4+ Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Merancang Board Game Kooperatif
- HeadlineKabar Game
- November 12, 2020
- 661
- 9 minutes read
Melanjutkan bahasan sebelumnya tentang “Mengenal Mekanik Kooperatif” yang lebih banyak membahas tentang dasar board game kooperatif dan jenis-jenisnya. Bagian ini akan memaparkan apa saja sih hal-hal yang perlu diperhatikan apabila ingin merancang board game kooperatif?
Baca juga: Mengenal Mekanik Kooperatif dan Macam-Macamnya [Pojok Desain]
1. Tentukan Kondisi Kalah
Menentukan objektif permainan tentu penting, namun ketika merancang board game kooperatif tidak kalah penting juga untuk menentukan beberapa kondisi yang bisa membuat para pemain kalah. Karena di situlah tantangannya. Semua pemain harus bekerja sama untuk menghindari kondisi-kondisi kalah tersebut.
Kondisi kalah ini menjadi semacam durasi waktu yang dimiliki para pemain untuk mencapai objektif utama mereka. Atau, ibarat bom waktu bagi pemain, kalau tidak segera dijinakkan maka bom akan meledak. Misalnya pemain kalah jika kartu aksi habis, kalah ketika melewati ronde kelima, kalah begitu ada satu pemain tereliminasi dan semacamnya.
2. Interaksi antar pemain
Kemudian, penting sekali untuk memperhatikan interaksi antar pemain. Perlu ada pemicu agar mereka saling berdiskusi, mengutarakan pendapat untuk memilih aksi mana yang paling baik. Meningkatkan interaksi dalam permainan kooperatif ada beberapa cara, salah satu yang paling mudah adalah dengan menyediakan informasi yang terbuka untuk dilihat atau diperiksa oleh semua pemain. Misalnya, pemain sama sekali tidak memegang kartu, melainkan kartu yang didapat selalu diletakkan secara terbuka di depannya sehingga bisa dilihat oleh yang lain.
Dengan terbukanya informasi, diharapkan pemain bisa saling merespon, memberi saran atau membuka diskusi saat hendak menjalankan aksi. Bisa juga sih membatasi informasi. Malah ini yang memancing komunikasi agar pemain bertanya apa yang dimiliki rekan satu timnya. Hanya saja, “bertanya” hanya akan memperlama durasi permainan, dibandingkan ketika pemain bisa melihat informasi tersebut dengan sendirinya.
3. Menghadirkan tantangan
Saat merancang board game kooperatif perlu diperhatikan juga level design atau tantangan yang akan dihadapi pemain. Tingkat kesulitan dari setiap tantangan juga perlu disesuaikan dan usahakan cukup seimbang. Jangan sampai tantangan yang diberikan terlalu gampang yang akhirnya para pemain pun jadi mudah memenangkan permainan, jangan pula terlalu sukar agar ketika kalah mereka masih memiliki keinginan mencobanya lagi sampai menang.
Yang namanya kerjasama, pasti ada hal yang membuat para pemain gusar atau dilematis dalam menentukan prioritas. Beberapa hal berikut mungkin dapat dijadikan acuan dalam membuat pemain gusar:
- Buat para pemain tersebar atau menyebar, jangan biarkan mereka terlalu sering berada di dalam satu posisi atau keadaan/kondisi yang sama. Dengan tersebar, para pemain akan terpaksa bagi-bagi tugas, siapa harus melakukan apa. Ketika lokasi satu pemain berada jauh dari pemain lainnya dan Ia menemukan keadaan yang sulit diselesaikan seorang diri, maka ini akan menjadi tantangan semua anggota tim. Kemampuan problem solving mereka akan diuji di sini.
- Timbulkan rasa panik. Apabila sebuah masalah/tantangan/keadaan buruk dibiarkan begitu saja atau ketika gagal diselesaikan maka munculkan kondisi yang kurang menyenangkan yang akan mejadi penghambat pemain mencapai objektif mereka. Jika para pemain tidak segera meredamnya, keadaan akan makin runyam.
