Perancangan Business Craft Board Game: Berubah Jauh dari Ide Awal [Bedah Board Game]

Perancangan Business Craft Board Game: Berubah Jauh dari Ide Awal [Bedah Board Game]

Saat merancang board game, sering kali ide atau konsep yang ada di benak kepala ternyata tidak berjalan mulus saat diuji coba. Alhasil, game designer harus mengubahnya atau malah ganti konsep baru. Setidaknya ini yang terjadi saat saya terlibat dalam proses perancangan Business Craft board game.

Baca juga: Serunya Menjajal Beragam Prototipe Board Game di HUT Kemerdekaan RI ke-74

Proses perancangan Business Craft saya ceritakan kembali saat mengisi sesi Bedah Board Game dalam acara Prototype Day 3 di PlaySpace by Boardgame.id. Business Craft dirancang oleh mas Eko Nugroho (CEO Kummara Game Design Studio), mas Indrawan Nugroho (CEO Corporate Innovation Asia) dan saya sendiri.

Image may contain: 1 person, screen
Sesi Bedah Board Game

Awalnya mas Indrawan yang hingga saat ini fokus pada inovasi bisnis meluncurkan Rise Above the Crowd, sebuah buku yang menjelaskan 5 langkah agar bisnis kamu naik kelas. Dari sana mas Indra ingin menghadirkan board game yang bisa mengantarkan konten atau materi pembelajaran dalam buku supaya lebih implementatif atau mudah dipraktekkan. Alasan lainnya juga agar para pemain nantinya juga semakin mendapat gambaran tentang bagaimana menjalankan bisnis, alias tidak hanya sekedar teori saja.

Baca juga: Kaget! Main Board Game Jadi Paham Bisnis [Wawancara]

Dibantu oleh mas Eko, saya mulai merumuskan konsep dasar dari Business Craft dengan beberapa batasan seperti harus mudah dimainkan, bisa mengakomodir lebih dari empat pemain, dan memiliki poin pembelajaran yang tinggi.

Kata “inovasi” lah yang selalu menjadi pegangan saya. Konsepnya adalah jika pemain melakukan inovasi, kesempatannya memenangkan permainan akan meningkat. Saya berangkat dengan konsep ide matching symbol yang akan muncul pada kartu pelanggan dan kartu produk.

Konsep matching symbol

Ide awalnya adalah menggunakan 5 dadu, jika pemain bisa mendapatkan sisi yang warnanya sesuai dengan pelanggan, maka pemain akan mendapatkan untung. Melempar dadu diibaratkan perusahaan sedang meluncurkan produk, maka produknya akan terjual jika sesuai dengan keinginan pelanggan. Unsur inovasi saya tempelkan pada kartu, jika pemain membeli kartu tersebut Ia akan jadi lebih mudah mengatur dadunya. Dengan kata lain, jika tidak berinovasi hasil dadu pemain akan selalu acak, menjadi lebih sulit mendapatkan pelanggan.

Setelah diuji coba beberapa kali, opsi dadu terpaksa harus dihilangkan. Alasannya ada beberapa. Pertama, melempar dadu setiap kali mau mendapatkan pelanggan tidak masuk akal, masa iya harus selalu tergantung nasib membuat padahal pelanggan sudah di depan mata. Kedua, masalah produksi, pastinya akan banyak PR memproduksi dadu dengan sisi custom (warna, bukan angka).

Karena di benak saya dalam bisnis juga selalu ada ketidakpastian, maka dari dadu saya ubah dengan kepingan koin yang memiliki dua sisi, setidaknya kesempatan mendapatkan salah satu sisi menjadi 50:50. Tetapi tetap saja, setelah diuji coba lagi, ada yang mengganjal jika menggunakan mekanik ini.

Image may contain: screen and indoor
Bahkan desain grafis dan ilustrasinya berubah

Kemudian diubah lagi dengan kepingan satu sisi dan akhirnya ini yang dipakai. Tentu selain mekanik ada banyak perubahan, hanya saya konsep dari inovasi dan matching symbol tetap saya pertahankan. Kalau dilihat dari rulebook yang saya tulis ada sekitar 9 kali perubahan, hampir seperti skripsi. Melakukan playtest berkali-kali itu penting untuk melihat celah dalam rancangan kita.

Untuk kasus perancangan Business Craft saya beruntung ada mas Indra yang melihat dari segi konten, apakah mekanik yang saya kembangkan sudah cukup merepresentasikan simulasi inovasi bisnis atau belum. Untuk mempertajam pengetahuan saya tentang inovasi bisnis saya pun mengikuti training inovasi bisnis selama tiga hari.

Playtest bersama mas Indra dan para trainer

Ada beberapa hal yang bisa kita ambil beberapa poin pembelajaran dari pengalaman perancangan Business Craft board game.

  1. Lakukan riset sebanyak-banyaknya untuk menguatkan tema (jika board game yang dibuat ingin tematik)
  2. Jangan egois atau memaksakan mekanik. Saya paham sebagai perancang terkadang ada ide atau mekanik yang ingin dihadirkan, tapi jika hasilnya kurang mulus atau jelas tidak cocok ya harus diganti. Simpan mekanik itu, siapa tahu bisa terpakai di rancanganmu yang lain.
  3. Jangan cepat puas dengan hasil yang ada, lakukan playtest sesering dan sebanyak mungkin karena ada banyak hal yang awalnya tidak terpikirkan ternyata terjadi saat diuji coba. Hanya dengan playtest kamu akan menemukan celah yang sebaiknya segera ditambal dalam rancanganmu.

Bulan Maret tahun 2018, Business Craft resmi dirilis di FX Sudirman, Jakarta dan dihadiri oleh sekitar 100 trainer dan pebisnis. Sudahkah kamu bermain Business Craft?

Jauhnya perubahan ide awal bisa dibandingkan dengan hasil akhirnya

Baca juga: Serunya Menguji Coba Rancangan Board Game di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI Ke-74

Temukan banyak board game Indonesia lainnya di Galeri Board Game Indonesia yang terletak di PlaySpace by Boardgame.id, Jalan Sukanagara no. 31, Antapani, Bandung.

You may also like