Gastronot.id Ajak Anak-Anak Pahami Gizi Seimbang Lewat Board Game
- HeadlineKomunitasPendidikan
- November 29, 2019
- 353
- 7 minutes read
Gaya hidup sehat dimulai dengan menyeimbangkan porsi makanan yang akan diterima oleh tubuh. Namun kebanyakan dari masyarakat sering mengaitkan makan makanan sehat dengan harga yang mahal. Padahal mengkonsumsi makanan dengan takaran yang pas untuk tubuh kita itu baik kesehatan. Tentu akan jadi masalah kalau tubuh kita terlalu banyak menyerap karbohidrat atau pun lemak, begitupun sebaliknya, apabila kekurangan juga bisa menjadi petaka. Maka mengkonsumsi gizi seimbang itu penting.
Menilik hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan 17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita) masih mengalami masalah gizi. Angka ini terbagi atas balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi kurang sebesar 13,8%.
Di Kota Bandung sendiri, pada tahun 2018 tercatat 25,8% anak-anak terkena stunting dan angka tersebut turun 0,5% menjadi 25,3% pada tahun 2019 (dilansir dari wawancara Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita, yang dimuat Republika.co.id pada 4 Oktober 2019). Sekali lagi, meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pemahaman terkait gizi seimbang serta pola makan yang sehat menjadi hal yang penting.
Masyarakat perlu diberi penyuluhan dan pengetahuan terkait gizi seimbang. Hal inilah yang mendasari Kummara Game Studio asal Bandung untuk mengembangkan sebuah pilot program game-based learning terintegrasi untuk peningkatan pemahaman terkait gizi seimbang menggunakan media board game.
Dalam proses pengembangannya tentu Kummara tidak sendirian, mereka berkolaborasi juga dengan berbagai komunitas gastronomi di Bandung yaitu House The House dan Komunitas 1000 Kebun serta tim peneliti kesehatan masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (FK UNISBA) dengan dukungan penuh oleh Generasi Baru Dapur Indonesia (GBDI), sebuah platform multi aktor di Bandung yang memiliki misi mempromosikan pangan lokal, sehat dan lestari.
Sebelum pengembangan board game dimulai, kegiatan diawali dengan Focus Group Discussion (FGD) pada 28 Agustus 2019 yang melibatkan perwakilan dari Kummara, GBDI, FK UNISBA, Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia Cabang Jawa Barat (PDGMI Jabar), House The House, Rumah Kayu Permaculture dan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dari hasil FGD kemudian dikembangkan sebuah konsep pendekatan MAIN, METIK, MASAK.
MAIN, METIK, MASAK, adalah sebuah konsep kegiatan untuk memotivasi keterlibatan aktif masyarakat dalam memahami konsep gizi seimbang dan pola makan sehat. MAIN di sini artinya kegiatan sebaiknya dilakukan diawali dengan proses belajar terkait gizi seimbang atau pola makan sehat dan disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Kemudian berlanjut METIK, atau belajar peduli akan sumber-sumber makan sehat. METIK juga memberikan konsep bahwa kita harus dari mana sebuah makanan itu didapat. Terakhir adalah MASAK, kegiatan yang menggambarkan bahwa memasak adalah sebuah proses yang penting sekaligus juga menyenangkan.
Konsep Main, Metik, Masak bisa diimplementasikan oleh semua pihak, dari mulai keluarga hingga ke tingkat komunitas yang lebih luas. Dengan kata lain ini adalah sebuah terobosan sekaligus pendekatan inovatif untuk bisa memotivasi bentuk inclusive gastronomy. Konsep MAIN, METIK, MASAK tersebut di atas sudah mulai diujicobakan dalam program berjudul Gastronot.id yang tahap pilot pertamanya telah diadakan di SDN 200 Leuwipanjang, Bandung, pada 23 November 2019 yang mengikutsertakan 50 murid SD kelas 5 dan 6.
Dalam acara tersebut, diperkenalkan board game Gastronot, yang didesain khusus untuk mendukung sebuah sesi pembelajaran berbasis game (game-based learning) terkait gizi seimbang dan pola makan sehat. Dalam game tersebut anak-anak menjadi berperan menjadi tim astronot khusus yang saling berlomba menjelajah berbagai planet untuk mencari bahan makanan yang tepat untuk kemudian diolah menjadi makanan dengan kandungan gizi seimbang.
Pilot program diawali dengan sesi game based learning Gastronot yang diikuti oleh 50 orang siswa (MAIN). Selesai MAIN, para siswa kemudian diajak untuk belajar terkait menanam dan memetik sayuran secara langsung di halaman sekolah (METIK). Di akhir sesi, para siswa kemudian belajar proses memasak dan diikuti dengan acara makan bersama (MASAK).
Dari pilot program tersebut terlihat antusiasme para peserta. Pilot program Gastronot.id ini akan diadakan kembali pada tanggal 30 November 2019 di SDN Asmi, Bandung. Pelaksanaan pilot program tersebut sekaligus untuk memberikan gambaran terkait implementasi konsep inclusive gastronomy MAIN, METIK, MASAK yang telah dikembangkan.
Secara bertahap hasil dari pilot program serta detaill konsep/media yang dikembangkan bisa diakses di website Gastronot.id atau kunjungi juga akun Instagram mereka di @gastronot.id
Semoga dengan program ini berbagai inisiatif ini bisa ikut berkontribusi untuk peningkatan kesadaran masyarakat secara luas terkait terkait gizi seimbang serta pola makan yang sehat di seluruh lapisan masyarakat.