Board Game Seperti Apa Sih yang Akan Mewakili Indonesia di Essen SPIEL?
- Kabar Game
- September 2, 2019
- 359
- 7 minutes read
Indonesia sudah tiga kali mengikuti ajang pameran board game terbesar berskala internasional di Essen SPIEL, Jerman. Board game-board game karya anak bangsa selalu mewakili Indonesia setiap kali hadir ke Essen SPIEL di hadapan lebih dari 190.000 pengunjung pameran.
Board game Indonesia yang dibawa selalu mencoba menawarkan hal yang berbeda, terutama dari tema atau konten. Board game bertema Indonesia atau yang memuat konten Indonesia selalu menjadi unggulan. Seperti tahun lalu, dari 24 board game yang lolos kurasi dan diterbangkan mengikuti Essen SPIEL 2018, 8 diantaranya terpilih sebagai Indonesia Select atau 8 judul unggulan yang Indonesia banget.
Sebut saja ada: The Art of Batik tentang proses membuat batik, Waroong Wars tentang kuliner khas Surabaya, The Festivals tentang perayaan budaya terunik di nusantara hingga cerita rakyat Smong dan sebagainya.
Jika diambil kesimpulannya, empat poin di bawah ini yang akan meningkatkan kesempatanmu lolos kurasi agar bisa ditampilkan di Essen SPIEL mewakili Indonesia.
1. Memiliki tema/konten Indonesia
Bukan berarti Indonesia tidak bisa bersaing dengan mengandalkan gameplay yang seru. Tentu bisa, tapi konten dan tema Indonesia menjadi nilai lebih lantaran hal tersebut menjadi sesuatu yang segar dan unik di mata masyarakat mancanegara. Hal ini pula yang membuat Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) mau mendukung industri board game Indonesia, karena board game bisa membantu memperkenalkan Indonesia dengan media yang seru.
Alasan itu pula yang menjadi landasan BEKRAF menggelar sayembara board game bertema kopi tahun lalu. BEKRAF ingin bisa memperkenalkan kopi Indonesia ke masyarakat dunia dan mereka percaya lewat board game bisa menjadi media yang cukup efektif untuk memperkenalkannya.
Baca juga: Di Mata Dunia, Board Game Dengan Konten Indonesia Itu Unik, Segar dan Laku
2. Gameplay yang menarik, dan unik.
Tentu gameplay juga menjadi sorotan utama. Jika telah mengambil tema & konten Indonesia tapi tidak diimbangi dengan kualitas gameplay yang seru, bisa jadi akan berat sebelah. Yang dimaksud menarik dan unik bukan harus yang benar-benar berbeda dengan yang sudah ada. Tapi kalau kamu bisa meracik beberapa mekanik dengan rapi, seakan-akan kamu akan membuat permainan yang baru padahal kamu hanya memanfaatkan sekumpulan cara main yang sudah ada.
3. Ilustrasi yang rupawan, enak dilihat
Gambar juga pasti penting. Beberapa orang bahkan memutuskan membeli board game (atau buku) hanya karena melihat ilustrasi cover depannya keren. Berharap isi di dalamnya juga akan sekeren dan seseru itu. Tapi ingat, jangan terjebak. Kalau masih prototipe awal jangan habiskan waktu untuk mempercantik prototipemu dengan ilustrasi yang ciamik. Fokus dulu memoles gameplay, agar lebih smooth saat dimainkan dan cukup memberikan pengalaman bermain yang asyik. Kalau sudah mau memasuki final prototype baru kamu boleh mulai percantik tampilan prototipemu.
4. Minimalisir “ganti tema”
Dari poin pertama sudah jelas tema salah satu yang cukup penting. Tapi bukan lantas kamu memanfaatkan sebuah game yang sudah ada kemudian kamu rombak temanya menjadi tema Indonesia. Hal yang seperti ini mungkin lebih dikenal dengan istilah rip-off game, alias melucuti tema diganti dengan yang baru tapi masih dengan cara main yang sama. Contoh yang paling kerap ditemukan adalah rip-off Monopoly dan Ular tangga. Sama-sama lempar dadu tapi petak rumah, kartu dana umum dan kartu kesempatan diganti dengan konten sesuka hati.
Kamu akan mewakili Indonesia di ajang pameran berskala internasional lho. Kalau hanya untuk dimainkan di dalam keluarga atau di dalam kelas sih jelas tidak masalah. Board game yang kamu submit perlu ada identitas juga.
Nah! Masih ada beberapa hari lagi sebelum Open Call untuk pendaftaran kurasi Essen SPIEL 2019 ditutup tanggal 5 September mendatang. Yuk daftarkan karya terbaikmu sekarang, siapa tahu bisa mewakili Indonesia di Jerman. Berikut tautan pendaftarannya: http://bit.ly/daftra-archipelageek2019