Board Game Indonesia Punya Konten yang Kuat untuk Mendunia

Board Game Indonesia Punya Konten yang Kuat untuk Mendunia

Kontingen Indonesia mendapat dua kehormatan di London Book Fair (LBF) 2019. Pertama karena diberi kesempatan untuk menjadi Market Focus Country, yang kedua diberi kehormatan untuk melangsungkan talkshow di pameran LBF 2019. Bertajuk Playing the Game, talkshow ini membahas perkembangan industri board game di Indonesia bersama Ketua Umum Asosiasi Pegiat Industri Board Game Indonesia (APIBGI), Andre Dubari; Founder Hompimpa Games dan Boardgame Library Solo, Erwin Skripsiadi; serta perancang board game Mahardika dan Smong, Rio Fredericco.

Dalam talkshow tersebut disinggung perkembangan industri board game di Indonesia yang sangat menarik karena industrinya tumbuh secara signifikan, walaupun sebenarnya industri ini sebelumnya belum pernah digarap di negeri ini. Pendekatan board game Indonesia dengan mengangkat konten budaya juga menjadi unik. Moderator pun akhirnya mengajukan beberapa pertanyaan kepada para narasumber.

Dari kiri: Rio, Erwin, Andre, Moderator

Mengapa mengembangkan industri boardgame di Indonesia?

Andre: Karena kita ingin menghadirkan ruang bermain yang sehat untuk seluruh keluarga.

Bagaimana menyeimbangkan konten Indonesia dan upaya untuk menghasilkan profit?

Erwin: Tidak ada masalah karena konten Indonesia terbukti cukup bisa diterima di berbagai market.

Mengapa mengangkat tema tsunami (Board game Smong) – apakah ini memang jadi salah satu nilai yang ingin diangkat.

Rio: Pada dasarnya kami percaya bahwa jika kita mampu mengangkat nilai yang baik, maka game kita juga akan bernilai.

Rio: (mencontohkan board game Aquatico) Aquatico menjadi salah satu bentuk hasil kolaborasi dan bagaimana kita mengoptimalkan game untuk mengangkat sebuah isu (kompleks) menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.

Andre: (membahas berbagai aspek terkait cross media) Adaptasi komik menjadi game dengan contoh ghosty (Lelang Mania card game) untuk menunjukkan bahwa banyak potensi yang bisa dioptimalkan di Industri boardgame.

Suasana talkshow

Di Inggris game umumnya bicara digital, kenapa board game?

Andre: Kami tidak membedakan analog maupun digital tapi kami melihat potensi industri game yang semakin besar. Kita juga melihat potensi optimasi digital, teknologi ada untuk menambahkan konten lebih ke dalam game.

Apa yang melandasi dibentuknya boardgame library?

Erwin: Supaya lebih banyak orang bisa mengakses konten-konten Indonesia dan menyediakan media permainan yang bisa menyatukan seluruh keluarga.

Seluruh pembicara sepakat bahwa boardgame Indonesia adalah salah satu media untuk bisa mengutarakan berbagai konten Indonesia keseluruh dunia.

Menarik ya sesi bincang-bincangnya. Semoga dengan hadirnya board game Indonesia di London Book Fair, makin banyak mata yang melihat dan hati yang percaya board game bisa dimanfaatkan untuk membawa perubahan yang lebih baik.

Tahun ini LBF menunjuk Indonesia sebagai Market Focus Country, sebuah sebutan untuk negara yang terpilih menjadi tamu kehormatan. LBF masih berlangsung hingga 14 Maret 2019 di Olympia, London – Inggris.

Adapun agenda tanggal 15 Maret, para pegiat board game Indonesia yang terdiri dari penerbit, perancang dan pemilik board game cafe akan mengadakan sesi bermain board game di Draughts Waterloo (board game cafe).

Jika kamu punya kolega atau rekan yang sedang berada di London, ajak mereka untuk datang dan mengunjungi paviliun Indonesia di pameran atau ikuti sesi bermain board game Indonesia di Draughts Waterloo dengan mendaftarakan diri lewat tautan berikut: Registrasi Indonesian board game session.

You may also like