game-based Learning Initiative (IGBLI)

Denham (kiri) sedang menerima penjelasan dari guru-guru Sejarah (The Tuscaloosa News)

Aktivitas pertama grup IGBLI pada bulan Oktober 2014 adalah bagaimana menggunakan aplikasi game digital seperti “Monument Valley” dan “Dragon Box” untuk mengajar ke murid-murid. Lalu, pada bulan Desember mereka mulai mencoba mengadaptasi board game dan card game sebagai media belajar di kelas.

Guru-guru kemudian diajarkan bagaimana cara membuat permainan ala mereka sendiri agar makin mudah diajarkan ke murid-murid mereka. Para guru juga dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran mereka dan membuat game yang juga sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.

Stacey Fladstol, seroang guru IPS untuk kelas 7 dan kelas 8 mengungkapkan

“Suatu hal yang bagus ketika game bisa dipakai di kelas karena bisa membuat murid-murid jadi ikut terlibat. Mereka justru juga semakin semangat karena mereka menikmatinya, dan hal ini bukanlah tentang mengerjakan soal-soal ataupun tugas.”

History’s Road, sebuah board game karya guru-guru Sejarah (The Tuscaloosa News)

Denham juga menambahkan bahwa penting jika guru-guru juga mempersiapkan catatan berupa instruksi secara manual untuk bermain, karena mungkin saja ada kondisi-kondisi dimana sekolah mungkin sedang buruk dan sumber daya listriknya terbatas.

IGBLI juga membiasakan diri untuk membuat permainan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan seperti kartu, kertas, gunting, dan spidol. Saat ini IGBLI baru dijalankan secara pilot. Denham berharap apa yang ia kerjakan sekarang ini bisa menyebar ke seluruh Amerika.

Bagaimana menurut kalian?

You may also like