Concerto: Ingatanmu Diuji untuk Menjadi Konduktor Terhebat [Review]

Concerto: Ingatanmu Diuji untuk Menjadi Konduktor Terhebat [Review]

  • Opini
  • December 17, 2018
  • 213
  • 12 minutes read

Dalam suatu konser orkestra, biasanya ada seseorang tidak memainkan musik namun tetap mencuri perhatian. Bahkan posisinya sering kali membelakangi penonton. Dia adalah pemimpin orkestra atau yang biasa disebut sebagai konduktor.

Di Indonesia sendiri ada beberapa konduktor terkenal seperti Addie M.S dan Erwin Gutawa. Sebagai orang awam, tentu kita tidak tahu seperti apa sulitnya berperan sebagai konduktor.

Komponen

Untungnya, Skellig Games tahun ini baru saja merilis board game pertama mereka yang berjudul Concerto. Di sini pemain diajak untuk berlomba menjadi konduktor mana yang paling tenar.

Lewat Concerto, inilah saatnya kamu bisa merasakan sendiri pengalaman menjadi konduktor dan membuktikan bahwa dirimu lah yang paling hebat. Seperti apa permainannya? Langsung saja, berikut review Concerto dari Boardgame.id:

GAMEPLAY OVERVIEW

Kehebatan pemain sebagai konduktor diuji di sini. Tiga pilihan kesulitan (mudah, sedang, sukar) musik klasik selalu tersedia untuk dipertunjukkan oleh para konduktor. Jika musik berjalan lancar, konduktor tidak melakukan gerakan yang salah maka konduktor tersebut akan mendapatkan poin.

Kartu musik dan instrumen yang dibutuhkan

Sebelum menampilkan pertunjukan musik klasik, pemain harus menyiapkan instrumen yang sesuai dengan kartu musik. Setiap kali pemain menambah instrumen baru ia juga harus mengambil balok gerakan.

Balok gerakan ini mempunyai gestur gerakan tangan yang nanti harus dihafal dan dipraktekkan oleh konduktor saat memulai pertunjukan. Sekali gerakan salah bisa membuat pemain kehilangan kesempatan memenangkan permainan.

AKSI & MEKANIK

Memori ternyata dipakai menjadi mekanik utama dalam game ini. Ada dua layer memori, pertama adalah mengingat gerakan dan yang kedua mengingat gerakan tersebut ada di instrumen mana.

Mengingat gerakan tidaklah sulit, hanya ada 6 gerakan sederhana. Tantangan dari game ini baru terasa jika pemain mencoba menggelar musik warna oranye (paling sukar). Di saat itulah pemain harus menghafal kurang lebih enam kartu instrumen.

Di awal-awal mungkin masih gampang karena ingatan masih segar, tapi lama-lama pasti buyar karena setiap kali pertunjukan berhasil pemain harus membuang satu instrumen. Artinya, akan ada gerakan baru kalau pemain menambah instrumen baru. Apakah kamu yakin tidak salah ingat gerakan yang baru dan bukan yang lama??

Selain menambah instrumen baru dan mencoba menggelar orkestra, pemain bisa juga memainkan kartu spesial untuk mengacaukan lawan. Ada sedikit unsur Take That tapi tidak terlalu jahat kok.

KOMPONEN & VISUAL

Sebagai game pertama, Skellig Games rupanya tidak ingin mengecewakan para penggemar board game. Dengan ukuran box yang tidak terlalu besar (mungkin seukuran Codenames), bobotnya cukup berat lho. Besar kemungkinan berat ini berasal dari balok-balok kayu.

Tersedia pula tongkat baton yang akan digunakan konduktor setiap kali ia menggelar pertunjukkan musik. Dengan begini, peranmu menjadi konduktor semakin lengkap.

Sebagai memory game, Concerto dibumbui ilustrasi dengan porsi yang pas. Tidak malah membuat pemain bingung. Setiap jenis-jenis instrumen juga tergambar dengan jelas.

REPLAYABILITY

Ada beberapa faktor yang membuat Concerto layak dimainkan berkali-kali. Pertama tentu dari segi memori itu sendiri, tanpa ada varian pun game memori selalu menarik untuk dimainkan.

Balok-balok gerakan nada diambil secara acak saat pemain menambah instrumen baru. Randomizer ini menjadi mekanik yang cerdik dan pas untuk game memori. Setiap kali bermain, kombinasi gerakan dengan kartu instrumen tentu berbeda.

Kedua, game ini juga memberi tambahan variasi berupa kartu Maestro. Kartu ini memberi sedikit aturan baru yang tersirat di setiap kartunya, seperti misalnya pemain harus berdiri saat memulai pertunjukan musiknya. Jika perintah ini dijalankan, selamat! pemain akan mendapatkan bonus 2 poin,  jika dinihilkan poin justru akan berkurang.

FINAL THOUGHT

Isa R. Akbar

Board game bisa banyak menarik perhatian orang-orang di sekitarnya biasanya dikarenakan adanya tiga alasan: Punya miniatur atau komponen mewah, Pemain tertawa (Gaduh), atau Banyak tingkah saat dimainkan. Concerto punya hampir semuanya.

Konduktor yang sedang memainkan tongkat baton untuk mengikuti balok gerakan nada mejadi sebuah adegan yang untuk ditonton. Tawa juga menyertai permainan ini karena lucu melihat pemain berlaga layaknya konduktor sungguhan.

Malah, tepuk tangan atau sorakan “booo” sering terdengar setiap kali ada pemain yang sedang mementaskan musiknya. Gamenya unik, saya suka!

Aughya Shandriasti

Board game dengan mekanik memori biasanya pilihan terakhir saat bermain, tapi tidak dengan Concerto. Adanya elemen gerakan membuat game ini menyenangkan dan seru saat eksekusi. Ditambah adanya kartu Maestro dan playlist musik-musik klasik yang menambah kesan tematik dalam game ini. Bravo!

Concerto menyertakan QR code yang akan membawamu ke pilihan aneka musik klasik

Senno Adi (Game Designer Math Cat)

Menyenangkan! Jarang aja ada memory game yang mengharuskan pemain mengingat gambar sekaligus gerakan. Alhasil, gamenya menjadi tidak garing dan tidak monoton. Tidak seperti game memori lain yang biasanya isinya hanya hafalan di mana letak token atau kartu. Applause! 

Akhir kata, tim Boardgame.id mengucapkan terima kasih banyak kepada Skellig Games yang telah memberikan review copy Concerto.

You may also like