Ke Sekolah Tanpa Tas, Murid Jadi Lebih Bersemangat

Ke Sekolah Tanpa Tas, Murid Jadi Lebih Bersemangat

Murid-murid Pimpri-Chinchwad Municipal Corporation tetap masuk sekolah di hari Sabtu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Bedanya, mereka tidak membawa tas sekolah dan bisa memilih berbagai kegiatan seperti bermain permainan di dalam maupun luar ruangan, menggambar dan melukis, bernyanyi hingga bermain alat musik.

Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek “School Without School Bags” atau sekolah tanpa tas sekolah. Proyek ini bertujuan untuk membawa kebahagiaan saat pergi ke sekolah sambil mendukung bakat yang dimiliki murid.

Para murid tidak perlu membawa tas ke sekolah pada hari Sabtu ke-dua dan empat tiap bulannya. Hingga saat ini, “School Without School Bags” telah diimplementasikan di 15 TK dan SD di berbagai daerah, antara lain Pimple Gurav, Bhosari Gaonthan, Indrayani Nagar dan Landewadi.

Shubham Gaikwad, seorang murid di Marathi Medium School mengatakan, “(Saya) sangat suka bernyanyi sehingga saya masuk ke kelas menyanyi di sekolah. Benar-benar sebuah pengalaman yang berbeda.”. Twinkle Agarwal dan Sangam Shakya yang bersekolah di Thergaon mengaku senang dengan kegiatan tersebut. “Kami sangat senang membuat kerajinan tangan seperti membuat rumah dan tempat pensil dari stik es krim”, ujar mereka.

Nivrutti Shinde, kepala sekolah Pimpri-Chinchwad Municipal Corporation mengatakan, “Murid banyak yang tidak ingin ke sekolah karena beratnya tas sekolah yang dibawa. Dengan adanya proyek ini, kami ingin membawa kembali kebahagiaan murid saat datang ke sekolah,”

Image result for chess
Murid-murid bermain Catur dipandu oleh guru | Foto: Times of India

Kepala sekolah Marathi Medium School, Ranjana Balkawade, mengatakan hal yang senada kepada Times of India. “Sebelumnya, hanya 60-65% murid yang hadir ke sekolah di hari Sabtu. Tapi setelah proyek dijalankan, kehadiran murid meningkat menjadi 80%. Sekolah menyediakan berbagai pilihan kegiatan, seperti olahraga, menyanyi, menari, seni dan kerajinan sehingga anak bisa bebas melakukan kegiatan yang diinginkan.”

Coba bayangkan jika sekolah-sekolah di Indonesia bisa mengadopsi program di atas. Tak perlu muluk-muluk, dimulai dengan sebulan sekali tanpa membawa tas misalnya. Kemudian sama dengan yang sudah dipraktekkan di India, murid-murid bebas melakukan kegiatan yang mereka inginkan. Bisa juga dengan menyisipkan sesi bermain board game, didampingi oleh para guru.

Belajar dengan game ataupun board game sebenarnya bukanlah hal baru. Pendekatan game-based learning di sekolah sudah pernah dipraktekkan oleh pak Nunuk Riza Puji dari SMA 1 Petungkriyono di Jawa Tengah. Rekan-rekan dari Ludenara, malah pernah juga membuat program Gameschooling, yang mengajak murid-murid belajar lewat board game selama tiga jam sudah termasuk sesi pengenalan, bermain, diskusi serta evaluasi dengan menggambar.

Perlu diingat, peran guru dan sesi diskusi penting untuk tetap membawa sesi menjadi lebih positif dan bermanfaat bagi murid. Pemilihan board game juga tak kalah penting. Ingin mengajarkan murid tentang sejarah? Ada Linimasa atau ingin mengajarkan murid tentang lingkungan hidup terutama di ekosistem perairan? Ada Aquatico.

Semua board game Indonesia yang seru di atas bisa didapatkan di Galeri Board Game Indonesia yang beralamat di PlaySpace by Boardgame.id, Jalan Sukanagara no. 31, Antapani. Bandung. Mau melihat daftar judul atau ingin membeli board game Indonesia secara online, kunjungi halaman katalog berikut:

Ada sekolah di Indonesia yang tertarik menerapkan hari tanpa tas?

sumber: Times of India

You may also like