Para Orang Tua Ini Belajar Jadikan Board Game Sebagai Bahan Ajar dan Diskusi Dengan Anak

Para Orang Tua Ini Belajar Jadikan Board Game Sebagai Bahan Ajar dan Diskusi Dengan Anak

Sudah menjadi tugas bagi orang tua untuk memastikan tumbuh kembang anak-anak mereka. Ayah dan Bunda pasti selalu berusaha berbuat yang terbaik untuk putra-putrinya. Termasuk dalam memberikan edukasi sejak dini bahkan sebelum mereka duduk di bangku sekolah.

Berbagai cara dilakukan, ada keluarga yang mengajarkan anaknya membaca dan berhitung lewat buku cerita, video, atau lewat aktifitas-aktifitas lain seperti bermain game. Hanya saya, masih banyak orang tua yang menganggap game itu buruk, mereka seakan-akan takut kalau anak dikenalkan game sejak dini anaknya akan menjadi pecandu game dan malah jadi malas belajar karenanya.

Rupanya, cara pandang seperti itu dimentahkan lewat acara seminar bertajuk “Mengoptimalkan Potensi Game Sebagai Media Belajar Seluruh Keluarga” yang dilangsungkan pada hari Sabtu, 29 Juli lalu di Kampus Binus Internasional, Jakarta.

Baca juga: Ayo Bongkar Cara Gunakan Board Game Sebagai Media Belajar Seluruh Keluarga Lewat Seminar Ini

Diprakarsai oleh Rumah Inspirasi bersama Kummara Game Design Studio, acara ini mengajak para orang tua bagaimana cara memanfaatkan potensi baik dari sebuah game yang kemudian bisa disalurkan menjadi bahan ajar dan diskusi bersama anak. Bila dilihat dari sisi positifnya, game bisa menjadi tools atau alat cara paling ampuh untuk memediasi anak untuk belajar karena pada dasarnya anak-anak suka bermain.

Aar Sumardiono berbagi pengalaman keluarganya menggunakan game sebagai media belajar | Foto: Kummara Studio

Pada pukul 10.00 WIB acara yang dihadiri oleh lebih dari 25 keluarga ini dimulai dengan paparan dari Aar Sumardiono, seorang praktisi home schooling sekaligus juga founder Rumah Inspirasi, tentang pengalaman keluarga mereka dalam belajar lewat bermain.

“Agar anak tidak keterusan bermain, beri aturan kapan dan berapa lama anak boleh bermain. Keterlibatan orang tua ketika anak bermain juga penting. Dampingi dan ikut aktif bermain bersama mereka.” Jelas Aar Sumardiono mengungkapkan beberapa saran lewat presentasinya agar anak tidak kebablasan saat bermain game.

Eko Nugroho sedang menjelaskan empat kebebasan dalam bermain | Foto: Kummara Studio

Berselang satu jam, seminar dilanjutkan dengan materi oleh founder Kummara Game Design Studio sekaligus Game Designer, Eko Nugroho. “Bayangkan jika setiap keluarga bisa rutin bermain bersama 1-2 jam minimal satu bulan sekali saja. Pada saat yang sama, aktivitas bermain tersebut juga dioptimalkan sebagai sebuah proses belajar, mengeksplorasi banyak nilai-nilai baik, sekaligus juga hadirkan kebanggaan akan Indonesia – maka saya percaya banyak hal baik yang bisa kita hadirkan.” Ujar Eko dalam presentasinya.

Setelah break makan siang, para peserta seminar diajak untuk bermain board game. Pada sesi ini Manikmaya Games turun tangan mengenalkan dan mengajarkan board game yang mereka terbitkan kepada para peserta mulai dari game terbarunya The Festivals, Mashup Monsters, Get Egg, Bhinneka dan Mat Goceng.

Bermain board game bareng orang tua dan anak
Sesi bermain board game bersama Manikmaya Games | Foto: Kummara Studio

Sesi bermain kali ini para peserta juga diperkenankan menjajal dua board game rancangan terbaru Manikmaya Games yang belum rilis dipasaran, yaitu Aquatico dan Perahu Buru-Buru. Beberapa keluarga juga datang bersama putra-putrinya. Tentu dalam sesi ini dimanfaatkan baik oleh mereka untuk mengajak ank-anaknya bermain bersama.

Usai bermain, para peserta berkumpul kembali dan di sinilah mereka diminta untuk mulai memetakan apa saja manfaat dari game-game yang tadi mereka mainkan. Mereka mulai menuliskan manfaat yang mereka rasakan lewat selembar tools bernama Game-Based Learning Canvas yang dikembangkan oleh Kummara Studio.

Orang tua dan anaknya bermain
Sesi bermain board game dari Manikmaya Games | Foto: Kummara Studio

Melalui Canvas ini harapanya bisa menjadi panduan para orang tua untuk memilih game yang tepat dan membantu menentukan poin diskusi atau poin ajar yang ingin disampaikan dan dikembangkan untuk anak-anak mereka. Satu hal yang tak lupa Eko Nugroho sampaikan adalah jangan terlalu kaku dengan pilihan sendiri, bila anak punya cara yang lebih seru ya lakukan saja bersama mereka, jangan malah melarangnya.

“Kalau poin ajar yang ingin disampaikan adalah mengenal bentuk dengan card game sebagai medianya, namun anak malah ingin belajar melihat berbagai bentuk di taman belakang ya kenapa tidak? Orang tua cukup berencana saja, yang penting poin ajarnya tetap tersampaikan.” Terang Eko menutup acara seminar ini.

Para peserta mengisi Game-based Learning Canvas | Foto: Kummara Studio

Meskipun sudah selesai, acara ini baru awal dari rangkaian seminar-seminar serupa selanjutnya. Kabarnya, seminar ini akan kembali dihadirkan di kota-kota yang lain. Sambil menunggu kepastiannya, mari kembalikan waktu kepada orang tua, lewat game belajar jadi lebih seru.

Punya pengalaman seru menggunakan game ketika mendidik anak? Yuk, bagikan ceritamu ke kolom komentar atau kamu juga bisa ungkapkan pengalamanmu menggunakan board game sebagai media mengajar lewat kontak kami di [email protected]

You may also like