3 Board Game Berjudul Bali Ini Bukan Buatan Orang Indonesia?
- Kabar Game
- June 11, 2019
- 303
- 4 minutes read
Bali, salah satu pulau di Indonesia yang memiliki daya tarik luar biasa. Pulau ini pun kerap dijadikan target wisatawan karena banyak destinasi menarik. Ada pantai, hutan, kuil, candi, taman dan masih banyak lagi yang wajib dikunjungi. Tak hanya warga Indonesia, turis-turis mancanegara pun tak mau ketinggalan untuk menghabiskan waktu cuti mereka atau liburannya ke pulau dewata.
Baca juga: 9 Kota di Eropa Ini Ada Board Gamenya Lho!
Saking mempesonanya, keindahan Bali pun dimanfaatkan oleh beberapa perancang board game untuk dijadikan game. Berikut ini adalah tiga board game yang mengambil judul Bali yang mungkin belum pernah kamu ketahui:
Kita mulai dari yang paling jadul.
1. Bali (1954)
Jumlah Pemain: 1-4 orang
Durasi: 20 menit
Game merupakan permainan kata ini yang memiliki aspek permainan seperti kartu solitaire. Secara singkat, setiap pemain akan berusaha menyusun dalam tujuh kolom. Pada giliran pemain, ia dapat memindahkan beberapa kolom ke ujung ekor satu kolom yang lain sehingga membentuk kata baru (atau malah menjadi awalan).
Kolom yang kosong akan diisi dengan kartu baru. Pemain mendapatkan skor dari nilai-nilai konsonan dikali panjang kata (jumlah kartu). Nilai dari kata-kata yang sudah selesai dapat dibatalkan. Kalau berhasil mengakhiri permainan dengan mengisi kata di setiap kolom, selamat! Kamu berhasil Balied dan skormu akan digandakan.
2. Bali (2001)
Jumlah pemain: 3-4 orang
Durasi: 60 menit
Konon, ada seorang dalang perwayangan legendaris yang selalu berkeliling Indonesia untuk mencari raja yang layak setelah runtuhnya Majapahit. Lewat pertunjukan wayang, sang dalang akan menyebarkan sebuah pesan/simbol. Setiap simbol memiliki makna untuk menjadi raja.
Dalam board game berjudul Bali buatan Uwe Rosenberg ini, pemain akan memiliki empat kartu yang melambangkan masing-masing satu pulau. Tujuan pemain adalah berkeliling pulau menyebarkan pesan untuk mencari penerus yang layak menjadi raja (memiliki simbol-simbol yang diminta).
3. Bali (2017)
Jumlah pemain: 2-4 orang
Durasi: 45 menit
Pulau Dewata, pulau ini memiliki julukan demikian karena penduduknnya percaya dengan dewa-dewa dan juga iblis. Masyarakat Bali mengorbankan beberapa hasil panen untuk menjadi sesajen untuk para dewa dan leluhur mereka setelah kuil berhasil di bangun. Pendeta akan menuntun proses sakral ini dan membantu mengusir para iblis.
Bali versi 2017 ini diciptakan oleh perancang Carcassonne, Klaus-Jurge Wrede. Pemain mengumpulkan kartu sesajen dari tengah satu per satu. Harga sesajen akan lebih murah kalau pemain memiliki petani yang cocok. Makin banyak jenis panen yang dijadikan sesajen makin besar pula poin yang akan didapatkan pemain di akhir permainan.
Tidak ada yang benar-benar Bali
Kalau kamu perhatikan ketiga judul di atas, tidak ada satupun yang dibuat oleh orang Indonesia. Mirisnya lagi, tidak ada yang benar-benar mengeksplorasi Bali sebagai tema dengan konten yang menarik. Bisa dibilang mereka hanya bisa mengambilnya sebagai judul atau imbuhan tema untuk cara main yang mereka kembangkan.
Wajar mereka tidak menggali konten Bali dengan maksimal karena mereka bukan warga Bali, bukan pula warga Indonesia. Sedikit keindahan wisata atau lebih tepatnya festival bisa baru bisa ditemukan dalam game The Festivals terbitan Manikmaya Games. Di sana ada kartu festival Ogoh-ogoh, festival Galungan, juga festival Perang Pandan Teganan.
Ini adalah sinyal, belum ada board game di dunia yang benar-benar mengangkat potensi dari Bali yang sesungguhnya. Apakah kamu tertarik merancang board game bertema pulau dewata?