5 Langkah Mengoptimalkan Metode Pembelajaran Berbasis Game

5 Langkah Mengoptimalkan Metode Pembelajaran Berbasis Game

Awal Juni lalu, tepatnya dari tanggal 9 Juni -16 Juni 2020, Yayasan Ludenara bekerja sama dengan PGRI Smart Learning & Character Center Jawa Timur telah selesai menghadirkan serangkaian Webinar dan Online Workshop bertajuk “Belajar Seasik Bermain”

Webinar ini berhasil menjaring sekitar 700 guru dari se-antero Indonesia Raya menjadi peserta. Ada guru-guru dari Maluku Utara, Kalimantan Timur, Jawa, Bali dan lainnya. Nah! Artikel kali ini akan coba merangkum apa saja yang dipelajari para guru selama webinar “Belajar Seasik Bermain”.

Setiap harinya ada dua sesi yang diikuti oleh para peserta. Totalnya ada 9 sesi dalam webinar dan online workshop tersebut. Barangkali ada pembaca yang ketinggalan atau tidak sempat mendaftar, artikel kali ini akan merangkum dan memaparkan apa yang didapatkan oleh para guru dalam sesi pertama.

Berkenalan dengan metode pembelajaran berbasis game

Sesi pertama diisi oleh mas Eko Nugroho dari Kummara Studio dan juga co-founder Yayasan Ludenara. Di sesi pagi Eko menyampaikan banyak materi dengan tema pengenalan dan dasar-dasar pembelajaran berbasis game atau yang dikenal juga dengan metode game-based learning (GBL). Di sesi siang, para guru dibekali ilmu dasar-dasar game design dengan cara yang paling sederhana, yaitu amati, tiru dan modifikasi.

“GBL pada dasarnya adalah kita menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan game sebagai media utamanya,” terang Eko.

Dengan paparan tersebut Eko menggarisbawahi kalau GBL bukan metode baru namun sudah dipraktekkan dan terbukti efektif sejak lama. Karenanya sungguh sangat memungkinkan GBL tetap bisa diterapkan di era modern seperti saat ini. Apalagi saat ini sudah banyak tersedia game-game di sekitar kita yang mudah didapatkan.

5 langkah Pembelajaran Berbasis Game

Langkah-langkah mengoptimalkan sesi GBL

Eko menyebutkan ada beberapa langkah untuk menyiapkan sesi pembelajaran berbasis game yang bisa diimplementasikan baik di kelas maupun di rumah. Beberapa langkahnya adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Persiapan sesi GBL

Pada dasarnya hampir sama saat mempersiapkan sesi pembelajaran di kelas. Artinya menyiapkan materi, apa yang ingin disampaikan dalam sesi GBL dan bagaimana materi akan disampaikan. Tentu media yang dipakai adalah media game. Nah! Game apa yang akan dipakai, apakah ada persiapan tertentu misal harus print dan gunting.

Langkah 2: Awali dengan cerita atau narasi yang menarik

Bapak-ibu guru bisa sedikit bercerita tentang materi yang akan disampaikan dengan membalutnya menjadi sebuah narasi seru untuk menarik perhatian murid dan membuat mereka semangat. Bisa juga dijelaskan gambaran singkat tentang permainan yang akan mereka mainkan. Mereka akan menjadi siapa dalam permainan tersebut.

Langkah 3: Sesi bermain

Di sinilah panggung utama si permainan. Namun bukan berarti saat murid-murid mulai bermain, guru hanya diam saja dan tidak melakukan apa-apa. Di saat inilah guru bisa melakukan tiga hal: observasi, intervensi dan jaga sesi.

Observasi yaitu untuk mengamati siapa saja yang sudah paham, siapa yang kira-kira masih bingung tentang cara mainnya. Intervensi artinya turun tangan membantu murid yang belum paham. Dan jaga sesi agar semua bisa bermain sekaligus bermain dengan tenang dan menyenangkan.

Langkah 4: Diskusi penutup

Begitu sesi bermain selesai jangan benar-benar langsung disudahi, tapi buat sesi diskusi terbuka. Karena guru tadi sudah melakukan observasi mungkin bisa bertanya ke beberapa murid, “kenapa melakukan aksi ini/aksi itu?”, “kenapa tadi membuang/mengambil kartu yang ini dan bukan yang itu?” Di sini guru bisa menggali cara berpikir anak-anak setiap aksi yang dilakukan murid saat tadi bermain.

Di sini pula waktu yang tepat Bisa juga bertanya siapa yang tadi menang? strategi apa yang dipakai? Begitu juga sebaliknya, “hayo, tadi siapa yang kalah? kenapa bisa kalah?” atau bangun sesi diskusi yang lebih mendalam dengan menanyakan pelajaran apa yang didapat dari permainan tadi.

Langkah 5: Evaluasi sesi

Begitu langkah 1 sampai langkah 4 sudah dijalankan, maka yang terakhir adalah melakukan evaluasi. Baik evaluasi diri dari segi pemberian narasi hingga penyampaian materi, atau evaluasi seluruh sesi pembelajaran berbasis game. Catat semua hal-hal yang sudah bagus agar dipertahankan di sesi berikutnya lalu tingkatkan dan perbaiki apa yang belum optimal.

Tayangan ulang dari semua materi mas Eko di atas bisa disaksikan lewat video berikut ini (mulai dari menit ke-26):

Mas Eko kembali menekankan semua langkah di atas bisa dilakukan dengan memanfaatkan segala jenis game, termasuk board game. Mengapa board game? Karena board game bisa dimainkan banyak pemain di satu tempat, tidak perlu perangkat elektronik dan bahkan komponen kartu bisa dibuat atau dicetak sendiri. Terlebih lagi interaksi dan komunikasi antar pemain yang dihadirkan cukup intens.

Jika kebingungan mencari game apa yang cocok untuk dimasukkan dalam sesi GBL, bapak-ibu guru tinggal cari permainan yang sudah ada (tidak perlu buat sendiri). Lalu cari tahu apa yang menarik dari permainan tersebut dan disesuaikan dengan materi masing-masing.

Dicontohkan oleh mas Eko, bisa gunakan Ular Tangga misalnya untuk mengajar matematika. Bisa untuk belajar berhitung, mengenal ganjil genap dan seterusnya.

Nah! Boardgame.id juga punya Galeri Board Game Indonesia yang menyediakan beraneka judul board game yang bisa dipesan online. Kuncinya tadi, cari tahu dulu apa yang menarik dari board game yang ada lalu tinggal disesuaikan dengan materi pembelajaran dari bapak-ibu guru.

Dapatkan judul dan katalog board game selengkapnya di halaman berikut:

Ingin mencari inspirasi? Simak beragam artikel tentang pengalaman seru para guru yang telah memanfaatkan sesi pembelajaran berbasis game di segmen Guru Bermain. Atau dapatkan akses board game gratis yang bisa di-print sendiri di rumah di segmen CTRL+P, siapa tahu bisa dimanfaatkan juga untuk masuk ke sesi GBL bapak-ibu guru

You may also like