Bisakah Mengasah Critical Thinking Anak Dengan Bermain Board Game?
- HeadlinePendidikan
- May 14, 2020
- 333
- 5 minutes read
Board game menyuguhkan banyak sekali manfaat, baik untuk keluarga maupun anak. Bagi keluarga, board game bisa menjadi media yang memberikan kesempatan berkumpul. Sedangkan untuk anak, bermain sendiri menjadi hal yang mereka sukai, ditambah lagi board game bisa membuat mereka tumbuh menjadi individu yang lebih baik. Seperti yang akan kita bahas di sini, apakah board game bisa mengasah critical thinking atau cara berpikir kritis pada anak?
Baca juga: 9 Alasan Anak Harus Lebih Sering Main Board Game Daripada Game HP
Sebuah studi (Gobet dan Campitelli, 2006) menunjukkan bahwa pemain catur yang baik juga membuatnya lebih baik dalam mengenali dan mengingat konfigurasi bidak-bidak catur. Tetapi para pemain catur yang ahli tidak selalu lebih baik dalam mengenali pola dalam konteks lain.
Dan sementara pemain catur cenderung lebih pintar daripada mereka yang bukan pemain catur, korelasinya mungkin dilihat dari cerminan pribadinya: orang yang lebih pintar mungkin lebih bisa bermain catur.
Seperti dicatat oleh Fernand Gobet dan Guillermo Campitelli, sangat sedikit penelitian tentang catur yang memenuhi standar untuk membuktikan hal di atas. Dengan kata lain situasi yang sama untuk board game pada umumnya juga tidak jauh lebih baik. Tapi mari kita lihat hasil dari studi yang memanfaatkan board game:
Catur – Dalam satu studi (Scholtz et al, 2008)anak-anak dengan ketidakmampuan belajar, peneliti menugaskan siswa untuk menerima baik 5 jam pelajaran matematika setiap minggu ATAU 4 jam matematika dan 1 jam pelajaran catur setiap minggu. Anak-anak diuji pada awal dan di akhir tahun ajaran. Para siswa yang menerima pelajaran catur menunjukkan lebih banyak peningkatan dalam keterampilan matematika dasar seperti berhitung dan penambahan
Mastermind – Studi (Wood dan Stewart, 1987) menggunakan game Mastermind, telah membuahkan hasil yang beragam. Ketika mahasiswa ditugaskan untuk memainkan permainan, mereka mengalami peningkatan dalam keterampilan berpikir kritis mereka, dan membuat lebih sedikit kesalahan dalam penalaran.
Meski demikian, ada juga studi serta penelitian yang membuat tidak menunjukkan perubahan pada anak. Mungkin kuncinya adalah bagaimana guru atau orang tua bisa menjadikan board game sebagai alat pembelajaran yang mampu mengasah critical thinking sebagaimana mengasah otot: dapat diperkuat dengan latihan dan pembelajaran secara berkala.
Dan anak-anak mungkin membuat lebih banyak peningkatan jika kita mendorong mereka untuk menjelaskan taktik mereka atau taktik yang mereka lihat digunakan orang lain. Dengan begitu semakin taktiknya atau penjelasan anak masuk akal berarti semakin berhasil critical thinking-nya terasah dengan baik.
Peran guru dan orang tua amat penting
Untuk meminta anak-anak agar memberikan penjelasan kadang perlu dipancing. Ketika David Reid, seorang peneliti, menyaksikan siswa kelas 2 bermain board game Mastermind dan Connect Four di kelas, dia memperhatikan bahwa anak-anak tidak pernah meminta satu sama lain untuk menjelaskan alasan atau argumen mereka – bahkan ketika rekan satu tim memberikan saran.
Di sinilah guru dan orang tua memainkan peran penting. Merekalah adalah satu-satunya orang yang bisa anak-anak untuk menjelaskan pilihan mereka.
Baca juga: Apa Jadinya Kalau Bermain Board Game Bagian dari Kurikulum Belajar di Sekolah?
Jika board game diterapkan bersandingan dengan pelajaran tentang pengujian hipotesis, logika dasar, dan topik lainnya, board game dapat menawarkan cara penting untuk anak-anak guna melatih keterampilan penalaran umum mereka.
Sumber: parentingscience.com