SPIEL 2018 Dihadiri Oleh 190.000 Pengunjung Dari Segala Penjuru Dunia [Kabar SPIEL]

SPIEL 2018 Dihadiri Oleh 190.000 Pengunjung Dari Segala Penjuru Dunia [Kabar SPIEL]

SPIEL’18 yang berlangsung selama hari di akhir bulan Oktober kemarin kembali memecahkan rekornya sendiri. Sebelum berlangsung, pameran board game paling megah ini pun sudah menembus rekor dari segi luas area, dari 72.000 m² menjadi 80.000 m². Jumlah eksibitor yang mengisi pameran juga meningkat menjadi 1.150 dari 1.100.

Dalam beberapa tahun kebelakang board game menjadi hal yang cukup mainstream di berbagai wilayah (termasuk Indonesia) dan banyak diminati tidak hanya para hobbyist, namun juga anak-anak, dewasa dan orang tua. Tercatat, sebanyak 190.000 pengunjung memenuhi Messe Essen, tempat diselenggarakannya SPIEL’18. Bertambah 8.000 pengunjung dari tahun lalu.

Puluhan ribu pengunjung SPIE'18
Hall 3 SPIEL 2018 | Foto: Isa R. Akbar

“Fakta bahwa kami berhasil menarik perhatian banyak pengunjung dari berbagai belahan dunia dan bisa mempersembahkan banyak pilihan game menarik, karena kami ingin menunjukkan kita sekarang ini hidup di masa-masa keemasan board game.” Jelas Dominique Metzler, Direktur Pengeloa dari Friedhelm Merz Verlag – perusahaan pengelola SPIEL.

Baca juga: Laris Manis, Board Game Indonesia Habis Terjual di SPIEL’18 Hari Ketiga

Board game bisa mempertemukan banyak orang, menjadi sebuah cerita, menorehkan pengalaman seru serta menjadikan dunia lebih mempesona. Game juga berkontribusi dalam menanam rasa kebersamaan dan toleransi. Hal ini bisa diperkuat lewat trend yang muncul di pameran SPIEL. Di antara 1.400 game baru yang rilis di pameran, ada banyak game kooperatif yang mengajak pemain untuk saling bekerja sama melawan game itu sendiri.

Discover, salah satu judul board game yang mengusung konsep Unique Games | Foto: Isa R. Akbar

Fenomena baru muncul dengan sebutan Unique Games, yang mana hampir semua komponen yang ada dalam satu kotak permainan berbeda dengan kotak yang lain. Jadi, setiap pembelian satu kotak game tersebut akan berbeda dan sangat mungkin menghasilkan gaya permainan yang juga berbeda.

Lalu, untuk pertama kali, wakil dari Dewan Kebudayaan Jerman, berkunjung ke SPIEL dan melihat sendiri antusiasme para eksibitor dan pengunjung SPIEL. Mereka juga menunjukkan kekagumannya terhadap perkembangan game analog yang semakin matang dalam beberapa tahun belakangan ini.

Panel Diskusi – board game sebagai aset budaya | Foto: Isa R. Akbar

Dalam panel diskusi tentang dampak signifikan akan board game sebagai aset budaya, Dewan Kebudayaan dan para politisi sangat terbuka dalam menyadari bahwa board game memang penting dan sudah menjadi budaya. Mereka memberi contoh: board game sudah dimasukkan dalam koleksi katalog yang ada di Perpustakaan Nasional Jerman atau dengan meningkatkan dukungan di dalam sekolah dan institusi sosial lewat board game.

You may also like