Apa Jadinya Kalau Bermain Board Game Bagian dari Kurikulum Belajar di Sekolah?
- HeadlinePendidikan
- June 13, 2019
- 360
- 4 minutes read
Siswa-siswi TK dari Seaside Heights Elementary School, Oregon, Amerika, menerima PR atau Pekerjaan Rumah yang berbeda dari sekolah-sekolah lainnya. Alih-alih mengerjakan PR, murid-murid ini malah diberi tugas oleh sekolah untuk bermain board game di rumah. Ya! Sekolah ini memasukkan board game ke dalam kurikulum.
Setiap kelas di tingkat TK punya cukup variasi judul board game untuk dirotasi ke anak-anak setiap minggunya. Board game dibagikan dalam tas yang juga berisi lembar prosedur, cara bermain dan lembar refleksi yang harus diisi para murid.
“Praktek ini dikenalkan sejak awal tahun sejalan dengan tujuan sekolah untuk mendekati setiap anak sebagai ‘a person first and a student second’,” ujar Kepala Sekolah Julie Wozniak kepada dewan direksi distrik saat presentasi pada pertemuan mereka 19 Maret lalu.
Untuk mengenalkan board game sebagai alat pembelajaran dan PR yang sesuai dengan usia murid, sekolah menggelar family game night di bulanĀ Januari. Acara bermain ini berhasil mendatangkan 80 peserta atau sekitar 23 keluarga.
āIni adalah kesuksesan yang membangkitkan semangat,ā terang Jocelyn Milliren yang menjadi pengajar di TK tersebut.
Pada awalnya program ini didanai oleh Northwest Parenting. Di kemudian hari, pihak sekolah menerima sokongan dana dari berbagai donatur untuk memastikan kelas-kelas TK di Seaside Heights memiliki cukup board game. Artinya, program ini memang punya dampak dan harapannya setiap murid bisa membawa judul board game yang berbeda setiap minggunya.
Board game dipercaya membawa banyak manfaat
Board game yang menjadi inventaris sekolah dikurasikan sesuai usia murid dengan tema yang mudah diterima. Kebanyakan dari board game yang dipilih berbahasa Inggris dan Spanyol, sehingga game-game ini akan lebih mudah diterima oleh keluarga.
Baca juga: Belajar 4 Prinsip Coding Dalam Board Game Ramah Anak Ini!
Guru-guru percaya program ini memberikan manfaat bagi para murid. Beberapa di antaranya: murid menjadi lebih mudah mengontrol emosi dan mengekspresikan diri mereka, menarik perhatian murid untuk terlibat dalam permainan kooperatif, serta mengenalkan mereka konsep kompetisi yang baik. Selebihnya, board game juga mengajarkan murid untuk menaati peraturan, menjaga komponen dan belajar fokus pada sebuah tugas.
Menariknya lagi, program ini berhasil menarik keluarga untuk terlibat. Alhasil para muridmu jadi lebih semangat dan memberikan respon positif.
“Kami tidak pernah memiliki orang tua yang datang kepada kami dan berkata, ‘Kami sangat menyukai PR yang diberikan untuk anak kami, kami akan membelinya sebagai hadiah Natal’,” kata guru TK Betsy Mahoney.
Baca juga:Ā SDK Penabur Bandung Pilih Board Game Sebagai Agenda Community Engagement Program
Wah keren banget ya program di atas, bisa membuat orang tua ikut terlibat dengan bermain bersama dan murid juga mendapatkan banyak manfaat. Sepertinya program ini wajib di praktekkan di sekolah-sekolah di Indonesia.
Sumber: Seaside Signal