Di Mata Dunia, Board Game Dengan Konten Indonesia Itu Unik, Segar dan Laku

Di Mata Dunia, Board Game Dengan Konten Indonesia Itu Unik, Segar dan Laku

Saat ngobrol dengan beberapa komunitas board game dunia, beberapa di antara mereka mulai merasa jenuh dengan tema yang ada saat ini. Coba lihat saja board game bertema seperti zombie, viking, dan fantasi jumlahnya sudah tak terhitung.

Indonesia pertama kali memperkenalkan board game karya anak bangsa ke audiens internasional pada ajang SPIEL 2014 di Essen, Jerman. Kala itu penerbit asal Bandung, Manikmaya Games, membawa Mat Goceng dan Mahardika yang semuanya memuat konten Indonesia.

Indonesia di Essen SPIEL 2017 | Foto: Kevin/BGID

Mat Goceng hadir dengan karakter khas betawinya dan Mahardika tentang perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Respon yang diutarakan pengunjung bervariasi. Namun satu hal yang pasti, mereka mengakui keunikan konten Indonesia. Tidak ada yang seperti ini di Eropa.

“Karakter-karakternya berbeda dan memberikan suasana segar sebagai game yang bukan Eropasentris,” ujar Nicole Jekish, dari Across the Board Games saat mengulas Mat Goceng.

Selepas dari sana, mulai banyak pengembang dan penerbit board game yang mengambil tema khas Indonesia. Contohnya seperti Waroong Wars tentang kuliner Surabaya, The Art of Batik tentang proses membatik hingga The Festivals tentang perayaan-perayaan unik yang ada di nusantara dan lain sebagaiknya.

Baca juga: Perlu Nggak Sih Board Game Indonesia Ikut Pameran di Luar Negeri?

Konten Indonesia apakah laku di luar negeri?

Tentu saja! Indonesia kembali unjuk gigi ke SPIEL 2017 di Jerman dan semua board game Indonesia yang dibawa ludes di hari ketiga dari total lima hari pameran. Tidak sampai di situ, setahun berikutnya industri board game Indonesia mendapat dukungan langsung dari Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF).

booth Indonesia tampilkan konten Indonesia
Booth Archipelageek di Essen SPIEL 2018 | Foto: Isa R. Akbar/BGID

Ya! Kontingen Indonesia memperoleh booth di SPIEL 2018 seluas 66 m2 berkat dukungan BEKRAF. Dengan booth yang lebih luas, sebanyak 24 judul board game hasil kurasi dipamerkan di depan 190.000 pengunjung SPIEL selama empat hari. Sama seperti tahun sebelumnya, beberapa board game Indonesia ludes terjual.

Baca juga: Ludes! Board Game dari Indonesia Terjual Habis di Hari Ketiga Pameran Board Game di Jerman [Kabar SPIEL]

Menariknya lagi, salah satu judul board game Indonesia yang berjudul Buto Ijo dan Timun Mas akan didistribusikan ke 26 negara oleh penerbit asal Perancis. Bisa kamu bayangkan, betapa mengharukannya cerita rakyat Indonesia akan bisa dinikmati oleh masyarakat dunia dalam wujud board game.

Prosesi upacara penandatanganan kerjasama dengan Blue Orange, penerbit asal Perancis | Foto: Isa R Akbar/BGID

Mungkin, tema dan konten Indonesia adalah daya tarik utama dari board game Indonesia. Menjadi senjata utama jika harus bersaing dengan 1.500 judul board game baru yang rilis di SPIEL setiap tahunnya. Banyak hal dari suku, adat, budaya, cerita, kuliner hingga sejarah Indonesia yang masih bisa diulik dan dijadikan board game. Bahkan kalau kembali ke cerita rakyat, Timun Mas baru salah satunya. Masih ada cerita Malin Kundang, Tangkuban Perahu, dan lain sebagainya.

Tahun ini, Indonesia akan kembali berpartisipasi mengikuti SPIEL 2019. Pendaftaran karya yang nantinya menjadi representasi kontingen Indonesia masih dibuka hingga tanggal 5 September mendatang. Mumpung masih sempat, yuk daftarkan board game buatanmu melalui tautan berikut: http://bit.ly/daftar-archipelageekspiel2019

Ada banyak board game Indonesia yang seru-seru. Kamu bisa mencari informasinya melalui halaman Katalog Board Game Indonesia.

You may also like