Surat untuk Istriku, Teman Main Terbaik Hidupku [Keluarga Bermain]
- HeadlineOpiniPendidikan
- September 20, 2019
- 263
- 3 minutes read
Istriku, maaf jika selama ini aku terlalu banyak bermain. Bukan karena aku tidak serius. Tapi dalam permainan itu ada banyak hal yang aku temukan.
Istriku, ingat dulu kita sering main bersama? Pura-pura jadi petualang yang membunuh naga, atau anggota geng kriminal di sebuah kota yang sangat mirip dengan kota di Amerika?
Aku pernah berjanji, dalam hati, untuk bisa mengajakmu ke sana. Melihat dengan sungguhan kota yang hanya bisa kita lihat dalam rangkaian poligon dan bisingnya suara tembakan simulasi.
Teman-temanku tak percaya jika aku bilang: istriku itu seorang gamer!
Mereka bilang: Ah, cuma khayalan!
Tapi mereka tidak tahu yang sebenarnya. Atau, mungkin juga tidak perlu tahu?
Istriku, maaf jika aku terlalu banyak bermain. Lalu, dalam upaya mengejar sesuatu yang aku tidak tahu juga sebenarnya untuk apa, aku memaksamu untuk bermain.
Kau bilang: tapi cucian dan piring kotor menumpuk, debu di perabotan rumah makin tebal. Seabreg pekerjaan kantor masih menunggu untuk diselesaikan. Dan, anak-anak, mereka belum selesai dengan tugasnya.
Aku paham akan selalu ada tugas yang beriringan mengantre, masuk jadi pikiran dan persoalan yang membawa penat. Aku janji akan berusaha meringankan itu semua.
Sejujurnya, aku cuma rindu kita bermain bersama. Mungkin tidak seperti dulu, mengarahkan Tommy Vercetti untuk memuntahkan peluru di jalan-jalan Vice City. Aku pun sudah terlalu tua untuk kekerasan tanpa alasan seperti itu.
Aku hanya ingin kau dan aku menikmati waktu bersama dalam saling-silang sebuah permainan. Mungkin tertawa, mungkin menggoda, mungkin saling menjatuhkan atau sama-sama mencari kemenangan. Aku hanya ingin bermain.
Istriku, maafkan jika aku terlalu banyak bermain. Kau tahu kan, aku mengajakmu bermain semata-mata karena kau adalah teman main terbaik di hidupku.
โ…sebagian dari kita melihat bermain game sesuatu yang harus diminimalisir, dan dihilangkan sama sekali jika perlu! Karena kita khawatir, takut…โ
Eko Nugroho (Haruskah Game Dijauhkan Dari Anak-Anak? )