Tips Merancang Board Game Kooperatif – Bagian 2 [Bedah Board Game]
- Designer LogHeadlineNgobrol GameOpini
- October 1, 2019
- 325
- 8 minutes read
Melanjutkan bahasan sebelumnya tentang “Mengenal Mekanik Kooperatif” yang lebih banyak membahas tentang dasar permainan kooperatif dan jenis-jenisnya. Artikel berikut merangkum paparan Isa Rachmad Akbar (perancang The Festivals, Business Craft dan Akatara) mengenai tips merancang board game kooperatif yang disampaikannya dalam sesi Bedah Board Game hari Sabtu lalu (28/09).
Baca juga: Mengenal Mekanik Kooperatif – Bagian 1 [Bedah Board Game]
Langsung saja, apa saja sih hal-hal yang perlu diperhatikan apabila ingin merancang board game kooperatif?
Pertama, pastikan permainan memiliki tujuan yang harus dicapai bersama ditambah dengan menyebutkan beberapa kondisi yang bisa membuat pemain kalah. Kemudian, penting sekali untuk memperhatikan interaksi antar pemain. Untuk meningkatkan interaksi bisa dengan tidak menyembunyikan informasi alias semua informasi dilihat semua pemain. Misalnya, pemain tidak memegang kartu dan kartu yang didapat selalu diletakkan secara terbuka di depannya.
Dengan terbukanya informasi pemain bisa saling merespon, memberi saran atau membuka diskusi saat hendak menjalankan aksi. Bisa juga sih membatasi informasi yang memancing komunikasi agar pemain bertanya apa yang dimiliki rekan satu timnya. Hanya saja, “bertanya” hanya akan memperlama durasi permainan, dibandingkan ketika pemain bisa melihat informasi tersebut dengan sendirinya.
Kedua, saat merancang board game kooperatif perlu diperhatikan juga level design atau tantangan yang akan dihadapi pemain. Tingkat kesulitan dari setiap tantangan juga perlu disesuaikan dan usahakan cukup seimbang. Jangan sampai tantangan yang diberikan terlalu gampang yang akhirnya para pemain pun jadi mudah memenangkan permainan, jangan juga terlalu sukar agar pemain meski kalah Ia memiliki keinginan mencobanya lagi sampai menang.
Menghadirkan tantangan dalam permainan
Yang namanya kerjasama, pasti ada hal yang membuat para pemain gusar atau dilematis dalam menentukan prioritas. Beberapa hal berikut mungkin dapat dijadikan acuan dalam membuat pemain gusar:
- Buat para pemain tersebar atau menyebar, jangan biarkan mereka terlalu sering berada di dalam satu posisi atau keadaan/kondisi yang sama. Dengan tersebar, para pemain akan terpaksa bagi-bagi tugas, siapa harus melakukan apa. Ketika satu pemain merasa sendiri dan dengan keadaan yang sulit diselesaikan seorang diri, hal ini sudah menjadi sebuah tantangan. Kemampuan problem solving mereka akan diuji di sini.
- Timbulkan rasa panik. Apabila sebuah masalah/tantangan/keadaan buruk dibiarkan begitu saja atau ketika gagal diselesaikan munculkan kondisi yang kurang menyenangkan. Semacam penalti. Jika para pemain tidak segera meredamnya, keadaan akan makin runyam.
- Membatasi aksi, informasi atau komunikasi. Keterbatasan akan memberikan tantangan sekaligus rasa panik. Mau tidak mau pemain akan semakin berhati-hati dalam menjalankan aksi. Jika nekat antara berhasil karena beruntung atau malah membawa petaka baru.
Tantangan saat merancang
Merancang board game kooperatif ada tantangannya sendiri. Ada beberapa hal yang musti diperhatikan, antara lain:
- Meminimalisir alpha player. Alpha player merupakan istilah di mana ada satu pemain yang mengatur semuanya. Ia menjadi pemain dominan. Dalam kasus kooperatif game, alpha player perlu ditekan agar semua pemain bisa berkontribusi dengan porsi yang relatif sama. Menurut Isa, ada dua hal yang bisa meredam alpha player agar tidak dominan:
1. Memberikan peran leader/pindah start player di akhir giliran. Leader ini lah yang akan memegang semua keputusan. Meski ada alpha player, namun keputusan akhir ada di tangan leader. Peran leader sebaiknya bisa dirasakan oleh setiap pemain agar adil
2. Aksi simultan. Aksi yang dilakukan secara bersamaan akan membuat alpha player tak bisa berbuat banyak. Hal ini dikarenakan aksi yang simultan biasanya tidak banyak memberikan banyak waktu untuk saling berkoordinasi dan apalagi pemain diburu waktu. Contoh permainan kooperatif dengan aksi simultan ada dalam board game Escape: Curse of the Temple, Magic Maze dan Zombie 15′ beberapa yang lain. - Memberikan ending yang memuaskan. Hal ini tentu berkaitan juga dengan tema yang di bawa. Semakin nyambung tema dengan tujuan dan juga gameplay, pemain akan merasa semakin tersedot ke dunia dalam game tersebut dan menjiwainya. Apabila perancang bisa menciptakan momen-momen kemenangan di mana para pemain menang tipis, hal ini akan membuat pemain tegang sekaligus bangga.
- Menciptakan replayability yang tinggi. Sebisa mungkin buat rancanganmu membuat pemain mau lagi memainkannya. Entah mungkin penasaran karena sebelumnya kalah, atau menang tapi ingin lebih. Lebih maksudnya menjajal tingkat kesulitan yang berikutnya. Untuk itu penting juga membuat rancanganmu cukup fleksibel untuk diatur tingkat kesulitannya. Cara meningkatkan replayability bisa juga dengan menawarkan objektif baru, misalnya ada beberapa skenario dengan objektif yang berbeda atau manfaatkan saja unsur random pada kartu atau dadu saat bermain.
- Tak kalah penting, usahakan pemain selama permainan tidak tertebak atau terbayang bahwa mereka akan menang ataupun kalah. Tantangan-tantangan yang diberikan harusnya akan membuat mereka panik dan mungkin sempat putus asa. Tapi bila tantangannya terselesaikan mereka mungkin akan mendapat reward yang membuat mereka merasa masih punya harapan tapi belum tentu akan menang juga.
Baca juga:
Jadi tertantang merancang board game kooperatif?
Jangan lupa, hingga akhir Oktober ini pendaftaran karya untuk Kompetisi Rancang Board Game bertema Sustainable Development Goals (SDGs) masih dibuka. Untuk bisa sustain atau memberikan dampak yang berkelanjutan tentu perlu peran dari banyak pihak, board game kooperatif bisa menjadi pilihan karena tujuan SDGs bukan untuk saling menjatuhkan, melainkan kerjasama.
Temukan informasinya di sini: Rancang Board Game Bertema Sustainability Berhadiah Puluhan Juta Rupiah