Road To Essen, 10 Deretan Board Game Indonesia Yang Akan Tampil Di SPIEL’17 [Bagian 2]

Road To Essen, 10 Deretan Board Game Indonesia Yang Akan Tampil Di SPIEL’17 [Bagian 2]

Indonesia kembali hadir ke SPIEL di bawah naungan Asosiasi Pegiat Board Game Indonesia (APIBGI) yang akan diwakili oleh Manikmaya Games dan Homimpa Games. Tiga tahun lalu Indonesia hanya membawa 4 judul board game, kali ini keadaannya jauh berbeda. Ada 10 judul board game karya anak bangsa yang akan diterbangkan ke Jerman.

Lewat lima seri artikel Road to Essen, Boardgame.id akan mencoba mengupas tuntas ke-10 judul board game tersebut. Dua di antaranya sudah dibahas pada bagian 1, ada The Festivals dan juga Aquatico dari Manikmaya Games. Penasaran ada apa lagi? Yuk, ikuti bahasannya berikut ini.

3. Mahardika

Designer Mahardika di SPIEL14 | Foto: Henk Rolleman

Judul satu ini bisa dibilang bukan judul baru. Mahardika pernah dibawa ke Jerman pada tahun 2014 ketika Indonesia ikut serta di pameran SPIEL pertama kalinya. Mahardika mendapat respon positif dari board gamer Eropa.

Baca juga: Menilik jejak board game Indonesia di SPIEL’14

Edisi pertama Mahardika sudah diterbitkan oleh Manikmaya Games di tahun 2015. Saat itu Mahardika hanya dicetak terbatas, sekitar 200 kopi. Dalam satu tahun Mahardika sudah menjadi mitos, orang-orang tidak lagi bisa mendapatkan Mahardika.

Seperti apa sih permainan Mahardika sampai banyak orang ingin mencarinya? Dibuat oleh Rio Fredericco, Mahardika menjadi board game kooperatif pertama dari Manikmaya Games yang bisa mengakomodir 4-7 pemain dalam satu meja. Berapapun jumlah pemainnya, mereka harus bekerja sama memukul mundur para penjajah (dijalankan oleh AI) hingga Indonesia meraih kemerdekaan.

Ya! Mahardika adalah board game yang mengangkat tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia di masa penjajahan dari tahun 1901-1947. Sebelum memulai permainan para pemain diminta untuk memilih satu karakter yang merupakan tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam mencapai kemerdekaan. Ada ketujuh tokoh ini adalah Sukarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantara, Tan Malaka, Sudirman, Sutan Syahrir dan Danudirja Setiabudi.

Pemain harus meletakkan kartu-kartu peristiwa ke papan permainan sejumlah pemain yang ada, pemain terakhir yang melengkapi set ini akan menjadi presiden. Di sinilah uniknya, pemain diajak berimajinasi apa yang terjadi apabila bukan Sukarno yang menjadi presiden setelah proklamasi.

Display dan demo Mahardika di SPIEL14 | Foto: Henk Rolleman

Sayangnya bila set kartu peristiwa akan muncul kartu-kartu kota yang menandakan kota tersebut akan diserang penjajah. Setiap kota memiliki parameter yang menunjukkan berapa lama kota ini sanggup bertahan dari penjajah. Bila melebihi parameter, penjajah akan melakukan blokade di kota itu dan semua pemain kalah bila total ada lima kota yang kena blokade.

Saat ini Manikmaya belum menunjukkan tanda-tanda kapan mereka akan mencetak ulang Mahardika. Kopi Mahardika yang akan dibawa ke SPIEL’17 hanyalah untuk preview dan demo.

4. Perahu Buru-Buru

Pada abad ke-14, alkisah ada seorang Laksamana dari Sulawesi yang memiliki empat putra. Sang Laksamana berjanji untuk memberikan hadiah kepada anaknya sebuah kapal jenis baru yang dibuat pada masa itu, yaitu Kapal Pinisi. Sang Laksamana hanya akan memberikan kapal ini pada salah satu putranya. Untuk memutuskan siapa yang akan mendapatkannya, sang Laksamana yang merupakan keturunan dari suku Bugis ini menantang anak-anaknya untuk berlayar di laut lepas menggunakan perahu.

Itulah kira-kira latar cerita dari Perahu Buru-Buru. Dalam permainan ini, pemain akan menggerakkan perahunya mengarungi lautan hingga mencapai garis finis untuk menjadi pemenang dan mendapatkan kapal Pinisi dari sang Ayah.

Pemain harus buru-buru, sebisa dan secepat mungkin menyusun balok dayung untuk menggerakkan perahu mereka. Menyusun? Benar, Perahu Buru-Buru adalah permainan tentang ketangkasan (dexterity) yang digabung dengan aksi pemrograman. Pemain akan menggerakkan kapalnya berdasar balok-balok dayung yang sudah ia susun.

Perahu Buru-Buru memang belum dirilis oleh Manikmaya Games. Dalam beberapa kesempatan seperti PlayDay atau PopCon Asia, Manikmaya selalu membawa prototype Perahu Buru-Buru untuk diuji cobakan.

Penasaran dengan macam-macam board game Indonesia yang akan dibawa ke Jerman seperti Perahu Buru-Buru ini? Mampir saja ke PlayDay dari Manikmaya sabtu ini.

[Bagian 1 – The Festivals dan Aquatico]
[Bagian 3 – Roket Raket dan Buto Ijo & Timun Mas]
[Bagian 4 – Acaraki dan The Art of Batik]

 

You may also like