Mekanik 101 : Seni Berpura-Pura Dalam Mekanik Acting

Mekanik 101 : Seni Berpura-Pura Dalam Mekanik Acting

Manusia adalah mamalia yang begitu moody. Bahagia di awal Jum’atnya, namun malas bukan main menjemput seninnya. Gejolak inilah yang kemudian berjasa membangun kelihaian kita bersandiwara, mulai dari sakit hingga acara keluarga mendadak. Kini kita tak perlu lagi merasa berdosa karena sudah banyak media alternatif untuk mengasah cara akting kita, salah satunya dengan bermain boardgame berbasis mekanik Acting.

Salah satu cardgame berbumbu acting yang populer, Spyfall (2014). Image by tokopedia.com

Acting 101

Perwujudan akting dalam tabletop tidak terlalu berbeda dengan makna harfiahnya : menirukan seseorang atau sesuatu. Dalam permainan berbasis Acting, pemain berusaha memainkan peran untuk memunculkan aspek “fun” dalam permainan tersebut. Sejarah Acting sebagai mekanik terbentang sejak abad ke-16, dimana Charades (1550) populer dimainkan di Perancis sebagai permainan teka-teki. Dalam Charades, pemain berusaha menebak sebuah kata dimana tiap suku katanya dilukiskan dalam kalimat yang terpisah. Pada awalnya Charades tidak memiliki unsur Acting, namun sejak awal abad ke-19 versi Charades baru berkembang dimana pemain memeragakan kata alih-alih membuat teka-teki darinya. Versi inilah yang kemudian populer dan banyak dimainkan hingga masa kini.

Popularitas Charades banyak menginspirasi permainan yang lebih modern. Time’s Up (1999) salah satunya, dimana dua tim saling berlomba mengumpulkan poin dengan menebak kata dari berbagai petunjuk yang diberikan. Time’s Up dimainkan dalam tiga ronde, dan petunjuk yang boleh diberikan bervariasi di tiap rondenya.

Cardgame yang terinspirasi dari Charades, Time’s Up (1999). Image by ciepelkowo.pl

Mekanik Acting kerap menjadi ambigu ketika disandingkan dengan mekanik Role Playing. Beda tipis memang. Jika Acting mengedepankan penghayatan karakter melalui tingkah polah dan kata-kata (pendekatan fisik), Role Playing lebih menekankan impersonasi karakter dalam bentuk objektif, cara main dan bagaimana pemain berinteraksi selama permainan.

Variasi Acting

Karena sifatnya yang demikian gamblang, praktis tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memodifikasi mekanik Acting. Namun secara umum kita bisa bagi eksekusinya menjadi dua kelompok besar : Positif dan Negatif. Eksekusi akting yang positif mensyaratkan pemain untuk sebaik mungkin mereplikasi peran yang dititahkan. Charades termasuk dalam golongan ini. Dalam Charades, kesuksesan pemain menjadi peraga akan ekuivalen dengan poin yang didapat.

Ada pula permainan yang memposisikan akting sebagai penyedap saja. Sebuah sesi bermain Snake Oil (2010) akan makin menyenangkan ketika masing-masing pemain berusaha sepenuh hati menirukan cara bicara seorang salesman. cardgame lokal favorit pemirsa, Alkisah (2016) juga menggunakan teknik ini untuk beberapa kartu karakternya.

acting

Untuk memanikan Jaka Bhiru dalam Alkisah (2016), pemain harus menirukan gerakan silat

Mekanik akting juga bisa disematkan secara negatif. Negatif, artinya pemain bersandiwara agar peran aslinya tak terbaca. Varian ini biasa ditemukan di permainan social deduction seperti Werewolf (1986), dimana para werewolf biasanya berpura-pura menjadi orang kampung biasa. Spyfall (2014) memberikan sentuhan yang sedikit berbeda karena satu orang pemain yang berperan sebagai mata-mata harus berpura-pura tahu lokasi yang dimainkan tanpa menimbulkan kecurigaan.

How It Works

Dari besarnya industri hiburan berbasis akting, bisa dikatakan bahwa akting sebagai sebuah kegiatan pada dasarnya sudah menyimpan berbagai daya tarik. Berakting dapat menghadirkan suasana yang tidak benar-benar terjadi, dan dapat ikut berperan di dalamnya membuat permainan berbasis Acting menjadi menyenangkan. Sifat mekanik yang mengandalkan keterlibatan fisik membuat Acting lazim ditemukan dalam permainan bercitarasa sosial, dimana pemain diajak untuk lebih menikmati permainan tanpa terlalu memusingkan kalah-menang.

Kira-kira cocok nggak sama objektif prototype mu?

You may also like