Apa Sih Arti Luas Booth Archipelageek Seluas 66 Meter Persegi di Hall 3 SPIEL 2019?
- HeadlineKabar IndustriKabar SPIELSPIEL 2018
- October 16, 2019
- 345
- 7 minutes read
Tinggal beberapa hari lagi sebelum Indonesia kembali berpartisipasi dalam Essen SPIEL 2019, salah satu pameran board game bertaraf internasional terbesar dari tanggal 24-27 Oktober mendatang. Ini merupakan kedua kalinya Indonesia bisa hadir di SPIEL berkat dukungan penuh dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Asosiasi Pegiat Industri Board Game Indonesia (APIBGI).
Selama empat hari, Indonesia akan membawa dan memperkenalkan 20 board game terbaik dunia kehadapan lebih dari 190.000 pengunjung mancanegara dalam booth Archipelageek seluas 66 m2 di Hall 3 nomor 3Q106. Lalu apa sih sebenarnya yang spesial dari booth 66 meter persegi di Hall 3 ini?
Sebelum menjawabnya mari kita kembali dulu ke tahun 2017 saat Indonesia hadir ke Essen SPIEL secara mandiri. Kala itu Manikmaya Games dan Hompimpa Games saling mengumpulkan dana hingga akhirnya mereka bisa mewakili Indonesia dan membuka booth di Hall 7 hanya dengan lahan seluas 10 m2 saja.
Untuk ukuran Asia seperti Jepang, Korea dan Taiwan, booth mereka mungkin mencapai 10x lipatnya alias 100 m2 dan lokasinya bukan di Hall 7. Hall 7 adalah ruang paling ujung dari pameran seluas 10x lapangan bola.
Bisa dibilang saat itu booth Indonesia ramai oleh pengunjung yang ingin duduk beristirahat setelah capai keliling pameran. Meski tentu tidak semuanya begitu. Ada juga pengunjung yang dengan sengaja datang ke booth Indonesia karena penasaran dengan karya Indonesia.
Baca juga: Fakta Di Balik Jerman, Negara yang Jadi Kiblat Industri Board Game Dunia
Sekarang sudah cukup terbayang kondisi Indonesia saat itu? Berkat dukungan penuh dari Bekraf, tahun ini (dan tahun lalu) Indonesia akan kembali hadir ke SPIEL 2019 dengan luas lahan yang lebih besar, yaitu 66 m2 di Hall 3. Di Hall inilah tempat berkumpulnya publisher-publisher board game papan atas dari mancanegara, bersanding dengan KOSMOS (Exit Series), Days of Wonders (Ticket to Ride), HABA (Rhino Heroes), Repos Production (7 Wonders) dan masih banyak lagi.
Tentu, berada di Hall 3 menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Para pengunjung tidak berpikir panjang untuk mampir, mencoba hingga membeli board game di sini. Di Hall 3 inilah board game-board game karya anak bangsa akan semakin dilirik oleh masyarakat dunia. Ya! Indonesia akan disorot banyak mata. Otomatis, kualitas board game Indonesia mau tidak mau harus lebih bagus.
Untuk itulah, sejak beberapa bulan lalu APIBGI dan Bekraf membuka peluang untuk para kreator mendaftarkan karyanya yang kemudian dikurasikan secara ketat. Alhasil dari 75 judul yang terdaftar, 20 di antara lolos menjadi finalis dan terpilihlah 6 judul board game terbaik. Mereka adalah:
- Cine: Write and Trade dari TeMaTiS Co.
Board game bertema permainan kata untuk 2-4 pemain. - Korowai dari Tabletoys Indonesia
Board game bertema suku asli Papua untuk 2-4 pemain - Mindblowon: The Card Game dari MSBR Studio
Card game kolaborasi dengan Tahilalats bertema komikal untuk 3-6 pemain - Nusa Rasa dari Ketchup Games
Board game bertema kuliner yang mengincar pasar internasional untuk 2-4 pemain - SEN: Save the Queen dari Tabletoys Indonesia
Board game bertema abstrak tentang perang kerajaan untuk 2 pemain. - The Forbidden Ritual dari MSBR Studio
Dice game bertema mistis dan sihir untuk 3-5 pemain.
Untuk daftar lengkap ke-20 finalis bisa dilihat di sini.
Dengan booth yang cukup besar, akan memberi banyak keleluasaan bagaimana Archipelageek mempresentasikan board game karya anak bangsa. Semoga hadirnya Indonesia di Essen SPIEL tahun ini bisa banyak membawa hal baik untuk industri board game di Indonesia sendiri dan dunia. Semoga banyak pula kerjasama yang bisa dijalin dengan para pelaku industri board game dunia.
Masih penasaran luasnya Hall 3? Coba tonton video di bawah ini yang direkam oleh Ricky Bayu, salah seorang penggemar board game asal Indonesia saat menelusuri Hall 3 di SPIEL tahun lalu yang Ia tutup dengan mampir ke booth Indonesia.