Serunya Mengenalkan Board Game Kepada Guru, Ustadz dan Pamong Santri di Kendal – Jawa Tengah
- Komunitas
- July 18, 2018
- 369
- 4 minutes read
Acara bermain Board Game kembali menggeliat di daerah Pantura, setelah di bulan Ramadan lalu Komunitas Guru Belajar (KGB) Pekalongan mengadakan Ramadan Street Learning (RANSEL) dengan membawa Board Game. Kali ini Sabilurrasyad Islamic Boarding School, Kendal, Jawa Tengah mengadakan matrikulasi dengan salah satu sesinya mengusung tema “Belajar Bermain”. Matrikulasi yang ditujukan bagi Para Guru, Ustadz, dan Pamong santri ini terselenggara melalui Kolaborasi antara Yayasan Sabilurrasyad Kendal, KGB Pekalongan, dan Komunitas Board Game Semarang (KOBAR).
Para peserta diajak untuk menelaah kondisi anak-anak zaman now yang kian dekat dengan Game, terutama game elektronik. Perkembangan dunia game diangkat dimulai dari sekedar bersenang-senang di warnet atau rental hingga bahkan menjadi atlet e-sport.
Kemudian KGB Pekalongan mengingatkan semua yang hadir tentang “Bagaimana anak-anak 80an dan 90an bermain?”. Salah satu peserta menyatakan bahwa game semacam Congklak yang merupakan salah satu Board Game tradisional yang mengharuskan setiap pemain berinteraksi secara langsung sehingga dianggap memiliki kelebihan di sisi sosial dibandingkan dengan game elektronik.
Tidak berhenti di situ, acara pada 6 Juli 2018 ini dilanjutkan dengan bermain beragam Board Game asli Indonesia. Dipandu Tim KGB Pekalongan dan KOBAR, kami memainkan Aquatico, Math Cat, The Festivals, Pagelaran Yogyakarta, Kakak Teladan dll. Bahkan Board Game karya KGB Pekalongan “Menyadap Aren” yang merupakan hasil dari tantangan Tim Ludenara & Kummara di SMAN 1 Petungkriyono, Pekalongan, juga dimainkan.
Pak Aryo selaku Ketua Acara Matrikulasi menambahkan “Yang salah dari game itu bukan permainannya, walau kadang konten kurang tepat, namun yang sering salah adalah cara bermainnya, maka dari itu hari ini kita belajar cara bermain yang tepat, dari penggunaan sampai pembatasan waktu, bahkan bermain board game dengan konten mendidik bisa dijadikan sebagai reward terhadap komitmen yang telah dibentuk dengan anak”.
Baca juga: #NgobrolGame: Awas! Pandangan Soal Game Jangan Sampai Blunder
“Tua sekalipun diajak main seperti ini, senang tidak? senang, jiwa jadi seperti muda kembali.” Ujar Ibu dr. Hj. Susmeiati Hari Sabardi Sp.KK. selaku Pihak Yayasan mengapresiasi keberlangsungan acara ini
Akhirnya kami sepakat, bahwa Game-Based Learning memungkinkan untuk dikembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Proses belajar melalui bermain menjauhkan rasa bosan, menimbulkan ketertarikan, dan bisa menghadirkan pembelajaran yang bermakna.
Artikel ini dikirim dan ditulis oleh Muhammad Abdurrahman
diolah oleh Isa R. Akbar