Takashi Hamada: Perpaduan Board Game dan Digital Berpotensi Pikat Masyarakat [Wawancara]

Takashi Hamada: Perpaduan Board Game dan Digital Berpotensi Pikat Masyarakat [Wawancara]

Sabtu (11/05) – Acara Board Game Talk #2 edisi Bandung telah berakhir. Selama satu jam lebih, peserta diajak mendalami perancangan hybrid board game, perpaduan analog dan digital bersama game designer asal negeri sakura, Takashi Hamada. Nah, di acara tersebut Boardgame.id juga berkesempatan untuk berbincang langsung dengan desainer Mask of Moai (2017) ini lho.

Baca juga: Board Game Talk #2: Memaksimalkan Potensi Board Game dengan Teknologi

Tentunya Hamada-san juga akan merasa lebih santai apabila ngobrol dengan bahasa ibunya. Beruntung, saya bisa sedikit berkomunikasi dalam bahasa Jepang. Meskipun wawancara berlangsung dalam bahasa dari negara matahari terbit namun dalam artikel ini telah kami terjemahkan ke bahasa Indonesia. Bagaimana keseruannya? Ini dia!

Halo, Hamada-san! Terima kasih ya atas waktunya. Pertanyaan pertama: mengapa tertarik untuk menjadi desainer board game?

Halo. Perjalanan saya menjadi seorang board game designer diawali saat melihat orang-orang disabilitas di lingkungan sekitar. Sejak mengenal industri game, saya sadar bahwa game masih memiliki batasan terutama untuk penyandang disabilitas seperti mereka. Saya pertama kali merancang game untuk para tuna netra. Setelah itu saya tergerak untuk mendobrak batasan dalam game agar bisa dimainkan oleh banyak orang dalam segala kondisi.

Sejak kapan sih anda mengenal board game?

Saya mengenal board game awalnya dari Monopoly –  tentu tidak ada yang tidak kenal Monopoly, kan? Kalau waktunya mungkin sejak 8-9 tahun lalu ya.

Wawancara bersama Takashi Hamada

Darimana Anda mendapat inspirasi saat mendesain board game?

Sebenarnya bermacam-macam, rata-rata dari lingkungan sekitar saya seperti beberapa game saya yang terinspirasi dari penyandang disabilitas. Kadang juga ide muncul saat sedang traveling karena waktu saya lebih longgar jadi bisa mengembangkan game-game baru di waktu luang. Pada kunjungan saya ke Indonesia kali ini saja saya masih sempat mengasah ide di airport lho.

Mana yang lebih anda suka: game-game yang mengasah strategi atau party game? Apa ada judul atau publisher favorit?

Saya suka sekali party game! Kalau game-game yang mengasah otak (strategi) begitu agak pusing ya (tertawa). Untuk board game favorit saya suka dengan game terbitan HABA. Saya juga suka game-game yang compact karena mudah dibawa kemana-mana.

Menilik dari perkembangan industri board game dunia, pasar di Jepang memang tidak sebesar Eropa dan Amerika ya. Meskipun begitu, board game Jepang selalu konsisten muncul setiap tahun. Apa komentar anda tentang hal ini?

Hal ini sebenarnya karena pasar board game di Jepang belum sebesar budaya pop lain apalagi komik dan digital game. Sehingga perkembangannya tidak begitu terlihat. Saya sendiri melihat kita bisa berpotensi mengenalkan board game jika dikolaborasikan dengan fitur digital seperti VR (virtual reality), AR (augmented reality) atau Nintendo Switch. Selain itu sebagian besar game designer di Jepang adalah pekerjaan sampingan, berbeda dengan di Eropa dan Amerika yang bisa memilih game designer (board game) sebagai pekerjaan tetap.

BGT 2 Board game + digital
Board Game Talk #2 Chapter Bandung

Berarti sekarang board game juga sudah mulai populer di Jepang ya?

Benar sekali, sekarang di Jepang board game sudah menjadi hobi yang lumrah. Bukan tidak mungkin bisa menjadi budaya seperti di Jerman.

Menurut anda, bagaimana perkembangan industri board game di masa depan, khususnya yang menyasar keluarga?

Saya sangat percaya board game bisa menjadi media permainan dan belajar yang baik untuk keluarga. Ada cerita menarik, saat anak saya berusia 2 tahun dia masih kesulitan untuk berbicara. Saat itu saya sudah mengenalkan anak saya dengan komponen board game, seperti dadu yang berwarna-warni di keenam sisinya. Suatu hari dadu tersebut jatuh, saat dadu tadi ditemukan ia spontan berkata “midori!” (warna hijau dalam bahasa Jepang). Saya pikir board game benar-benar bisa berpotensi sebagai permainan edukatif yang seru, khususnya untuk keluarga dan anak-anak.

Baca juga: Board Game Talk #2: Memaksimalkan Potensi Board Game dengan Teknologi

Nah, itu tadi interview langsung Boardgame.id bersama Takashi Hamada. Menarik sekali bisa berbincang langsung dengan beliau serta mengupas banyak tentang industri board game di Jepang. Sampai ketemu di Board Game Talk berikutnya ya!

You may also like