#CatatanDesainer : Kakak Teladan – dari Boardgamers untuk Boardgamers
- Designer LogOpini
- January 15, 2018
- 358
- 4 minutes read
Arisan. Meskipun kita mafhum bahwa ia sejatinya adalah uang kita sendiri, namun mendapatkannya selalu memberikan efek kejut, kejut yang menyenangkan. Namun dapat arisan tidak sebegitu menyenangkan buat teman saya, karena ia memakai uang arisannya untuk…
Membayar arisan!
Keren kan? Entah wangsit darimana, tapi ia nampak melakukannya secara sadar. Dapat arisan bulan ketiga, ia pakai untuk membayar arisan bulan empat, lima, dan seterusnya. Mindblown. Ingin rasanya berkata kasar, sampai saya sadari bahwa ternyata saya melakukan hal yang sama.
Pada 2016, kami mendapat kemewahan untuk memenangi Ring of Fire Boardgame Challenge melalui Candrageni. Selain kesempatan untuk dipublish, kami juga mendapatkan hadiah uang dengan jumlah yang lumayan. Kalau saja waktu itu kami investasikan ke bitcoin, mungkin tahun ini kami bisa berangkat ke Essen. Tapi sayang, kami malah menggunakannya untuk mencetak Kakak Teladan : Episode Belanja.
AWAL MULA
Kakak Teladan : Episode Belanja (Selanjutnya disebut Kakak Teladan) adalah buah kegalauan usai gelaran Boardgame Challenge 2015. Sebelum itu, tidak pernah terpikir untuk menjadi seorang desainer gim papan. Kami hanyalah penikmat. Mengkoleksinya pun tidak. Namun berkat tuntunan-Nya, kami menemukan kegembiraan lain dalam proses pembuatan sebuah gim. Sampai ketika kami merampungkan game pertama, kami saling bertanya : selanjutnya apa?
Kami sepakat untuk saling membuat prototype untuk direview, dan Kakak Teladan adalah prototype yang dibawa teman saya Hamzah. Objektifnya sederhana : membuat game yang bisa dimainkan dengan ketawa-ketiwi. Bagi saya yang cenderung menikmati game serius, membuat party game adalah kryptonite. Sulit. Tapi bagi teman saya yang passion nya ketawa, mungkin bukan soal. Terbukti dengan sekali tweak, hari itu kami sudah memiliki core party game yang cukup berhasil.
MENGAPA PARTY GAME?
Indonesia darurat party game. Berbeda dengan gamer’s game yang butuh pengenalan, party game bisa dibilang sudah memiliki tempat di Indonesia. Kafe dan tongkrongan sudah banyak menyediakan gim untuk dimainkan sembari ngopi dan ngobrol-ngobrol. Kebutuhannya ada, namun pilihannya masih itu-itu saja : jenga, uno, kartu remi. Kalau ini dibiarkan, bisa jadi dua puluh lagi tahun lagi anak cucu kita masih bermain jenga, uno, dan kartu remi. Generasi muda kita bisa menjadi kuper di pergaulan internasional. Ini bahaya dan membahayakan.
Padahal kita tahu, setiap tahunnya puluhan party game baru diterbitkan. Ketidakmampuan mereka melakukan penetrasi ke anak nongkrong Indonesia kami anggap sebagai peluang untuk menghadirkan karya. Kakak Teladan dibuat atas asas itu, dan memuat sebuah tujuan mulia : agar karya bangsa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
PENUTUP
Jadi, jika kamu kini yakin akan tugas mulia Kakak Teladan, sesungguhnya kamu telah musyrik sebelum beriman. Tentu saja kami berbohong. Tapi berbohong dengan tujuan mulia : menumbuhkan semangat kreator-kreator Indonesia. Terkait Kakak Teladan, perjalanannya sederhana saja : prototype kami ternyata asyik dan kami ingin makin banyak orang merasa asyik. Boom! Cetak. Kakak Teladan adalah produk demokrasi : dari boardgamers, untuk boardgamers.
Demikian yang bisa kami sampaikan, jika ada kekurangan ini datangnya dari kami dan segala kelebihan adalah kemurahan hati Yang Kuasa. Ingat ingat ya kak, jangan lupa beli!