Board Game dengan Tema Indonesia Itu Eksotis

Board Game dengan Tema Indonesia Itu Eksotis

Kamis kemarin (17/10) baru saja digelar konferensi pers terkait partisipasi Indonesia mengikuti pameran Essen SPIEL 2019 di Jerman pekan depan. Konferensi ini diusung Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Asosiasi Pegiat Industri Board Game Indonesia (APIBGI) di Activation Lounge Icinc Expo (RT), Hall 3 Indonesia Convention & Exhibition BSD (ICE) Tangerang untuk mengedukasi masyarakat tentang board game Indonesia.

Siapa sangka board game Indonesia bisa dipamerkan di pameran berskala internasional sekelas Essen SPIEL. Tahun ini ada 20 judul board game Indonesia akan dipamerkan di sana selama empat hari dari tanggal 24-27 Oktober 2019.

Baca juga: 20 Permainan Sejenis “Monopoly” Rasa Lokal Siap Diberangkatkan ke Jerman

Di antara 20 judul yang akan dibawa, beberapa bahkan mengangkat konten atau tema Indonesia. Ada Korowai tentang suku pedalaman di Papua. Ada pula The Forbidden Ritual yang mengambil tema mistis berupa karakter makhluk-makhluk astral khas Indonesia macam Kuntilak, Genderuwo dan lainnya. Juga board game Nusa Rasa yang memperkenalkan kuliner khas Indonesia.

Konferensi pers Indonesia goes to Essen SPIEL 2019 | Isa R. Akbar/BGID

Pada konferensi pers, tim Boardgame.id sempat menanyakan alasan mengapa para kreator ini mengambil tema Indonesia padahal mereka akan pameran di Eropa, bukankah akan menarik jika menyajikan sesuatu yang dekat dengan kultur di sana?

“Tema Indonesia itu eksotis,” jawab Darwin, perwakilan dari MSBR Studio, pengembangThe Forbidden Ritual.

Menariknya, konten atau tema Indonesia yang diadaptasikan menjadi sebuah board game bukan hanya dilakukan oleh perancang asli Indonesia.

Baca juga: Ada Apa Sih di Essen SPIEL 2019?

“Sebetulnya banyak board game luar negeri yang juga mengambil tema bahkan memberi judul board game Indonesia, tapi sayang sekali dari sisi kedalaman konten tidak akurat,” sahut Andre M Dubari, Ketua Umum APIBGI.

Hal itu pula yang membuat MSBR terpelatuk untuk merancang board game bertemakan Indonesia. “Kesel kan jadinya, orang luar bikin tema Indonesia tapi tidak tahu aslinya seperti apa, daripada begitu mending kita (orang Indonesia) aja yang bikin,” timpal Darwin.

Dari kiri: Adre Dubari, Darwin, Ang Martin dan pak Boni di konferensi pers Indonesia Goes to Essen SPIEL 2019 | Foto: Isa R. Akbar/BGID

Tema-tema tertentu tentang Indonesia bahkan juga menarik tidak hanya untuk audiens luar negeri tapi juga masyarakat Indonesia sendiri. “Korowai berceritakan tentang survival suku pedalaman Papua, tapi dari segi judul dia netral. Maksudnya masyarakat di luar negeri bahkan orang Indonesia sendiri sama-sama tidak banyak tahu juga tentang suku tersebut,” tambah Ang Martin dari Tabletoys yang lolos menjadi 6 finalis terbaik dengan board game Korowai dan SEN.

Andre pun menjelaskan bahwa sebenarnya orang-orang di Eropa mulai jenuh dengan tema-tema yang ada saat ini seperti tema zombie, bajak laut, fantasi dan lain sebagainya. “Menurut mereka tema Indonesia itu justru fresh dan sekali lagi, eksotis,” terang Andre.

Bila melirik kembali ke partisipasi Indonesia di Essen SPIEL tahun lalu, ada satu board game bertemakan cerita rakyat asli Indonesia yang diadaptasi menjadi board game dan akan didistribusikan ke-26 negara oleh penerbit asal Perancis, Blue Orange.

Buto Ijo, board game tema Indonesia
Prosesi upacara penandatanganan kerjasama dengan Blue Orange, penerbit asal Perancis | Foto: Isa R Akbar/BGID

“Ini salah satu capaian dan bukti, bahwa kita bisa “menjual” produk-produk board game Indonesia ke publisher-publisher di luar sana, dan hal ini yang kita harapkan akan lebih banyak terjadi di tahun ini,” ujar Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Deputi IV Bidang Pemasaran Bekraf dalam konferensi pers tersebut.

You may also like