Sanggupkah Board Game Indonesia Bersaing di Pentas Dunia? [Bagian 2 – Tamat]
- HeadlineKabar IndustriKomunitas
- October 17, 2017
- 443
- 3 minutes read
Peran publisher, seperti Manikmaya fokusnya bukan menjual gamenya ke pasar internasional karena pengeluaran untuk distribusi dan pengiriman tentu biayanya bisa selangit. Jika memang ingin bersaing di pasar luar, publisher bisa memberikan lisensi agar diterbitkan oleh publisher setempat di negaranya dan urusan distribusi mereka sendiri yang akan mengurusnya.
Andre secara tegas mengajak para peserta yang sebagian besar memang pernah mendesain board game untuk terus berkarya karena kesempatan mereka dikenal sebagai authornya board game di luar negeri lebih besar daripada publisher.
Ketenaran game designer bisa memberikan atmosfir bahwa industri board game di negaranya juga cukup maju. Hal ini juga bisa menjadi pelatuk atau memotivasi untuk teman-teman yang lainnya yang akhirnya mereka akan membuat board game yang tak kalah seru.
Buatlah board game tanpa harus memperhatikan tema yang cocok untuk luar negeri, toh kalau nantinya ada publisher yang tertarik untuk menerbitkan game kamu. Mereka sendiri yang akan mengubah dan mensesuaikan tema dengan pasar di negaranya.
Sebagai penutup sesi bincang-bincang, Andre menambahkan banyak publisher di luar negeri yang mencari game dengan kriteria: cocok dimainkan bersama keluarga, singkat tapi juga tetap seru. Andre juga menyampaikan akhir Oktober ini Manikmaya Games akan kembali hadir di pameran board game seluas 10x stadion GBK ke Jerman mewakili Indonesia.
Tujuannya tentu ingin menunjukkan ke mata dunia, Indonesia juga punya game designer yang mumpuni yang mampu membuat board game berkualitas dan berani bersaing dengan ribuan board game di sana.
Usai sesi bincang-bincang, para peserta langsung diajak untuk menjajal berbagai judul board game terbaru Manikmaya yang sebagian besar masih prototype. Game-game tersebut yang nantinya akan dibawa ke SPIEL’17.
Ada The Festivals, Aquatico, Get Egg, lalu Keris Tanding. Untuk prototype ada Perahu Buru-Buru, Timun Mas & Buto Ijo, Roket Raket dan juga Lelang Mania. Selain Manikmaya Games, publisher anyar asal Solo bernama Hompimpa Games juga akan berpartisipasi mewakili Indonesia ke Jerman. Mereka akan membawa board game berjudul Acaraki, The Art of Batik, Orang Rimba dan Math Cat.
Beberapa hari ke depan Boardgame.id akan membahas satu per satu board game Indonesia yang akan tampil ke panggung board game dunia, Internationale Spieltage 2017. Mohon dukungan dari pembaca setia Boardgame.id untuk kesuksesan Manikmaya Games dan Hompimpa Games di SPIEL’17 akhir Oktober ini.
Mari harumkan nama Indonesia lewat sebongkah permainan papan.