Game Justru Tingkatkan Konsentrasi Ketika di Kelas?

Game Justru Tingkatkan Konsentrasi Ketika di Kelas?

Game masih dianggap sangat bertentangan dengan pembelajaran di dunia pendidikan Indonesia. Beberapa guru dan orang tua masih menganggap bahwa game membuat para murid dan anak-anak justru makin malas belajar. Padahal berdasarkan dari sebuah hasil penelitian,Ā game justru meningkatkan konsentrasi murid jika diterapkan diĀ kelas.

Baca Juga: Bagaimana Caranya Supaya Game Bisa Membuat Anak Semangat Belajar?

board game tingkatkan konsentrasi
proses belajar mengajar dengan board game di sekolah

Game Kurangi Gangguan Konsentrasi Dari Otak?

Penelitian ini dilakukan oleh seorang Paul Howard-Jones, profesor di bidangĀ neurosciences and educationĀ di University of Bristol. Howard-Jones menjadikan 24 mahasiswaĀ post-graduate sebagai responden dalam penelitiannya. Tak lama profesor ini menemukan bahwa menggunakan mekanismeĀ gambling dalam sebuah kelas justru menjadikan bagian otak yang sering menganggu konsentrasi menjadi jarang aktif. Bagaimana bisa?

Sekilas info, terdapat bagian otak bernama seperti Lobus Frontal yang berfungsi sebagai pemecah masalah seperti berpikir dan konsentrasi. Terkadang bagian ini terganggu, katakan seperti saat sedang belajar di kelas, namun tiba-tiba kamu mendadak teringat makan apa untuk makan malam. Uniknya mekanisme gambling mampu mengurangi keadaaan tersebut.

SDK Penabur Bandung bermain board game dalam Agenda Community Engagement Program | Boardgame.id

Sistem pembelajaranĀ tersebut cenderung seperti sistem kompetisi game. Para peserta dibagi menjadi 3 kelompok dan saling berkompetisi. Setiap kelompok ketika mendapat giliran harus memutar sebuah Wheel of Fortune yang memberikan sebuah peluang 50-50, yang di mana jika mereka benar menjawab maka akan mendapatkan nilai ganda, akan tetapi jika salah, tentu saja akan kehilangan nilai lebih banyak pula.

Profesor Howard-Jones berpendapat sistem ini sebaiknya diterapkan pada murid-murid di sekolah, dibandingkan dengan mahasiswa di kampus. Menurutnya, anak berumur 13-14 tahun memiliki respon tertinggi terhadap sistem ini: memberikan reward, tapi beresiko dalam memutuskan sebuah tindakan. Itulah sebabnya anak berumur 13-14 tahun sangat mudah untuk kecanduan terhadap video game.

ā€œIt may work better with school pupils than university students,Ā The evidence is that the reward-system response for risky decisions peaks at around 13 or 14. That may be why pupils that age are particularly addicted to video games.ā€ Profesor Paul Howard-Jones

Prof. Paul Howard-Jones

Sumber: Tes.com

You may also like