Keren! Pak Guru Ini Ajar Mapel Sejarah Pakai Among Us [Guru Bermain]
- HeadlinePendidikan
- January 29, 2021
- 893
- 13 minutes read
Semasa pandemi banyak sekolah yang “diliburkan” dan diganti menjadi belajar di rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh. Bagi para guru, menjalani PJJ bukanlah hal yang mudah. Mereka harus beradaptasi dengan gaya ajar baru yang tadinya tatap muka di kelas kini harus berkutat dengan koneksi internet, penyampaian materi gaya baru dan lain sebagainya.
Kesulitan juga dialami dari pihak murid. Menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) seperti dikutip Kompas.com, 73,2% siswa merasa berat mengerjakan tugas dari gurunya selama PJJ. Selain itu, 77,8% siswa mengalami kesulitan saat PJJ karena guru lainnya turut memberikan tugas.
Kesulitan tersebut juga dialami oleh pak Mochamad Handoko, S.Pd. seorang guru mata pelajaran Sejarah Indonesia di SMA Negeri 12 Surabaya. Sementara tidak bisa mengajar secara langsung guru memberikan tugas yang relatif banyak. Terkadang tenggat waktunya juga tidak bisa diajak kompromi. Pak Hans, sapaan akrabnya, sadar tidak ingin murid-muridnya diberi beban tugas terlalu berat karena takut mereka malah stress.
Mencari alternatif metode mengajar
“Sebagai seorang tenaga pendidik, tentunya saya tidak ingin peristiwa itu terjadi kepada peserta didik saya. Oleh karena itu saya harus memperbaiki pola ajar termasuk pemberian tugas kepada peserta didik,” ungkapnya.
Akhirnya pak Hans mencoba mengikuti beberapa pelatihan dan webinar pendidikan yang dilakukan secara daring di tahun 2020 untuk menggali ide, strategi maupun metode ajar alternatif di masa pandemi. Salah satu pelatihan yang ikutinya mengangkat tema Belajar Seasik Bermain yang diadakan PGRI Jatim dan tim Ludenara memberikan banyak referensi tentang pemanfaatan permainan dalam proses pembelajaran.
Baca juga: Dampak eSports Bagi Anak, Orang Tua dan Guru Perlu Pahami
Praktik mengajar menggunakan game
Semenjak mengiikuti webinar Belajar Seasik Bermain, beberapa media pembelajaran digital sederhana berbasis permainan langung dipraktikkan dan digunakan selama PJJ. Di antaranya ada Connect Four Games, Ular Tangga digital dan media Berebut Rempah. Selain itu, tugas sejarah yang diberikan kepada peserta didik juga tidak luput dari pemanfaatan permainan. Ada tugas Sang Navigator, tugas panjat pinang digital, hingga tugas scrabble sejarah Indonesia.
“Saya semakin terpacu untuk mengeksplorasi permainan lainnya yang dapat saya adopsi menjadi sebuah media pembelajaran,” ujarnya semangat.
Sampai pada saat ada permainan online yang digandrungi banyak kalangan tahun lalu, apalagi kalau bukan Among Us.
Pak Hans tersadar ada persamaan cara bermain Among Us dengan belajar sejarah yaitu sama-sama mengharuskan penggunanya mencari tahu kebenaran dari sesuatu yang terjadi di masa sebelumnya berdasarkan bukti dan informasi yang ada.
“Pada awalnya, saya sedikit kebingungan dengan cara mainnya, namun setelah beberapa kali memainkannya akhirnya saya bisa dan tertarik untuk mengadopsi permainan ini menjadi media pembelajaran sejarah.” tutur pak Hans.
Among Us versi sejarah Indonesia
Sekilas tentang Among Us, para pemain akan mendapat peran secara acak antara tim Impostor atau tim Crewmate. Tim Impostor harus berpura-pura dan melebur dalam kelompok Crewmate dan mencegah jangan sampai misi mereka selesai. Sedangkan tim Crewmate memenangkan permainan jika semua berhasil diselesaikan atau membongkar identitas Crewmate palsu alias si Impostor. Di permainan aslinya, akan sering terjadi momen saling tuduh-menuduh.
Baca juga: Ada Impostornya! 10 Board Game Ala-Ala Among Us
Nah! Berbekal Google Slides dan Google Forms, pak Hans mencoba memodifikasi Among Us dan membumbuinya dengan beberapa soal untuk dijawab oleh para peserta didik dan jadilah Among Us Sejarah Indonesia. Di permainan ini murid hanya bisa menjadi Crewmate atau di versi ini disebut Detektif untuk mengungkap kebenaran akan peristiwa yang terjadi oleh si Ungu.
