Pada Hari Minggu Kumain Board Game Bersama Keluarga
- OpiniPendidikan
- May 2, 2019
- 303
- 2 minutes read
Potret di atas ingin saya sebarkan di Instagram dan segenap media sosial lainnya: saya, istri dan anak-anak bermain board game bersama di meja makan pada sebuah hari minggu yang cerah.
Saya ingin bisa berbangga berteriak pada dunia bahwa kami, keluarga kami, adalah keluarga yang bermain bersama. “The family that plays together, stays together!” ujar saya memplesetkan sebuah pepatah lama.
Kenyataannya? Hidup itu tidak seindah foto di Instagram atau postingan di Facebook.
Kadang saya yang –setelah lelah semingguan hilir-mudik atas nama pekerjaan — pertahanan emosinya rapuh sehingga tidak sabaran dalam membujuk anak dan istri bermain.
Kadang saya yang merasa putus asa karena: kok mainnya tidak semeriah yang didengung-dengungkan ya?
Tapi tidak pernah. Rasanya sih tidak pernah. Saya kehilangan keinginan untuk melakukan itu. Dan biasanya, kalau terwujud, saya malah tidak punya keinginan kuat untuk posting ke media sosial.
Karena sesi bermain board game itu menjadi semacam ritual yang sakral. Ritual yang cukup dengan dirinya sendiri sehingga tidak perlu disebar-sebar.
Atau, mungkin saya yang terlalu pelit untuk membagikannya?
Keluarga saya pernah bertanya, apa yang saya inginkan sebagai kado ulang tahun. Saya tidak pernah menjawab. Tapi dalam hati jawabannya cuma satu: kesempatan untuk bermain board game bersama setiap waktu luang. Kado yang saya tahu terlalu muluk dan sulit untuk diwujudkan.
Tidak, saya bukan sedang mengeluhkan keadaan. Saya menikmati setiap detik bersama keluarga, apapun situasi dan kondisinya. Jujur lho. Ini bukan jaim-jaiman atau terpaksa menulis begini karena takut dibaca oleh anggota keluarga.
Buat saya, hidup itu jadi makin seru saat diwarnai oleh kebetulan-kebetulan yang menyenangkan. Dan bermain bersama keluarga pun demikian, kadang muncul sebagai kebetulan yang menyenangkan.
♫ ♪ Pada hari minggu kumain board game bersama. Ambil kartu, lempar dadu, ku giliran pertama. Ku duduk sambil berpikir, otak ku bekerja. Melangkah segera sabar menunggu giliran. Hei! Tok tik tak tik tok tik tak tik tok! Hei! Tok tik tak tik tok tik tak tik tok suara dadu tua! ♪ ♫