BGT#1 – Daryl Chow: Jangan Malu Merancang Board Game dengan Konten Lokal, Asalkan…
- HeadlineKomunitasOpini
- July 24, 2018
- 345
- 4 minutes read
Bandung (16/07). Shuffle board game library yang hari Senin biasanya tutup malah ramai kedatangan banyak pengunjung. Hari itu para pengunjung tidak datang untuk bermain melainkan untuk menghadiri sesi Board Game Talk (BGT) pertama yang diprakarsai oleh APIBGI.
BGT #1 kedatangan pembicara dari negara tetangga, Daryl Chow, seorang perancang gim asal Singapura. Daryl akhir tahun lalu baru saja menyelesaikan penggalangan dana untuk karyanya, Overbooked, di Kickstarter. Pembicara yang satu lagi berasal dari Bandung. Dia adalah Sandy Lee, seorang ilustrator profesional yang karyanya kerap muncul di majalah National Geographic Indonesia. Sandy juga menjadi ilustrator untuk Overbooked.
Bincang-bincang sesi pertama yang dimulai tepat pada pukul 14:00 WIB dibuka oleh Andre Dubari selaku ketua APIBGI yang kemudian memberikan waktu dan tempat kepada Daryl. Kesempatan ini dipakai Daryl untuk berbagi pengalamannya merancang game dan bagaimana merancang game yang universal (bisa dinikmati banyak orang).
Saran pertama dari Daryl adalah sebaiknya kamu menanamkan di benakmu bahwa board game adalah sebuah produk internasional. Bagaimana tidak, banyak negara kini memproduksi board game dan lebih banyak lagi yang memainkannya di seluruh belahan dunia ini termasuk di Indonesia dan Singapura.
Lalu Daryl juga memaparkan empat aspek yang bisa digali dalam pendekatan merancang board game agar universal: Interaksi, Kesederhanaan, Mekanik yang tematik, dan Strategi yang mendalam. “Permainan dengan mekanik yang cocok dengan tema yang diangkat selalu disukai. Jangan malu mengankat tema lokal, asalkan dibuat agar semua kalangan (tidak hanya di Indonesia) tetap bisa menikmatinya.”
Menurut Daryl, board game design tidak berhenti di perancangan mekanik/gameplay permainan saja. Proses board game design meliputi aspek hingga rulebook design, graphic design, product design, psikologi, dll. Ia juga melanjutkan dengan menjelaskan dua tahapan uji coba (playtest) yaitu: Alpha Test dan Beta Test.
Alpha Test difokuskan untuk menguji adalah mekanik permainan, manfaatkan circle/komunitas game designer untuk menguji gameplay dan mekanik. Usahakan tidak mengeluarkan budget besar di fase ini karena banyak perubahan terjadi.
Sedangkan Beta Test adalah menguji tampilan, layout, product design (UI) dan dapat langsung diuji ke calon user. Di fase ini tidak perlu melakukan banyak playtest. Development di fase ini juga lebih menyita uang karena sudah mulai mengembangkan aset ilustrasi.