Meski Sederhana, Booth Indonesia Banyak Menyita Perhatian Dunia [SPIEL Diary]
- HeadlineKabar IndustriKomunitas
- October 26, 2017
- 374
- 5 minutes read
Catatan perjalanan ini ditulis dan dikirimkan oleh Kang Emji dari Hompimpa Games untuk Boardgame.id
Messe Essen, 25 Oktober 2017, Novelty Day
Hari ini adalah novelty day atau business day. Tempat bertemu para creator dan publisher dengan distributor, media, juga ajang “mengintip” peluang licensing. Banyak hal yang bisa menjadi catatan bagi kami. Taat aturan adalah salah satunya. Misalnya Math Cat dari Hompimpa dan Perahu Buru Buru tidak bisa dibawa masuk ke novelty room karena tidak terdaftar di dalam daftar yang telah dikirim. Senggal Senggol Gg. Damai juga sempat ditahan karena terdaftar dengan nama Rural Jakarta. Beruntung, karena bisa menunjukkan nama desainer yang sama kami bisa memasukkannya.
Perjuangan datang tepat waktu, sehari sebelumnya tak sia-sia. Kami mendapat meja yang cukup strategis. Dua meja yang tesambung menjadi satu. Saya dan Andre Dubari (Manikmaya Games) yang bertugas di area novelty, sedangkan Mas Eko Nugroho dan Kevin bertugas untuk boardgame.id, menghadiri konferensi pers sekaligus berjejaring dengan beberapa pihak lain.
Business day berlangsung sekitar pukul 11 waktu Essen (pukul 16:00 WIB), tak berapa lama setelah jumpa pers. Treasure of Punakawan, Buto Ijo & Timun Mas, dan The Art of Batik banyak menyita perhatian banyak pihak karena memiliki token dan karakter yang unik. Beberapa distributor, boardgame review channel, dan pers, sempat mampir ke meja boardgame Indonesia untuk bertanya. Beberapa dari mereka bersedia untuk main dan mengunjungi booth Indonesia di Hall 8 C 144. Semoga akan ada banyak hal baik yang bisa terjadi.
Sekitar jam 1 siang, Andre Dubari, meninggalkan saya sendiri, untuk pitch beberapa game ke sebuah publisher di US. Ada kejadian unik saat saya sedang sendirian di novelty room. Seorang jurnalis dari Belanda, sempat menyangka saya adalah Rio Fredericco, karena dia tahu ini adalah booth Indonesia. Ternyata, 3 tahun lalu ia sempat main Mahardhika dengan Rio Fredericco.
Tepat jam 2 kami meninggalkan novelty day untuk bersiap di booth pameran. Kami harus berkejaran untuk merapikan barang dan menata booth kami yang sederhana. Booth dari sesama Negara Asia lain cukup menonjol. Teman-teman dari Taiwan Boardgame Designer memiliki area sekitar 6 x booth kami (sama seperti kami mereka bayar sendiri buat pameran, tapi bedanya tiket dan akomodasi mereka mendapat pendanaan dari pemerintah setempat), sedangkan dari Korean Boardgame memiliki booth yang luas dengan dekorasi yang sangat maksimal.
Booth kami sangat sederhana, kami hanya bisa membawa banner dan backdrop secukupnya (terima kasih teman-teman Manikmaya!) plus dua rak dan dua meja main. Meskipun bisa dibilang sangat minimalis, but it’s ok, kami coba berbuat yang terbaik saja. Kami yakin jika terkadang kesederhanaan memberikan kita ruang untuk berpikir lebih dalam dan lebih keras di masa yang akan datang.
Tak lama setelah kami beberes booth, datang 2 orang dari REPOS Production (, mereka sempat menanyakan beberapa games seperti The Art of Batik, Acaraki, Aquatico, The Festival, dan beberapa game. Mereka berjanji untuk kembali ke booth untuk mencoba bermain full.
Tak lama kemudian datang Stephan, owner Bunker Café di Gading, Serpong. Sayang perbincangan hangat kami dengan Stephan harus terpotong, karena area sedang dibersihkan. Kami nggak kuat dengan debu yang beterbangan. Sampai jumpa di hari berikutnya, Bro!
Tepat jam 16.00 (21:00 WIB) kami pulang, bersiap untuk esok hari dan beristirahat. Besok adalah hari pertama open for public. Kami beristirahat agar besok bisa fit, karena selain hari pertama open for public, esok hari punya janji bertemu dengan beberapa pihak lain. Salam.
Sukses selalu untuk industri board game Indonesia. Jangan lupa untuk selalu kunjungi Facebook page Boardgame.id dan Twitter @BoardgameID untuk dapatkan foto-foto terbaru seputar apa yang terjadi di SPIEL’17. Bisa juga search atau eksplor lewat tagar #Boardgameid