Gerakan 1821, Saatnya Bermain Board Game Bersama Keluarga [REPOST]
- HeadlineTips/ Tutorials
- December 11, 2018
- 265
- 4 minutes read
Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi dari waktu yang dihabiskannya bersama orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua mereka sendiri. Sayangnya, beberapa orang tua mungkin susah mencari momen untuk bisa menghabiskan waktu bersama anak-anaknya. Apalagi di zaman serba canggih seperti sekarang ini, keberadaan gawai dapat mengalihkan perhatian orang tua kepada anaknya.
Ini yang seharusnya dikurangi. Belakangan ini banyak suara dari masyarakat yang ingin menggalakkan Gerakan 1821. Apa sih Gerakan 1821 ini?
Gerakan 1821 adalah sebuah anjuran yang dicetuskan oleh Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, Direktur Auladi Parenting School, di mana orang tua sebaiknya menyingkirkan gawai dan benda-benda elektronik lainnya dari pukul 18:00 sampai 21:00. Lantas, apa yang dilakukan orang tua selama tiga jam itu? Di sini Ayah dan Bunda dihimbau untuk menghabiskan waktu bersama putra-putri mereka.
Apa saja bisa coba dilakukan, bisa membantu anak mengerjakan PR, melakukan proyek DIY, atau bermain. Malam-malam begitu, bisa main apa? kan tidak boleh menggunakan benda elektronik? Nah! beruntungnya Indonesia sudah banyak muncul board game lokal.
Kenapa harus board game?
Dikutip dari artikel Boardgame.id akhir bulan lalu, mas Adhicipta yang merupakan seorang board gamer dan juga seorang Ayah berpendapat.
“Ketika bermain video game bersama anak saya, saya memangkunya dan kami berdua melihat layar yang sama. Tapi sewaktu bermain board game, kami bisa saling bertatapan, melihat ekspresi anak secara langsung ketika dia marah karena kalah atau gembira saat menang melawan saya”
Ya! Board game memang kental dengan interaksi dan komunikasi antar pemain. Lewat board game, orang tua juga bisa mencoba mengusulkan bahasan diskusi tertentu. Bisa juga untuk belajar bersama.
Mbak Lala dari Rumah Inspirasi menuliskan pengalamannya bermain board game bersama anaknya lewat rumahinspirasi.com. Mbak Lala mengajak anaknya mengeksplorasi dan mencari tahu lebih dalam tentang festival-festival unik yang ada di Indonesia setelah mengajak anaknya bermain board game The Festivals.
Budaya bermain ini sebenarnya sudah lama diterapkan di negara Jerman yang tingkat teknologinya lebih maju dibanding Indonesia. Mereka menyebut Gerakan 1821 ini sebagai Spielabend atau malam bermain. Seperti namanya, setelah makan malam orang tua membereskan meja makan, mengesampingkan gawai mereka dan kemudian meletakkan sekotak board game di atas meja untuk dimainkan bersama.
Budaya malam bermain di Jerman masih tetap terjaga sampai sekarang. Inilah salah satu alasan mengapa Jerman dijuluki sebagai kiblat board game dunia. Sebab, semua masyarakatnya hampir setiap malam tertentu selalu meluangkan waktunya bersama keluarga. Orang tua dan anak atau bahkan bersama kakek-neneknya bermain board game bersama.
Baca juga: Mengulik Serunya Seminar Keluarga, Menjadikan Board Game Tidak Hanya Sebagai Hiburan Semata
Ketika Boardgame.id meliput acara PlayDay, sudah mulai banyak juga keluarga yang ikut bergabung dan ikut bermain. Sedikit banyak, board game ternyata bisa menjadi solusi tumbuh kembang anak yang baik. Orang tuapun mendapatkan waktu yang berkualitas bersama putra-putrinya.
Jadi, sudahkah keluargamu meluangkan waktu untuk bermain board game bersama?
UPDATE: Akhir pekan ini (16/12/2018), ada PlayTime Bandung di Dots Board Game Cafe, mungkin ini waktu yang tepat untuk bermain bersama orang-orang tersayang.