5 Alternatif Menentukan Akhir Permainan Saat Merancang Board Game
- HeadlineNgobrol GameOpini
- June 5, 2020
- 362
- 10 minutes read
Menentukan bagaimana akhir dari board game yang sedang dirancang kadang menjadi problematika tersendiri. Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk menentukannya, hanya saja mungkin kita belum tahu mana yang paling tepat.
Baca juga:Â Bedanya Winning Condition & End Game Condition â Bagian 1 [Bedah Board Game]
Pada kesempatan sebelumnya, Boardgame.id pernah membahas apa yang membedakan winning condition (kondisi menang) dengan end game condition (kondisi akhir permainan). Dijabarkan pula contoh-contoh winning condition. Nah kalau sekarang mari kita lanjutkan dengan menelaah lima kondisi apa saja yang bisa menjadi alternatif untuk mengakhiri permainan.
Catatan penting: Penjelasan di bawah ini hanya mengambil gambaran secara umum. Tidak semua yang disebutkan di sini sudah pakem, karena pada kenyataannya board game bisa dikembangkan sedemikian rupa bahkan hingga mencampuradukkan satu elemen dengan elemen yang lain.
1. Round/Time Based
Permainan berakhir begitu mencapai jumlah putaran atau waktu yang sudah ditentukan. Misalnya, permainan berakhir setelah 3 ronde, 5 ronde atau setelah 10 menit. Jika memanfaatkan waktu biasanya perlu ada elemen yang memberi tahu sisa waktu, bisa pakai jam pasir, mp3 atau sesederhana menggunakan timer di hp.
Pada umumnya, pemain tidak punya kendali untuk mengulur waktu atau durasi permainan karena begitu sudah menginjak ke ronde terakhir ya berarti permainan akan segera berakhir. Namun sekali lagi, tidak semuanya begitu. Ada juga board game yang selesai di ronde tiga namun pergantian rondenya bisa dipercepat dengan aksi atau elemen tertentu.
Round based game biasanya memiliki patokan yang jelas kapan game akan berakhir. Karenanya, pemain cenderung membuat strategi lebih maksimal dengan menghitung sisa ronde untuk melakukan aksi terbaiknya. Menjelang akhir ronde, tensi permainan bisa meningkat karena pemain makin berebut menjadi juara pertama. Kekurangannya, bisa membuat pemain menjadi AP (Analysis Paralysis) atau overthinking karena bingung memilih aksi mana yang paling optimal yang paling menguntungkannya.
Sayangnya jika diterapkan untuk permainan kooperatif, pemain cenderung menyelesaikan permainan lebih awal. Saat ronde sudah pasti akan segera berakhir dan objektif belum tercapai, mereka memilih langsung mengakhiri permainan lantaran percuma karena misi belum terpenuhi.
2. Score/Point Based
Di sini, kapan lama permainan berakhir kadang tidak bisa diprediksi karena tergantung dari poin yang didapat oleh pemain. Contohnya dalam Catan, permainan berakhir ketika salah seorang pemain mencetak 10 poin. Pada kenyataannya permainan bisa selesai dalam waktu dua jam karena ulah para pemainnya sendiri yang menghalangi pemain dengan nilai tertinggi untuk segera menang.
Keuntungan mengakhiri permainan dengan sistem poin ini, ranking atau pemain yang memimpin permainan bisa dengan mudah dikenali. Begitu poin akhir permainan telah tercapai ya pemain itulah yang menang kalau tidak ada tambahan satu putaran terakhir ataupun adanya skor tambahan dari end-game scoring.
Kekurangannya kadang membuat game menjadi lemah secara tema. Misalnya permainan berakhir saat ada pemain yang mengumpulkan 30 poin. Jika hal itu terjadi permainan akan berakhir begitu saja, tidak ada pembenaran kenapa pemain yang mencapai 30 poin itu menang atau kenapa angka 30 menjadi titik akhir permainan.
