Ingin Mengenalkan Boardgame ke Orang Baru? Coba Tips Ini!
- HeadlineKomunitasOpini
- December 31, 2019
- 341
- 6 minutes read
Tak diragukan lagi bahwa Boardgame makin mendapat tempat di masyarakat luas, tak terkecuali di Indonesia. Setiap tahunnya, komunitas-komunitas dan kafe boardgame baru bermunculan. Banyak institusi mulai tertarik mengadopsi boardgame untuk mendukung aktivitas hariannya, menegaskan bahwa ia dapat menjadi media yang begitu powerful jika dimanfaatkan dengan tepat.
Untuk mengenalkan potensinya, berbagai komunitas dan penikmat Boardgame secara rutin mengadakan sesi bermain dan mengajak orang-orang baru untuk bergabung. Namun tak jarang upaya ini pupus karena kita terburu-buru mengajak main atau mengenalkan gim yang salah kepada sang target. Apakah kamu salah satu yang pernah mengalaminya? Jika ya, mungkin beberapa tips di bawah ini bisa kamu coba :
- Kenali Target dan Sesuaikan Gimnya
Pahami bahwa setiap orang memiliki preferensi dan sudut pandang yang berbeda tentang gim. Jika targetmu adalah digital gamers, memperkenalkan Boardgame dengan tema yang dekat dengan gim favoritnya akan membuat penawaran kita lebih mudah diterima. Namun sebaliknya, jika target kita adalah orangtua atau pengajar, gim-gim dengan educational value mungkin lebih efektif sebagai media perkenalan.
Seringkali kita terlalu excited dan memperkenalkan gim-gim yang kita suka, berharap orang akan menikmati gimnya seperti halnya kita. Namun tak jarang upaya ini justru memberikan pengalaman buruk karena preferensi target yang jauh berbeda dengan kita. Dalam posisi ini, mengembalikan ketertarikan orang yang pernah mendapat pengalaman buruk akan jauh lebih sulit dibanding mengajak orang baru. Jadi hati-hatiĀ ya!
- Jangan Terburu-buru Mengajak Main
Dari pengalaman kami, setidaknya ada tiga fase ketertarikan calon pemain yang membutuhkan perlakuan unik di tiap fasenya. Tiga fase tersebut adalah Tahu, Coba, dan Mau.Ā Untuk mengenalkan Boardgame secara efektif, kita harus memahami di fase mana target kita saat ini dan menyesuaikan perlakuan kita kepadanya.
Di Fase Tahu, target belum memiliki awareness terhadap boardgame yang ingin kita perkenalkan. Prioritas di fase ini adalah semaksimal mungkin membuat target tertarik dengan boardgame yang kita bawa. Caranya adalah dengan mengkomunikasikan aspek menarik dari gimnya. Kita bisa mulai dari aspek tema, mekanik, atau bahkan value edukasi. Setelahnya kita dapat menilai apakah target tertarik atau tidak. Jika belum, kita bisa yakinkan lebih lanjut atau memberikan alternatif gim lainnya.
Tentu saja melakukan hal ini akan lebih mudah jika gim yang kita pilih sebelumnya sudah disesuaikan dengan latar belakang dan minat target kita. Inilah mengapa mengenali target menjadi penting!
Setelah target tertarik, saatnya untuk memasuki fase kedua yaitu Coba. Di fase ini, kita bisa mulai tunjukkan garis besar permainan dan menawarkan target untuk mencoba gimnya. Seperti halnya mencicipi makanan, āmencicipiā gim tidak perlu dilakukan sampai kenyang / selesai. Lakukan satu-dua ronde untuk memberikan gambaran main, dan kita bisa menangkap apakah sang pemain tertarik untuk melanjutkan atau tidak. Tak perlu memaksakan main sampai selesai.
Jika di tahap Coba sang target terlihat menikmati, artinya ia sudah siap untuk masuk fase Mau. Mau dalam hal ini bisa jadi mau untuk menyelesaikan gimnya, atau mau untuk membeli. Di fase ini, pastikan sang target mendapatkan pengalaman main yang baik di akhir permainan. Jika kita bisa membawa sang target sampai titik ini, akan lebih mudah untuk mengajaknya ke sesi-sesi main kita selanjutnya.
- Fokus ke Penerimaan Terbaik
Potensi penerimaan boardgame akan sangat berbeda di lingkungan yang berbeda juga. Ada yang efektif memulai dari keluarga dan komunitas (circle) kecil, namun ada juga yang berhasil menghijrahkan para pemain Trading Card Game (TCG) lebih dulu ketimbang yang lain. Pilih sasaran yang paling baik penerimaannya dan fokus. Jika kamu coba memperkenalkan boardgame ke teman-teman namun penerimaannya belum memuaskan, coba beralih ke komunitas lain di lingkunganmu. Komunitas seperti gamers, pendidik, siswa, bahkan lembaga-lembaga formal bisa kamu gandeng untuk membantumu memperkenalkan boardgame lebih luas.
Demikian tips yang bisa kamu praktekkan saat mengenalkan boardgame ke orang baru. Jangan putus asa jika menemui jalan buntu, karena bisa jadi kamu hanya belum bertemu orang yang tepat. Lagipula, tidak mungkin juga memaksa semua orang untuk menikmati boardgame.
Selamat mencoba, dan semoga berhasil!