- Membatasi aksi, informasi atau komunikasi. Keterbatasan akan memberikan tantangan sekaligus rasa panik. Mau tidak mau pemain akan semakin berhati-hati dalam menjalankan aksi. Jika nekat antara berhasil karena beruntung atau malah membawa petaka baru.
4. Tantangan saat merancang
Merancang board game kooperatif ada tantangannya sendiri. Ada beberapa hal yang musti diperhatikan, antara lain:
- Meminimalisir alpha player.
Alpha player merupakan istilah di mana ada satu pemain yang berusaha mengatur semuanya. Ia menjadi pemain dominan. Dalam kasus kooperatif game, alpha player perlu ditekan agar semua pemain bisa berkontribusi dengan porsi yang relatif sama. Ada tiga cara untuk meredam alpha player agar tidak dominan:
1. Memberikan peran leader/pindah start player di akhir giliran. Leader ini lah yang akan memegang semua keputusan. Meski ada alpha player, namun keputusan akhir ada di tangan leader. Peran leader sebaiknya bisa dirasakan oleh setiap pemain agar adil
2. Aksi simultan. Aksi yang dilakukan secara bersamaan akan membuat alpha player tak bisa berbuat banyak. Hal ini dikarenakan aksi yang simultan biasanya tidak banyak memberikan banyak waktu untuk saling berkoordinasi dan apalagi pemain diburu waktu. Contoh permainan kooperatif dengan aksi simultan ada dalam board game Escape: Curse of the Temple, Magic Maze dan Zombie 15′ beberapa yang lain.
3. Peran bisu. Seorang pemain bisa berpotensi untuk menjadi alpha player ketika Ia lebih vokal dari pemain lainnya. Jika pemain ini tidak diizinkan untuk berbicara otomatis Ia akan bermain tanpa mengeluarkan suara. Belakangan ini board game kooperatif yang sukses menerapkan peraturan ini adalah Hanabi, The Mind, The Crew dan yang paling baru Silencio.
- Akhir yang tidak tertebak.
Tak kalah penting, usahakan pemain selama permainan tidak tertebak atau terbayang bahwa mereka akan menang ataupun kalah. Tantangan-tantangan yang diberikan harusnya akan membuat mereka panik dan mungkin sempat putus asa. Tapi bila tantangannya terselesaikan mereka mungkin akan mendapat reward yang membuat mereka merasa masih punya harapan tapi belum tentu akan menang juga.
- Memberikan ending yang memuaskan.
Hal ini tentu berkaitan juga dengan tema yang dibawakan. Semakin nyambung tema dengan tujuan dan juga gameplay, pemain akan merasa semakin tersedot ke dunia di dalam game tersebut dan menjiwainya. Apabila perancang bisa menciptakan momen-momen kemenangan di mana para pemain menang tipis, hal ini juga akan membuat pemain tegang sekaligus puas. - Menciptakan replayability yang tinggi.
Sebisa mungkin buat rancanganmu membuat pemain mau lagi memainkannya. Entah mungkin penasaran karena sebelumnya kalah, atau menang tapi ingin lebih. Lebih maksudnya menjajal tingkat kesulitan yang berikutnya. Untuk itu penting juga membuat rancanganmu cukup fleksibel untuk diatur tingkat kesulitannya. Cara meningkatkan replayability bisa juga dengan menawarkan objektif baru, misalnya ada beberapa skenario dengan objektif yang berbeda atau manfaatkan saja unsur random pada kartu atau dadu saat bermain.
Baca juga: DIY Membuat Box Board Game Sendiri
Jadi tertantang untuk merancang board game kooperatif? Yuk, mulai corat coret ide dan segera buat prototipenya!
Oiya, Boardgame.id juga memiliki puluhan judul board game Indonesia yang bisa pembaca jadikan referensi saat merancang board game. Semua bisa dipesan melalui Tokopedia maupun Shopee. Follow juga Instagram @boardgame.id untuk update menarik lainnya.