Dalam upayanya itu, pemain wajib mengumpulkan petunjuk untuk membuktikan Impostor (pelaku kejahatan), di mana petunjuk itu diperoleh setelah menyelesaikan berbagai tugas yang tersedia pada setiap ruangan di pesawat. Untuk memasuki masing-masing ruangan, pemain dapat mengaksesnya melalui peta pesawat.
Jika pemain berhasil menjawab dengan benar, maka mereka akan diarahkan menuju aplikasi Google Forms yang berisi 3-5 pertanyaan tambahan. Namun jika mereka salah memberikan jawaban maka akan diserang oleh impostor, dan permainan dapat berakhir seketika (game over). Meski demikian, pemain masih dapat mencobanya kembali.
Hanya dengan memodifikasi permainan, melalui Among Us Sejarah Indonesia pak Hans punya kendali penuh untuk menentukan jenis soal hingga materi yang ingin disampaikan. Termasuk menyisipkan materi berupa artikel sejarah, gambar maupun video yang diambilnya melalui internet.
“Tugas yang ada di setiap ruangan saya ubah menjadi pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan materi yang saya ajarkan. Berbagai jenis pertanyaan saya tambahkan, seperti benar-salah, mencocokan kata, hingga pilihan ganda.” jelasnya.
Membawa manfaat untuk peserta didik
Di akhir sesi ajar menggunakan permainan Among Us Sejarah Indonesia, pak Hans menyisipkan kolom berisi pesan dan kesan untuk diisi oleh peserta didik. Tanggapan anak-anak rupanya bermacam-macam. Dari yang merasa pusing dan kesulitan karena tidak pernah bermain Among Us versi aslinya. Ada yang merasa sedang bermain namun juga menambah pengetahuan materi pelajaran sejarah. Sampai ada yang berharap agar lebih banyak lagi metode pembelajaran dengan memanfaatkan permainan, khususnya apa yang sedang tren di kalangan peserta didik saat ini.
“Ada cerita unik dari peserta didik saya yang disampaikan via pesan Whatsapp. Ia yang begitu penasaran dan termotivasi menemukan impostornya, hingga ingin tahu sebelum saya bahasbersama-sama satu kelas.” pak Hans menceritakan.
Melalui permainan Among Us Sejarah Indonesia mereka terdorong untuk membaca lebih banyak terkait materi meski rasa malas sedang melanda. Bahkan mereka yang masih semangat menyelesaikan media permainan ini meski hari sudah malam.
Selain itu, pak Hans juga mengaku merasakan ada manfaat lainnya yang dirasakan, yaitu tingkat terselesaikannya tugas sejarah yang diberikan kepada peserta didik mengalami peningkatan khususnya dari segi waktu pengumpulan (lebih cepat).
“Satu hal lagi yang membuat saya terharu ialah ketika peserta didik merasa tidak terbebani untuk belajar dan mengerjakan tugas sejarah menggunakan pendekatan permainan. Belajar rasa ngegame, kata peserta didik saya.” jelasnya.
Pak Hans pun mengaku tidak bosan megeksplorasi segala media permainan untuk dimanfaatkan dalam mengajar. Bahkan saat ini pak Hans sedang berusaha mengembangkan card game sejarah Indonesia rancangan sendiri. Ada pula yang masih konsep dan ada juga yang sudah mulai kelihatan bentuk purwarupanya.
“Saya meyakini jika seseorang dalam kondisi senang dan bahagia, maka akan banyak hal yang dapat ia pelajari. Ketika seseorang dalam kondisi senang maka imunitas tubuhnya akan terjaga bahkan cenderung meningkat. Tentunya ini adalah kondisi yang bermanfaat di masa pandemi.” imbuhnya.
Baca juga: Riset & Main! Penemu Tabel Periodik Terispirasi dari Kartu Solitaire
Pembelajaran berbasis permainan dapat menjadi alternatif untuk memecah batu kebosanan pada diri peserta didik selama proses PJJ. Pembaca bisa mengakses Among Us Sejarah Indonesia melalui tautan berikut: s.id/among-us-sejarah-indonesia
Begitulah cerita inspiratif dari pak Hans. Simak cerita seru dari pengalaman para guru lainnya yang memanfaatkan board game untuk pembelajaran di segmen [Guru Belajar].
Kamu juga memiliki cerita atau pengalaman seru seputar pemanfaatan board game sebagai media pembelajaran untuk dimuat di Boardgame.id? Kirimkan saja draft tulisanmu ke email kami di [email protected], atau cukup isi formulir berikut untuk memudahkanmu berbagi cerita:
Temukan juga puluhan board game karya anak bangsa yang tidak kalah seru di Galeri Boardgame Id. Bisa langsung dipesan juga melalui Tokopedia atau Shopee.