Sejarah Catur, Ternyata Sempat Dipopulerkan Umat Islam
- HeadlineKomunitas
- March 8, 2021
- 1177
- 6 minutes read
Kamu belakangan ini pasti lebih sering mendengar tentang berita catur, apalagi semenjak ditayangkannya mini seri The Queen’s Gambit di Netflix ditambah peristiwa yang dialami oleh Dewa_Kipas yang merupakan pecatur Indonesia. Tapi tahu kah kamu tentang sejarah catur, salah satu leluhur board game ini?
1. Simpang Siur
Tempat kelahiran catur rupanya masih ada silang pendapat. Menurut H. J. R. Murray, penulis buku History of Chess (1913), catur berasal dari India dan mulai ada pada abad ke-6. Di sana catur dikenal dengan nama Chaturanga, yang artinya empat unsur yang terpisah.
Awalnya, bidak catur memang hanya empat jenis. Menurut mistisisme India kuno, catur dianggap mewakili alam semesta ini, sehingga sering dihubungkan dengan empat unsur kehidupan. Keempatnya adalah api, udara, tanah dan air. Selain itu dalam permainannya catur menyimbolkan cara-cara hidup manusia.
Namun pendapat Murray itu dibantah Muhammad Ismail Sloan, yang juga banyak mempelajari sejarah catur. Menurut Sloan, jika catur ditemukan di India seharusnya permainan itu disebu dalam literatur-literatur Sanskrit. Faktanya, tak ada satu pun literatur Sanskrit di India yang menyebutkan soal permainan catur sebelum abad ke-6.
Sebaliknya, para pujangga Cina sudah menyebutkan permainan ini dalam syair-syair mereka, 800 tahun sebelumnya. Kesimpulan Ismail Sloan, di Cinalah catur pertama kali dimainkan. Tapi pada waktu itu bentuk arena caturnya tidak kotak-kotak, melainkan bulat-bulat. Buah caturnya juga hanya terdiri atas empat jenis, yaitu raja, benteng, ksatria (kuda), dan uskup (gajah).
Baca Juga: Dewa_Kipas Beri Kejelasan Pertandingannya dengan GothamChess
2. Dipopulerkan Umat Islam
Baru pada abad ke-6, permainan ini dibawa umat Islam dari India dan Persia ke seluruh dunia. Konon catur merupakan permainan yang populer dimainkan di masa kepemimpinan Ali bin Abu Tholib. Bahkan mungkin juga merupakan favorit Khalifah Ali sendiri. Ada pula berita tentang panglima perang Nabi Muhammad, Khalid bin Walid yang menggemari catur.
Sahabat Nabi lainnya yaitu Said bin Jubair, juga dikenal bisa bermain blindfold chess (catur buta, bermain tanpa melihat papan). Di zaman kekhalifahan Islam berikutnya, seperti Khalifah Harun Al-Rasyid pun diketahui pernah menghadiahkan sebuah papan catur kepada seorang raja di Eropa, pendiri dinasti Carolia, yaitu Charlemagne.
3. Sampai ke Mancanegara
Pada abad ke-8 ketika bangsa Moor menyebarkan Islam ke Spanyol, catur pun meluas ke daratan Eropa hingga sampai di Jerman, Italia, Belanda, Inggris, Irlandia, dan Rusia. Di Nusantara, olahraga otak ini dibawa oleh bangsa Belanda pada waktu penjajahan dulu. Awalnya hanya orang Belanda yang bermain catur. Tapi menjelang kemerdekaan, mulai banyak pribumi yang memainkannya.
Baca juga: Bermanfaat, Inilah 4 Hal Baik yang Kamu Dapat dari Bermain Catur
Tertulis pula dalam sejarah, bangsa Eropa telah banyak mengembangkan permainan ini. Seperti membuat papan caturnya berwarna hitam dan putih di abad-10. Dari orang Eropa juga dibuatlah peraturan bahwa pion boleh maju dua kotak pada langkah pertama dan menteri (ratu) boleh bergerak lebih leluasa baik maju ke depan maupun diagonal.
Seiring waktu hingga sekarang, perlahan catur mengalami perkembangan. Baik nama, bentuk, serta peraturan permainannya. Semuanya mewakili simbol perubahan peradaban dan kemajuan zaman.
Jangan lupa kunjungi juga Tokopedia atau Shopee Galeri Boardgame ID untuk mendapatkan puluhan board game karya anak bangsa yang tak kalah seru untuk dimainkan bersama keluarga di rumah.