Salah satu solusinya adalah memberikan cerita atau narasi di dalamnya. Sebagai contoh 30 poin tadi adalah poin reputasi, artinya pemain yang lebih dulu mengumpulkan poin 30 dia dianggap sebagai, misal pemimpin paling bergengsi atau apapun itu.
3. Objective/Scenario Based
Banyak juga board game di luar sana yang memanfaatkan objektif untuk mengakhiri permainan. Objektif ini bisa dalam format yang bermacam-macam. Misi besar seperti di Pandemic atau berupa kartu objektif. Apabila kriteria atau kebutuhan misi tercapai dan pemain berhasil menunjukkannya permainan langsung berhenti seketika.
Jika menggunakan kartu misi, bisa juga dibuat menjadi misi rahasia (secret objective) di mana para pemain tidak ada yang saling tahu dan ketika salah satu pemain berhasil mengklaim objektifnya dia otomatis menang. Di satu sisi, bermain dengan misi rahasia bisa membuat permainan menjadi anti-klimaks karena permainan bisa tiba-tiba selesai, mendadak, sebab pemain tidak tahu sudah sejauh apa misi lawan terpenuhi.
Namun di sisi lain bisa memberikan pengalaman bermain dan gaya bermain yang berbeda tergantung dari objektif yang didapat. Dengan menyediakan objektif atau skenario yang beragam, pemain akan merasa memainkan game yang beda karena tujuan menangnya berbeda namun tetap dengan cara main yang tetap sama.
4. Last Man Standing
Memilih akhir permainan dengan mencari pemain terakhir yang masih bertahan membuat pemain punya kendali penuh untuk menentukan kapan permainan selesai. Karenanya durasi permainan bisa jadi sangat panjang.
Meskipun begitu, justru banyak timbul interaksi antar pemain. Pemain bisa membuat aliansi termasuk untuk âmengeroyokâ satu pemain hingga tiba saatnya duel karena tinggal dua pemain tersisa. Alhasil menentukan siapa pemenangnya akan amat mudah langsung jelas (jarang terjadi seri atau kondisi imbang).
Akhir permainan seperti ini otomatis mengandalkan mekanik player elimination. Paling umum adalah dengan menggunakan elemen nyawa, saat nyawa habis pemain tersebut keluar dari permainan. Bisa juga diganti dengan uang (bangkrut) atau lainnya.
Yang mesti diperhatikan adalah ketika pemain tereliminasi. Dia selesai lebih dulu dari sisa pemain lainnya dan menjadikannya harus menunggu. Kecuali untuk permainan dua pemain ya, kalau satu kalah otomatis satu lagi yang menjadi pemenangnya.
5. Lainnya
Sekali lagi, makin ke sini board game makin beragam dan mulai ada banyak board game yang memasukkan dua atau lebih kondisi akhir permainan. Misalnya dalam board game King of Tokyo, memadukan Last Man Standing dengan Point/Score Based. Keduanya valid, tinggal mana yang lebih dulu tercapai.
Begitu juga dengan kebanyakan game kooperatif. Tersedia lebih dari dua kondisi akhir permainan yang kebanyakan membuat pemain kalah. Misalnya dalam Pandemic, permainan selesai begitu ada token virus yang habis, atau kartu habis, atau tingkat outbreak sudah maksimal.
Kalau tadi di bagian Last Man Standing pemain kalah jika kehabisan resource. Ada juga yang memanfaatkan sebaliknya, yaitu pemain yang menghabiskan resourcenya lebih dulu permainan selesai dan otomatis dinyatakan sebagai pemenang. Contoh sederhananya adalah Uno, ketika pemain kehabisan kartu permainan selesai dan pemain tersebut memenangkan permaianan.
Nah! Kamu sekarang sudah paham alternatif-alternatif yang bisa dipilih untuk membuat permainan berakhir. Kamu sendiri suka board game yang berakhir karena apa?