#CatatanDesainer: Aquatico – Kapan Desainer Harus Menahan Ego?
- Designer LogHeadlineOpini
- August 9, 2017
- 257
- 4 minutes read
Melanjutkan seri #CatatanDesainer saya dalam pengembagan Aquatico, kali ini saya coba memberikan sudut pandang dalam menentukan mana yang penting antara gameplay dengan tema ketika mengembangkan Aquatico. Apa atau manakah yang harus dikorbankan? Apakah game designer harus mengikuti ego sendiri ketika mengembangkan game?
Dalam mendesain sebuah game, terkadang kita sering melupakan detil sebuah konten atau tema yang kita angkat di dalam game. Bisa jadi sebuah game yang sudah kita buat justru kontradiktif dengan konten yang kita angkat.
Di sinilah sebenarnya peranan seorang expert (yang berkaitan dengan konten) dalam proses pembuatan game. Selain bisa membantu menggali lebih dalam gameplay yang akan dipilih dari sebuah konten, seorang expert dapat memastikan relevansi sebuah gameplay terhadap konten yang diangkat.
Mungkin dari sisi designer, sah-sah saja memasukan sebuah pilihan aksi ke dalam game untuk membuat game lebih dinamis. Namun di sisi expert sebuah aksi dalam game harus merepresentasikan kenyataan yang ada, atau minimal ada garis merah yang bisa ditarik dari materi atau konten yang akan diangkat.
Hal ini diperlukan agar aksi tersebut tidak salah diartikan pemahamannya oleh pemain. Beruntung dalam proses pembuatan Aquatico ada tim expert dari CTC yang membantu menuntun saya menentukan gameplay yang pas berkat paparan materi dan konten dari mereka dalam menyelesaikan game Aquatico. Pada prosesnya, ada beberapa poin dari gameplay yang tenyata tidak relevan dengan keadaan yang ada di lapangan.
Kadang proses ini tidak semudah yang dibayangkan, karena saat mengubah sebuah bagian dari gamplay bisa berimbas ke flow game yang sudah dirancang oleh game designer secara keseluruhan. Ego seorang game designer diuji di proses ini. Namun bila proses ini bisa diselesaikan dengan baik, maka akan lahir sebuah game yang baik pula. Sehingga game yang kita desain bukan hanya menyenangkan dan seru untuk dimainkan, tetapi juga sarat akan konten atau pembelajaran yang ada di dalam game tersebut.
Alhasil, Aquatico kini berada di jalan yang seharusnya. Asupan konten dari CTC menjadi patokan bagaimana dan sejauh sapa saya bisa mengubahnya menjadi sebuah permainan yang seru. Penasaran dengan cara main Aquatico dan hubungannya dengan pelestarian ekosistem di Indonesia? Tunggu kabar rilisnya di hanya Manikmaya Games! Stay tuned.
Sumber: Manikmaya Games
Tentang penulis
Brendan Satria adalah seorang lead game designer dari Kummara Game Design Studio kelahiran Jakarta. Selain Aquatico, Ia telah membuat beberapa board game Indonesia seperti Mat Goceng, Mashup Monster dan lainnya. Punya pertanyaan seputar game design? Hubungi saya lewat email di [email protected]
Teman-teman juga ingin berbagi cerita serunya saat mengembangkan sebuah (board) game? Kamu juga bisa mengirimkan cerita #CatatanDesainer versi kamu lewat email kami di [email protected]
Ayo jangan malu bercerita, karena berbagi itu tak ada ruginya. Malah, siapa tahu cerita kamu bisa menginspirasi game designer yang lain.