Road To Essen, 10 Deretan Board Game Indonesia Yang Akan Tampil Di SPIEL’17 [Bagian 4]

Road To Essen, 10 Deretan Board Game Indonesia Yang Akan Tampil Di SPIEL’17 [Bagian 4]

Indonesia kembali hadir ke SPIEL tanggal 26-29 Oktober mendatang di bawah naungan Asosiasi Pegiat Board Game Indonesia (APIBGI) yang akan diwakili oleh Manikmaya Games dan Homimpa Games. Tiga tahun lalu Indonesia hanya membawa 4 judul board game, kali ini keadaannya jauh berbeda. Ada 10 judul board game karya anak bangsa yang akan diterbangkan ke Jerman.

Lewat lima seri artikel Road to Essen, Boardgame.id akan mencoba mengupas tuntas ke-10 judul board game Indonesia yang akan dibawa ke SPIEL’17. Pada bagian 1, 2 dan 3 sudah 6 judul dibahas dan semuanya dari Manikmaya Games. Dua judul dari Hompimpa Games: Acaraki dan The Art of Batik akan coba dibongkar di bagian 4 ini.

7. Acaraki

Di zaman Majapahit, tersebutlah para Acaraki, para pembuat jamu yang selalu siap meracik bahan-bahan alam dan mengobati penduduk setempat dengan jamu racikan mereka.

Tugas mereka cukup berat, karena selain berperan sebagai tabib setempat, mereka pun harus bisa mewarisi berbagai ajian yang mereka gunakan untuk menyembuhkan para penduduk. Tentunya, dengan hati yang bersih dan tidak tamak.

Board game Acaraki
Sesi playtest Acaraki | Foto: Hompimpa Games

Ya! Sesuai namanya, game berformat kartu ini memang berkisah tentang para peracik jamu di masa kejayaan Majapahit. Berperan sebagai Ra Tanca sang Acaraki terhebat, setiap pemain akan bersaing mengobati penduduk di lima wilayah: Daha, Kahuripan, Watahun, Mengker, dan Tumapel.

Didesain oleh Erwin Skripsiadi, permainan selama 30 menit yang menyasar 2-4 pemain ini menyajikan gameplay yang menarik. Lengkapi kartu bahan yang dibutuhkan untuk ‘menyembuhkan’ kartu penyakit yang tersedia, berlombalah untuk menjadi Acaraki tercepat yang mengumpulkan poin terbanyak untuk menjadi juaranya.

8. The Art of Batik

Informasi mengenai game ini mungkin sudah pernah kalian baca sekilas dalam artikel Dua Kreator Asal Jawa Tengah Ini Ciptakan Dua Board Game Bertema Batik. Mari ulik lebih dalam lagi.

Berlatar dunia produksi dan perdagangan kain khas Indonesia tersebut, game ini mengajak pemain menelusuri kehidupan Mbok Mase, sebutan bagi perempuan yang menjadi saudagar batik. Istilah ini sendiri muncul sejak awal abad 20, dari kelompok usaha batik di Laweyan, Solo.

Dalam menjalankan bisnis batiknya, untungnya para Mbok Mase ini tidak bekerja sendiri, ia dibantu oleh suaminya yang dipanggil Mas Nganten, yang lebih banyak berperan di bagian produksi saja.

Board game The Art of Batik
Sesi playtest The Art of Batik | Foto: Hompimpa Games

Sebagai Mbok Mase, kamu bisa merasakan proses pembuatan batik dalam permainan ini. Layaknya produksi batik sebenarnya, jenis kain pun mempengaruhi jumlah bahan yang harus dikumpulkan, lho. Misalnya, batik tulis tentu memerlukan bahan dan proses yang lebih sulit daripada batik cap, namun dengan nilai yang lebih tinggi.

Nah, disinilah kamu harus mengatur strategi untuk bisa menghasilkan poin dari batik-batik yang ada. Dibantu oleh Mas Nganten milikmu, aturlah persediaan kartu bahan dan kartu pengrajin, sehingga nilai bertambah dan bisnis batikmu semakin sukses. Menarik kan? Dibutuhkan 2-4 pemain untuk bermain game ini, dan akan berdurasi selama 45 menit.

[Bagian 1 – The Festivals dan Aquatico]
[Bagian 2 – Mahardika dan Perahu Buru-Buru]
[Bagian 3 – Roket Raket dan Buto Ijo & Timun Mas]

 

You may also like