Anak-Anak Bisa Belajar Memilah Sampah Lewat Card Game Wilah
- HeadlineKabar GamePendidikanSejarah
- July 18, 2019
- 586
- 4 minutes read
Mengubah sikap orang-orang untuk tidak membuang sampah sembarangan mungkin perlu usaha ekstra karena sudah menjadi kebiasaan. Tapi, kalau tidak segera diperbaiki akan membuat lingkungan jadi tidak sehat. Hanya saja, permasalahannya tidak sebatas mau buang sampah, tapi memilah sampah juga menjadi problematika.
Sampah-sampah perlu dipilah antara sampah organik dan anogranik. Alasannya ada beberapa: supaya sampah organik lebih mudah terurai, mengurangi bau tak sedap dan sebagainya. Anak-anak harus mulai diajari tentang memilah sampah karena merekalah generasi penerus kita.
Agar lebih asik belajar tentang pilah-pilah sampah, Ryan Sucipto menciptakan sebuah permainan kartu berjudul Wilah. Ryan merupakan pendiri dari Social Designee, organisasi nirlaba berbasis kreativitas yang bertujuan untuk mengembangkan ekosistem sosial yang positif kepada anak muda di Indonesia.
Wilah menjadi salah satu board game yang ditampilkan dalam gelaran BEKRAF Game Prime 2019 akhir pekan kemarin. Boardgame.id hadir di pameran game Indonesia terbesar hari pertama dan menyempatkan untuk menjajalnya.
Baca juga: 6 dari 14 Pengembang Board Game Indonesia Ini Perdana Tampil di BEKRAF Game Prime 2019
“Indonesia sudah jadi juara dua dalam menghasilkan sampah terbanyak di dunia. Saatnya kita jadi juara satu dalam memilah dan mengolah sampah terbaik di dunia. Dimulai dari edukasi yang menyenangkan sedini mungkin,” Ujar Ryan saat ditanyai Boardgame.id mengapa anak-anak perlu belajar pilah sampah sejak dini.
Wilah card game memiliki tiga jenis kartu: Kartu Sampah Organik (warna hijau), Kartu Sampah Plastik (warna oranye), dan Kartu Sampah Kertas (warna biru). Kartu Permainan dibagi ke dalam tiga ronde. Dalam setiap rondenya, satu tumpuk kartu akan dibagikan sampai habis ke semua pemain dalam keadaan tertutup.
Baca juga: Area Board Game Indonesia Jadi Area Paling Nyaman di BEKRAF Game Prime 2019
Bergantian pemain membuka kartu dari tumpukannya masing-masing dan dibuang ke area tengah permainan. Karena semua kartu adalah kartu sampah, ceritanya pemain membuang sampah ke tempah sampah (area tengah permainan.
Hal ini dilakukan sampai ada tiga sampah yang jenisnya sama, atau saat muncul dua gambar yang sama (semuanya harus berurutan). Begitu salah satu kondisi tadi terjadi, semua pemain berlomba menepuk area tengah dengan meneriakkan kata “Wilah!”. Pemain yang pertama menepuk akan mengumpulkan kartu sejenis dari tempat sampah untuk dijadikan poin.
“Rasanya akan bermanfaat sekali jika Wilah bisa diterapkan untuk mengajarkan anak-anak memilah dan mengolah sampah di berbagai sekolah. Semoga Wilah bisa jadi karya yang bermanfaat, persembahan dari kami anak muda untuk masyarakat dan alam di Indonesia,” tutur Ryan mengungkapkan harapannya untuk Wilah.
Pelajaran yang bisa diambil dari permainan ini, pemain diajak untuk memahami mana sampah plastik, kertas atau organik. Hanya dengan begitu pemain baru bisa mendapatkan poin. Bayangkan setelah bermain Wilah bersama anak, lalu mereka cerita pas buang sampah “Mah/Pah, yang ini sampahnya nggak boleh digabung, karena jenisnya beda,”. Bukankah akan jadi suatu hal yang indah?
Saat ini Wilah sudah bisa dipesan dengan menghubungi Instagram @wilah.cardgame atau @socialdesignee. Satu boxnya dibandrol cukup murah, hanya Rp65.000 saja.
Nah! Board game asli Indonesia nggak cuma ada Wilah saja lho! Masih ada banyak judul board game Indonesia lainnya, daftar selengkapnya bisa kamu lihat di Katalog Board Game Indonesia.