Bedanya Bribery, Betting, Bidding, dan Bluffing dalam Board Game

Bedanya Bribery, Betting, Bidding, dan Bluffing dalam Board Game

Menyambung bahasan resource management yang sebelumnya pernah diulas di Boardgame.id, penggunaan resource atau sumber daya dalam board game bisa bermacam-macam. Paling umum tentu untuk sebagai syarat untuk membangun (building), tapi tidak sampai situ saja. Resource management bisa digabung juga dengan mekanik bribery (menyogok), betting (bertaruh), bidding (lelang), ataupun untuk bluffing (menggertak). Ada yang bingung dengan istilah-istilah ini? Yuk, mari kita bahas satu per satu.

Jika kamu belum membaca bahasan tentang resource management, ini adalah waktu yang tepat. Simak artikel Mengenal Resource Management dalam Board Game (bagian 1) dan Berapa Banyak Jenis Sumber Daya? (bagian 2).

1. Bribery (menyogok)

Tentu ini adalah perbuatan tercela jika kamu melakukannya di kehidupan nyata, tapi hal ini bisa menjadi seru kalau menjadi salah satu unsur dalam sebuah board game. Permainan yang menggunakan mekanik ini biasanya membutuhkan sumber daya, sebagai bayaran untuk mendapatkan “izin” berupa aksi atau bonus dari pemain lain.

Biasanya pemain akan memberi sogokan pada pemain lain untuk menggunakan aksi atau kartu tertentu yang, dan jika pemain lain tersebut menerima sogokan artinya Ia memberikan kesempatan kepada si pemberi suap untuk melakukan aksi atau mendapatkan kartu. Aksi menyogok juga dapat menjadi bagian dari mekanik Negosiasi, karena pemain dapat menawarkan sogokan yang mungkin mengikat atau tidak.

Contoh board game populer yang memanfaatkan mekanik ini di antaranya: Sheriff of Nottingham (2014), Santiago (2003), Power Struggle (2009) dan lainnya. Board game Indonesia dengan mekanik bribery: Mat Goceng (2014).

Melancarkan aski menyogok dalam Sheriff of Nottingham

2. Bidding (lelang)

Mekanik ini mengharuskan pemain untuk mengajukan penawaran, biasanya berupa uang, pada barang, kartu atau sumber daya yang bisa memperkuat posisi pemain dalam permainan saat itu juga atau di putaran-putaran berikutnya.

Lelang dimulai dengan pemain secara bergiliran menempatkan tawaran pada item yang diberikan, pemain berikutnya harus menawarkan nominal yang lebih banyak dari pemain sebelumnya jika ingin mendapatkan item tersebut. Penawaran demi penawaran terus berlanjut sampai satu pemenang (penawar tertinggi) ditetapkan. Biasanya pemenang mengambil kendali atas item yang ditawar.

Proses lelang juga bisa dimodifikasi dengan aturan-aturan tertentu, misalnya penawar hanya boleh mengajukan penawaran minimal selisih 20 koin dari sebelumnya, atau pemain hanya boleh menawar dengan memainkan 2 kartu uang, yang satu jadi puluhan yang satu jadi satuan.

Contoh board game populer yang memanfaatkan mekanik ini di antaranya: Power Grid (2004), Five Tribes (2014), Ra (1999) dan lainnya. Board game Indonesia dengan mekanik bidding: Lelang Mania (2018).

Lelang sampai khilaf

3. Betting (bertaruh)

Pada mekanik ini, pemain diminta untuk bertaruh menggunakan uang-uangan atau sumber daya yang ada dalam permainan untuk mendapatkan suatu barang, wilayah, skor, atau jumlah uang yang lebih besar. Tentu aksi ini biasanya memiliki resiko, uang atau sumber daya yang dipertaruhkan bisa hilang kalau hasil akhirnya meleset.

Misalnya dengan mempertaruhkan 10 koin, pemain bisa mendapat tambahan 50 koin apabila dia selesai di posisi yang dipilihnya, jika ternyata posisinya tidak sesuai maka 10 koinnya hangus dan 50 koin hanya impian belaka.

Sebenarnya mekanik betting sangat erat hubungannya dengan bluffing karena hampir semua betting biasanya ada yang disembunyikan. Entah itu jumlah taruhannya, atau item yang diincarnya. Oleh karenanya pemain biasanya terpaksa menggertak, mengecoh atau menipu lawan agar tujuannya tidak diganggu lawan.

Contoh board game populer yang memanfaatkan mekanik ini di antaranya: Tichu (1991), Downforce (2017), Camel Up (2014) dan lainnya. Board game Indonesia dengan mekanik betting: The Festivals (2017), Cenayang (2019).

Baca juga: Cenayang: Tebak-Menebak Seru Tabiat Teman [Review]

Aksi bertaruh dalam Cenayang

4. Bluffing (menggertak)

Bluffing sebenarnya adalah sebuah aksi yang mendorong pemain untuk menggertak lawan dengan mengecoh, atau menipu agar tujuan tercapai. Semua permainan dengan mekanik bluffing memiliki elemen informasi yang tersembunyi (rahasia) di dalamnya.

Informasi yang abu-abu inilah yang dimanfaatkan pemain untuk meraih posisi yang lebih tinggi. Bluffing juga bisa masuk dalam seni berpura-pura. Misalnya pura-pura memiliki sumber daya kayu padahal tidak, namun Ia menipu lawan dan mengaku sebaliknya untuk bisa mendapatkan yang dia inginkan.

Contoh board game populer yang memanfaatkan mekanik ini di antaranya: Tichu (1991), Downforce (2017), Camel Up (2014) dan lainnya. Board game Indonesia dengan mekanik bluffing: Wowo Wiwi (2016), Bluffing Billionaires (2018).

Baca juga: Bluffing Billionaires: Paling Kaya? Ah Paling Cuma Menggertak [Review]

Wowo-Wiwi penuh aksi tipu-menipu

Ada banyak board game Indonesia yang tak kalah seru dengan board game keluaran negara-negara lain. Kamu bahkan bisa membeli Bluffing Billionaires dan Wowo Wiwi dengan mengunjungi halaman katalog di bawah ini, bisa langsung dikirim tanpa kamu harus keluar rumah. Tapi sebelum itu, jangan lupa untuk subscribe channel Youtube Boardgame.id agar kami tidak ketinggalan video seru selanjutnya ya!

You may also like