BAZNAS Ajak Guru-Guru di Lombok Ikuti Pelatihan Tanggap Bencana Melalui Board Game SIAGA

BAZNAS Ajak Guru-Guru di Lombok Ikuti Pelatihan Tanggap Bencana Melalui Board Game SIAGA

Pertengahan Desember lalu, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tidak hanya mengajak guru dan murid-murid SD di Kabupaten Donggala, Palu untuk belajar sambil bermain permainan tanggang bencana. BAZNAS juga mengirimkan perwakilannya ke sekolah-sekolah di Lombok untuk mengenalkan board game Siap Tanggap Bencana atau SIAGA!

Baca juga: Bermain Board Game SIAGA Bersama Siswa Sekolah Dampingan BAZNAS di Palu

Program pemanfaatan board game SIAGA dengan metode game based learning ini dilakukan BAZNAS bersama dengan Ludere Nusantara (Ludenara), yayasan yang fokus akan peningkatan mutu pendidikan dengan pemanfaatan game.

Pelatihan guru game based learning SIAGA ini pun diadakan di dinas Pendidikan kebudayaan dan olahraga Kabupaten Lombok Utara (Dikpora KLU), provinsi Nusa Tenggara Barat, pada hari Rabu tangga 18 Desember 2019.

Dalam acara ini dihadiri oleh Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dikpora Kabupaten Lombok Utara Hasto Wahjono, S.Pd, Tim Lembaga Beasiswa BAZNAS, dan 30 Orang guru peserta pelatihan dari 10 sekolah dampingan BAZNAS di Lombok Utara dan Lombok Barat.

Pasca bencana gempa bumi Lombok pada tanggal 5 Agustus 2018, BAZNAS mendirikan sekolah darurat di Lombok. Board game SIAGA hadir sebagai media edukasi untuk pengurangan resiko bencana untuk diajarkan ke murid-murid sekolah darurat tersebut. Game based learning SIAGA menjadi alat edukasi kebencanaan untuk pendidikan dasar dan menengah.

“Board game SIAGA ini adalah hasil good practice BAZNAS dari program pendampingan sekolah selama di Lombok, ini (SIAGA) hikmah pelajaran yang kita ambil dari bencana yang terjadi untuk sama-sama kita ambil pelajaran, mudah-mudahan game ini dapat bermanfaat,” jelas Faqih dari Tim Lembaga Beasiswa BAZNAS.

Pelatihan tentang mitigasi bencana pada guru di perlukan di daerah bencana. Pada sesi pertama dalam kegiatan pelatihan guru SIAGA ini adalah menggali pemahaman guru terkait hal positif dan tantangan yang dihadapi setahun terakhir pasca bencana gempa bumi Lombok.

“Indonesia tahun 2018 kita punya lebih dari 2000 bencana, namun sedikit sekolah yang aware untuk pembelajaran bencana. Tanggap bencana bukan masalah lari untuk evakuasi tapi pertama paham resikonya, dan kedua tahu bagaimana cara menanggapinya, terakhir tidak khawatir, ” Eko Nugroho founder Ludenara & CEO Kummara Studio.

Eko Nugroho (batik), sedang menjelaskan board game SIAGA kepada guru-guru di Lombok

Dalam pelatihan ini, para guru diajak untuk memainkan board Game SIAGA dengan berbagai macam cara bermain dengan memanfaatkan setiap elemen dalam Board Game tersebut.

“Kami tidak membuat game tentang evakuasi bencana, karena evakuasi ini soal disiplin instingnya kita sebagai manusia sudah cukup, kami membuat game untuk persiapan agar anak dan keluarga tidak panik. Teknik evakuasi penting namun kesiapannya terhadap bencana lebih penting.” Tambah Eko.

Dalam pelatihan ini guru di ajak untuk memainkan board Game SIAGA dan kemudian dipaparkan manfaat dan kegunaannya. Selanjutnya setelah pelatihan guru game based learning siaga ini peserta mengimplementasikan kegiatannya pada siswa-siswi di sekolah masing masing dan mengirimkan tulisan inspiratif cara memainkan siaga di sekolahnya.

“Kami bersyukur bisa mendapat pelatihan dari BAZNAS, pelatihan ini beda dari yang lain, terima kasih untuk game SIAGA yang telah diberikan kepada sekolah kami semoga jadi amal jariyah untuk BAZNAS, dan bisa langsung kami implementasikan ke murid-murid kami,” kata Syahril dari SDN 3 Filial Sambik Elen Bayan Lombok Utara sebagai salah satu peserta pelatihan guru SIAGA.

*Artikel di atas merupakan bagian seri artikel sponsor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

You may also like