5 Alasan Pentingnya Menulis Design Diary Bagi Para Game Designer
- HeadlineOpini
- June 5, 2020
- 373
- 9 minutes read
Diary alias buku harian seringkali digunakan untuk menulis peristiwa atau kejadian yang dialami sehari-hari. Yang kita tahu menulis di buku harian juga berfungsi sebagai sarana untuk mengenang kejadian, menjadi memento yang mungkin kelak akan dibaca ulang ketika waktu sudah jauh berjalan. Rupanya konsep buku harian ini juga dipakai oleh para board game designer lho! Bukan sembarang diary namun design diary.
Apa itu design diary?
Menurut paham kami, design diary bisa diartikan sebagai buku catatan perjalanan perancangan game yang akan, sedang atau sudah dirancang oleh si game designer. Biasanya berisikan progres, what to do next, hambatan yang dirasakan saat pengembangan dan lain-lain.
Kalau tadi disebutkan bahwa fungsi buku harian adalah untuk mengenang kejadian, maka design diary sebenarnya ditulis agar game designer lebih mudah mengenang progres dari rancangannya dengan format yang lebih rapi. Bukan dari coret-coretan yang mungkin terpencar-pencar.
Berikut 5 alasan mengapa game designer sebaiknya rajin membuat design diary:
1. Melihat ulang progres
Berbeda kalau kita menulis teks di words, power point atau membuat gambar di photoshop maupun corel. Kita bebas melakukan save untuk menyimpan progres terakhir. Ketika dilanjutkan tidak perlu mulai dari awal, dan kalau lupa dengan apa yang terakhir dilakukan biasanya ada jejak alias history-nya untuk ditinjau ulang.
Kalau dalam merancang board game setiap progres, setiap ada perubahan atau pembaharuan ada baiknya juga dicatat. Dicatat di mana? Ya di design diary ini. Kalau rajin membuat design diary, karena setiap perubahan dicatat jadi lebih mudah ditinjau ulang.
2. Agar tidak hilang arah
Setiap masukan dari playtester bahkan bagaimana sesi playtest berjalan juga baiknya ikut ditulis. Misalnya si designer mencoba mengimplementasikan ide dari seorang playtester. Kemudian dites, dapat ide baru, tes lagi, ide baru lagi. Di satu titik malah buntu, trus bingung mau dipoles bagian mana.
Dengan design diary, perancang bisa baca ulang dari mana asal-muasal mekanik yang ia kembangkan, kenapa dulu ia melakukan perubahan ini/itu. Semua bisa ditinjau ulang sehingga tidak hilang akarnya.
3. Menarik perhatian audiens
Ketika rancangan game designer berhasil dirilis, namun dengan sangat tiba-tiba, bisa jadi akan sulit laku terjual. Kenapa? Karena calon pembeli perlu waktu untuk menimbang apakah sebuah karya layak dibeli atau tidak. Jika ada board game ujug-ujug rilis tanpa pemberitahuan atau bahkan teaser jauh-jauh hari orang akan kaget.
Apalagi kalau berasal dari perancang / penerbit baru. Tidak tahu rekam jejaknya seperti apa, wajar kalau calon pembeli akan melewati fase ragu.
Untuk menarik perhatian calon pembeli, game designer bisa membagikan design diary ke media sosialnya. Minimal memberitahu Ia sedang melakukan sesuatu. Orang pun jadi tahu kalau si game designer serius mengembangkan karyanya. Apalagi design diary tadi menampilkan progres. Audiens pun ikut mendapatkan semacam kabar terbaru dari karya si game designer. Bisa jadi meskipun baru setengah jadi orang sudah percaya kalau gamenya seru.
Kalau rilis dengan pemberitahuan dadakan, biasanya bisa laku bila si penerbit atau perancang sudah pernah merilis karya sebelumnya. Ibaratnya sudah punya fans lah. Lha kalau mereka baru rilis karya pertama? Jarang ada yang bisa langsung hits, atau Ia sangat beruntung.
4. Menarik perhatian publisher
Jika berjalan lancar bisa jadi malah akan ada publisher yang tertarik untuk menerbitkan karya game designer. Alasannya mudah, penerbit tentu lebih memilih karya yang matang. Dengan adanya design diary mereka bisa membaca dan mengikuti sejauh apa karya game designer tersebut berkembang.
Atau, saat pengajuan prototipe ke penerbit bisa juga melampirkan design diary untuk menunjukkan bagaimana progres prototipe yang ditawarkan. Jika dari progresnya saja sudah menjanjikan bukan tidak mungkin kamu akan diajak kerja sama.
5. Menjauhkan dari pembajak atau tukang plagiat
Tak bisa dipungkiri di tanah air ini ada banyak yang punya niat tidak baik asal menguntungkan dirinya. Kalau progres rancangan dibagikan ke publik bukannya malah gampang dicuri atau dibajak ya?
Eits, jangan salah. Justru dengan game designer membagikan design diary ke publik atau ke media sosial malah akan melindunginya dari para plagiat. Begini, ingat poin nomor dua di atas? Kuncinya ada di pencarian audiens, calon pembeli, fans sedari dini.
Komunitas board game bisa dibilang komunitas yang paling humble, nggak ngototan. Dan audiens atau komunitas inilah yang akan melindungimu. Pun bernasib buruk ada yang mengimitasi rancanganmu, komunitas tau mana kreator yang asli (meski kecil kemungkinan. Mereka akan membelamu. Makanya justru sebar design diarymu ke banyak tempat, bahkan sampai ke forum luar negri.
Di situs Boardgamegeek.com banyak juga kok yang menuliskan design diary atau WIP (work in progress) rancangan mereka di sana. Jadi anggota forum bisa bantu menilai dan memberi masukan juga. Lagi pula siapa sih yang mau memplagiat karya yang belum matang? Memangnya dia tau rancangan yang diimitasinya bakal laku?
Teman-teman kreator board game di tanah air bisa memanfaatkan Boardgame.id sebagai sarana untuk menulis design diary-nya. Atau bisa juga dengan membuat seri artikel untuk menceritakan progres dari awal (ide/konsep) hingga prototipe final.
Cukup kirimkan draft tulisan diary via email ke [email protected] atau hubungi kami lewat DM ke Instagram @boardgame.id.