Mekanik 101 : I Cut You Choose, Teknik Membagi yang Adil?

Mekanik 101 : I Cut You Choose, Teknik Membagi yang Adil?

Jika kamu ingin membagi sesuatu secara adil, apa yang kamu lakukan?

Disebutkan pada Kitab Kejadian bahwa suatu ketika Abraham dan Lot ingin membagi negeri Kanaan menjadi dua untuk didiami para pengikut mereka. Hal menarik yang dilakukan Abraham adalah membagi negeri tersebut menjadi dua, kemudian memberikan kesempatan bagi Lot untuk memilih lebih dulu mana bagian yang Ia inginkan. Teknik sederhana namun efektif ini kemudian berkembang dan digunakan di masyarakat modern, termasuk salah satunya bertransformasi menjadi sebuah mekanik bernama I Cut You Choose.

Salah satu pengguna I Cut You Choose, Hanamikoji (2013)

I Cut You Choose 101

I Cut You Choose (atau beberapa menyebutnya I Split You Choose) merupakan cabang dari mekanik drafting dimana salah satu pemain akan membagi sekumpulan komponen (biasanya kartu) menjadi beberapa set ( I cut ), yang kemudian akan dipilih oleh pemain lain dengan pemain  yang membagi justru mendapatkan set yang tersisa ( you choose ). Pemain yang membagi set biasanya disebut sebagai distributor.

Sebagai mekanik, I cut you choose merupakan teknik yang terbilang baru. Tercatat hanya ada kurang dari 50 gim dengan mekanik ini di database Boardgamegeek.  Meskipun Quarto (1991) tercatat sebagai pengguna pertamanya, San Marco (2001) adalah yang pertama melakukannya secara tradisional. Pemain pertama dalam San Marco akan membagikan kartu aksi ke dalam set sejumlah pemain, yang kemudian dipilih secara bergiliran dengan si distributor mendapatkan sisanya.

San Marco (2001) sebagai pelopor I cut you choose. Image by steamcommunity

Variasi I Cut You Choose

Meskipun pengadopsinya tidak banyak, tapi implementasi I cut you choose terbilang beragam. Pengembangan dari segi “I cut” misalnya, dilakukan Coloretto (2003) yang membiarkan pemain “menyicil” pembagian set kartunya satu demi satu. Gim lainnya seperti Tussie Mussie (2019) melakukan redefinisi “membagi” dengan membuat pemain memilih kartu mana yang dibiarkan terbuka dan mana yang tertutup, senada dengan Isle of Skye (2015) yang melakukan pembagian dengan cara mengeset harga jual untuk tiap kepingan tile yang didapatkan. Belakangan muncul juga implementasi I cut you choose secara radikal seperti dibawakan oleh Cutterland (2020) dimana pemain harus literally menggunting kartu untuk kemudian di draft para pemain lain.

Sisi “you choose” juga melahirkan beberapa inovasi. Curio Collectors atau yang kini diproduksi ulang sebagai Zooscape (2015) misalnya, meminta seluruh pemain untuk memilih set secara serentak alih-alih bergiliran. Terkadang, set yang dipilih sifatnya asimetris by design. Salah satu aksi dalam Hanamikoji (2013) memaksa distributor untuk memilih tiga kartu kemudian membiarkan pemain lain untuk mengambil satu diantaranya. Secara natural, si distributor akan mendapat dua kartu sementara si pemilih hanya mendapat satu.

Tussie Mussie (2019) buatan Elizabeth Hargrave yang juga desainer Wingspan. Image by Girls Gamer Shelf

How It Works

I cut you choose bekerja dengan memberikan keleluasaan pemain untuk mengarahkan aksi pemain lain secara pasif. Dilema menarik dalam gim-gim berbasis mekanik ini biasanya ada pada bagaimana memberikan keuntungan sesedikit mungkin ke pemain lain, namun juga memberi potensi sisaan yang cukup berharga untuk kita sendiri. Untuk membuatnya engaging, nilai kartu dalam tiap set tidak boleh terlalu obvious. Memberikan syarat relatif sepeti set collection atau majority bisa memberikan ruang keputusan yang lebih menarik bagi para pemain.

Dibalik berbagai potensinya, di Indonesia sendiri belum ada loh gim yang menggunakan mekanik ini. Tertarik mengawali?  

Pelajari mekanik boardgame lainnya dalam seri Mekanik 101 atau baca tulisan menarik lainnya dari Vicky Belladino

You may also like