Rio Fredericco, Game Designer Mahardika Bicara Soal Game Design

  • Opini
  • November 10, 2015
  • 239
  • 7 minutes read

Dibalik semua game pasti ada penciptanya, apakah kamu berniat menjadi pencipta atau seorang board game designer?

Yuk simak hasil wawancara dengan Rio Fredericco, seorang game designer dari Kummara Studio yang terkenal dengan board game ciptaannya “Mahardika” (di publish oleh Manikmaya Games), yang disadur dari Youthmanual.

Untuk bisa jadi board game designer, apakah kita perlu kuliah di jurusan tertentu atau memiliki skill khusus?

Nggak, kok! Semua orang bisa jadi board game designer, yang penting memang suka main game.
Trus, seorang game designer sebaiknya punya kemampuan analisa dan logika yang oke, supaya ia bisa merancang alur permainan dengan baik, dan bisa melihat kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dalam game tersebut.

Gimana, sih, proses pembuatan board game, dari ide hingga menjadi sebuah produk?

Awalnya, inspirasi ide game bisa datang dari mana saja, termasuk dari hal-hal di sekitar kita.
Kalau sudah punya ide dasar, kami bikin rancangan sederhananya, lalu dibuat prototype-nya yang biasanya hanya berupa potongan kertas berisi tulisan tangan. Trus, kami coba mainkan bersama-sama. Dari situ, pasti akan ada feedback, saran, dan kritik dari para pemain yang pastinya dijadikan bahan pertimbangan.

rio-essen
Rio Fredericco ketika tiba di Kota Essen membawa Mahardika | Foto: Manikmaya Games

Dari masukan-masukan tersebut, kami coba perbaiki game-nya dan mainkan lagi. Begituuu terus.
Pada dasarnya, pembuatan board game adalah proses iterasi, alias pengulangan, antara percobaan dan perbaikan. Jadi jangan bosan untuk terus melakukan testplay, testplay, dan testplay.

Apa aja, sih, do’s and don’ts dalam mendesain games?

Do:
– Harus main games sebanyak mungkin.
– Rajin nyatet ide-ide untuk games yang kadang muncul tiba-tiba, karena itu akan sangat berguna.
– Sering-sering melakukan testplay, alias memainkan games rancangan kita sendiri, agar tahu kekurangan-kekurangannya.

Don’t:
– Ragu mencoba ide permainan dalam bentuk testplay.
– Menutup diri.
– Malas mencatat ide-ide games.

Rio Fredericco (tengah) sedang memberikan masukan kepada peserta Board Game Challenge ketika mereka melakukan testplay | Foto: Board Game Challenge

Apa hal-hal yang paling Rio sukai dari pekerjaan ini?

Bisa merealisasikan sebuah game yang tadinya hanya ada dalam kepala saya, sampai bisa dimainkan oleh banyak orang.

Sebaliknya, apa aja tantangan dalam pekerjaan ini?

Tantangan terbesarnya adalah memperkenalkan sebuah permainan ke orang-orang yang masih awam dengan board game, soalnya kadang mereka malas mempelajari rules permainan yang ada.

Rio pernah mendesain online game, nggak? Kalau pernah, apa, sih, perbedaan antara mendesain online game dan board game?

Kami pernah mendesain beberapa game digital dan online. Perbedaan paling mendasar sebenarnya ada di interaksi pemain, baik interaksi antara pemain dengan game-nya, maupun antarpemain itu sendiri.

Dalam board game, kita berinteraksi langsung dengan benda yang dimainkan, sehingga ada awareness saat bermain. Misalnya, kita jadi sadar bahwa saat main, kita harus rapi, supaya nggak ada komponen yang tercecer.

Trus, dalam board game, ada tatap muka dengan pemain lain. Malah dalam board game, proses tatap muka efeknya besar banget terhadap jalannya permainan.

Rio Fredericco bersama Eko Nugroho (Polo shirt hitam), CEO Kummara di Spiel 2014 | Foto: Manikmaya Games

Ceritain, dong, soal karya Kummara yang bisa sampai ke luar negeri!

Sebenarnya, Kummara sudah lama ingin ikutan Spiel Essen, sebuah pameran akbar game dunia, di Jerman. Bahkan sejak berdiri, Kummara udah menyiapkan diri untuk bisa berpartisipasi di Spiel Essen, karena Jerman adalah pusatnya board game dunia.

Kami beruntung banget, karena bisa ketemu teman-teman dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mengapresiasi karya kami. Bersama mereka, kami memamerkan board game bertema Indonesia di event tersebut. Dunia harus tahu, bahwa Indonesia juga punya board game sendiri, lho!

Di sana, kami juga jadi bisa kenalan dan belajar banyak dari para penerbit game di Jerman, yang industrinya sudah sangat maju.

Banyak board game buatan Rio mengangkat tema budaya dan sejarah Indonesia. Kenapa, sih?

Karena Indonesia punya banyak banget cerita dan budaya yang bisa dijadikan tema game yang seru! Bahkan banyak, lho, board game designer luar negeri yang membuat game dengan menggunakan tema Indonesia.

Nah, kita yang orang Indonesia harusnya bisa mengangkat tema dalam negeri dengan lebih baik, ya. Jadi mengangkat tentang Indonesia memang salah satu “misi khusus” Kummara.

Gimana peluang profesi board game designer di Indonesia?

Cukup baik, kok. Kami baru aja selesai mengadakan acara workshop & kompetisi Board Game Challenge di lima kota, dan responnya oke banget! Peserta yang tadinya belum kenal board game, eh, jadi suka banget.
Kami juga melihat ada banyak ide keren dari teman-teman peserta workshop.

Game sering dijadikan “kambing hitam” dalam membentuk karakter negatif. Bahkan Mario Teguh pernah mengeluakan pernyataan kontroversial, ortu yang suka main games di hadapan bayinya akan mengakibatkan si anak susah belajar nanti, karena jadi gila games. Gimana komentar Rio tentang hal ini?

Menurut saya, game ‘kan cuma sebuah media, dan sebuah media bisa jadi baik atau buruk, tergantung dari sikap si pengguna. Jadi yang diperlukan adalah cara pandang yang baik terhadap game dan tahu cara memanfaatkannya dengan benar.
Mungkin maksud pandangan di atas, si ayah suka main game sehingga jadi cuek dengan bayinya, ya? Seandainya anaknya diajak main bareng, mungkin efeknya jauh berbeda, ‘kan?

Wah, setuju banget sama pendapat kamu Rio, toss dulu dong! Trus, apa nih, rekomendasi board game terseru buat pembaca Youthmanual?

Pastinya, kamu harus nyobain main Mat Goceng dan Mahardika board game dari Manikmaya Games, hasil rancangan kami di Kummara, hehehe…

Untuk yang belum pernah mencoba main board game, bisa coba beberapa game yang tergolong sederhana tapi seru, antara lain Saboteur, Settlers of Catan, atau BANG!.

Sumber: Youthmanual

You may also like