Board Game Indonesia Tunjukkan Taringnya Lewat Konferensi Game dan Aplikasi Indonesia 2017

Board Game Indonesia Tunjukkan Taringnya Lewat Konferensi Game dan Aplikasi Indonesia 2017

Bandung (23/10). Hari Senin kadang membuat membuat lesu beberapa anak kuliah dan pekerja kantoran lantaran waktu bersantai mereka telah habis. Mereka harus kembali kekesibukan monoton selama kurang lebih lima hari lagi. Nampaknya hal di atas tidak berlaku bagi mereka yang bekerja di industri kreatif.

Di sebuah salah satu kampus kenamaan kota Bandung, digelar sebuah Konferensi Game dan Aplikasi Indonesia 2017. Acara ini merupakan agenda dari ID.GAGA 2017 yang digawangi oleh BEKRAF dan ITB. Mengambil tempat di gedung CRCS lantai 3 ITB, konferensi ini mengundang tidak hanya para pengembang game dan aplikasi namun juga beberapa instansi plus beberapa guru.

Suasana konferensi game dan aplikasi
Ruang konferensi game dan aplikasi penuh dengan peserta dan undangan | Foto: Boardgame.id

Konferensi ini mengangkat tema besar “Sosialisasi Grand Strategy dan Roadmap Pengembangan Ekonomi Kreatif Sub Sektor Game dan Aplikasi di Indonesia”. Jadi tentu beberapa fokus yang dibicarakan adalah paparan tentang kondisi ekonomi kreatif sub sektor game dan aplikasi dan bagaimana BEKRAF menyisiasati beberapa strategi untuk mendorong sub sektor tersebut.

Menariknya, tidak hanya Asosiasi Game Indonesia (AGI) dan Asosiasi Aplikasi (ASPILUKI) saja yang diangkat dalam bahasan konferensi yang dimulai dari jam 9 pagi. Asosiasi Pegiat Industri Board Game Indonesia (APIBGI) juga mendapat kesempatan untuk menyatakan eksistensi mereka.

Perancang Waroong Wars, Adhicipta R Wirawan, menjadi perwakilan APIBGI di panggung dan bercerita tentang kepopuleran board game di dunia dan kebangkitan board game Indonesia. Mas Adhi, sapaan akrabnya, banyak menjelaskan tentang bagaimana board game sangat menjamur di luar Indonesia.

Mas Adhicipta memulai presentasinya mewakili APIBGI dalam konferensi game dan aplikasi  | Foto: Boardgame.id

Suksesnya Exploding Kittens juga menjadi salah satu yang ia angkat, agar bisa menjadi contoh sekaligus harapan dari board game Indonesia. Mas Adhi juga berharap Bekraf mau mengulurkan tangannya, mempermudah kreator Indonesia untuk meluncurkan karyanya lewat situs galang dana seperti Kickstarter.

Tak lupa, mas Adhi juga menceritakan pengalaman bermain board game bersama keluarga. Menurutnya ada sesuatu dari board game yang tidak bisa dirasakan video game meskipun bisa dimainkan secara multiplayer.

“Ketika bermain video game bersama anak saya, saya memangkunya dan kami berdua melihat layar yang sama. Tapi sewaktu bermain board game, kami bisa saling bertatapan, melihat ekspresi anak secara langsung ketika dia marah karena kalah atau gembira saat menang melawan saya” Jelas mas Adhi.

Di akhir paparannya, mas Adhi menambahkan, board game juga bisa digunakan sebagai alat riset dan juga media pembelajaran. Selain Waroong Wars, mas Adhi juga tengah mengembangkan Linimasa, sebuah permainan kartu yang bisa membantu anak-anak sekolah dasar lebih mudah mengingat beberapa peristiwa dalam pelajaran sejarah.

Serunya lagi dari acara ini, tersedia area showcase untuk beberapa produk aplikasi dan game yang bisa dicoba pengunjung. Area Play Day juga menjadi salah satunya. Beberapa board game Indonesia seperti Waroong Wars, Bhinneka, Ayodya, Keris Tanding dan The Festivals bisa dimainkan di sana. Beberapa pengunjung juga terlihat memanfaatkan acara ini untuk menguji coba board game dan card game yang mereka kembangkan.

You may also like