Mengulik Serunya Seminar Keluarga, Menjadikan Game Tidak Hanya Sebagai Hiburan Semata

Mengulik Serunya Seminar Keluarga, Menjadikan Game Tidak Hanya Sebagai Hiburan Semata

Bandung (30/9/2017). Beberapa titik di kota kembang hari itu mulai diselimuti awan-awan stratus yang menandakan akan terjadi hujan. Melihat cuaca ini, sebagian keluarga mungkin memilih untuk berdiam di rumah sabtu itu. Beberapa keluarga lainnya malah terlihat mendatangi sebuah aula kecil yang terletak di Jalan Sulanjana no. 28 tepat pukul 09:00 WIB.

Tak salah lagi, mereka tengah berkumpul untuk mengikuti seminar keluarga bertajuk “Mengoptimalkan Potensi Game Sebagai Media Belajar Seluruh Keluarga”. Acara ini merupakan rangkaian seminar yang rencananya akan digelar dibeberapa kota dan Bandung adalah kota kedua setelah Jakarta.

Seminar dibuka dengan sambutan dari pelaksana yaitu mbak Lala dari Rumah Inspirasi yang langsung dilanjutkan dengan paparan dari mas Aar. Beliau adalah seorang praktisi home schooling sekaligus juga founder Rumah Inspirasi, pada kesempatan ini beliau bercerita tentang pengalaman keluarga mereka dalam belajar lewat bermain.

Presentasi Mas Aar di Seminar Keluarga Bandung
Mas Aar berbagi pengalaman keluarganya bermain board game | Foto: Kummara

“Keterlibatan orang tua ketika anak sedang bermain itu penting. Dampingi dan ikut aktif bermain bersama mereka.” Jelas mas Aar lewat presentasinya.

Seminar keluarga ini berlangsung hikmat dalam format lesehan yang memang sengaja dihadirkan agar lebih memberi ruang. Ada pojok mainan untuk anak-anak. Tanpa ada meja atau kursi, mereka juga bisa lebih leluasa berlari-larian di dalam aula. Peserta juga bisa dengan nyaman menyelonjorkan kakinya ketika menyimak materi seminar.

Mas Eko dari Kummara Game Studio menjadi pembicara kedua yang kemudian menjelaskan bahwa awalnya board game pertama kali di desain bukan ditujukan sebagai media permainan. Melainkan sebuah media yang mampu meringkas segala sesuatu yang rumit menjadi lebih sederhana.

Mas Eko menjelaskan banyak hal bisa dipetik dari bermain bersama tanpa memandang usia | Foto: Kummara

Mas Eko memberi contoh, ibu Elizabeth Maggie yang seorang guru ekonomi kesulitan menjelaskan pentingnya pembayar pajak pada anak didiknya. Hal ini disebabkan karena mereka adalah anak dari para tuan tanah yang mungkin dari buyutnya juga tidak pernah membayar pajak mengingat tanah yang mereka miliki adalah warisan.

Tentu ibu Maggie tak hilang akal, ia mencoba menyederhanakan semua hal dengan menciptakan board game berjudul The Landlord’s Game. Game ini mengajarkan, mereka yang kaya akan makin kaya dan yang miskin jadi semakin miskin bila tidak ada sistem pajak. Benar, game ini ternyata adalah cikal bakal dari Monopoli.

Banyak contoh lain yang dipaparkan oleh mas Eko kalau game itu bukan hanya sekedar media untuk menghabiskan waktu atau untuk pelarian sesaat dari kejenuhan. Game terbukti memiliki segudang potensi positif dan sangat efektif untuk membantu anak belajar hal-hal baru.

Setelah break makan siang, acara dilanjutkan dengan mengajak semua peserta untuk bermain board game bersama. Tentu hal ini perlu dilakukan jika memang ingin meyakinkan kalau game bisa menumbuhkan quality time dalam keluarga.

Tak tanggung-tanggung, sesi bermain ini berlangsung selama 2 jam dari pukul 13:00 WIB – 15:00 WIB. Para peserta diminta untuk menjajal setidaknya 3 judul permainan berbeda yang semuanya disediakan oleh Manikmaya Games. Ternyata dalam kesempatan ini, Manikmaya Games mengenalkan prototype teranyarnya yang berjudul Buto Ijo dan Timun Emas yang sebelumnya belum pernah dipublikasikan.

Sebagai penutup acara, setiap peserta diminta untuk mengisi sebuah Game-based Learning Canvas. Di sana peserta mulai mengisi poin-poin ajar yang bisa dipetik dari game yang tadi mereka mainkan. Lalu memilih salah satu poin untuk diprioritaskan menjadi bahan diskusi bersama anak terkait learning point tersebut.

Acarapun berakhir tepat jam 5 sore. Oiya, jangan khawatir kalau kamu terlewat seminar seru ini. Kabarnya, seminar keluarga ini akan kembali dihadirkan di kota-kota yang lain. Sambil menunggu kepastiannya, mari mulai terlibat dengan anak ketika mereka bermain seperti kata mas Aar di atas.

Punya pengalaman seru menggunakan game ketika mendidik anak? Yuk, bagikan ceritamu ke kolom komentar atau kamu juga bisa ungkapkan pengalamanmu menggunakan board game sebagai media mengajar lewat kontak kami di [email protected]

You may also like