Sutasoma: Menelusuri Sejarah Candi di Yogyakarta [Review]

Sutasoma: Menelusuri Sejarah Candi di Yogyakarta [Review]

Belajar tidak melulu harus dari membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar juga bisa dicapai salah satunya dengan bermain lho. Nah! Board game Sutasoma yang akan diulas dalam artikel punya nilai-nilai sejarah dengan tema sejarah dan candi, khususnya candi di Yogyakarta seperti Candi Prambanan, Candi Boko dan lainnya.

Sutasoma adalah board game yang dikembangkan oleh Kaksam Rizky dari Sebangku Games, pengembang game yang bermarkas di Yogyakarta. Sebelum ini Sebangu Games juga sudah merilis Zamzamy, sebuah board game yang di-bundling dengan buku untuk membantu anak-anak belajar ngaji dengan cara yang seru.

Advertorial: Dapatkan Zamzamy hanya di Boardgame.id

Permainan ini bisa dimainkan untuk dua sampai maksimal enam pemain dan dimainkan secara tim. Durasi permainannya cukup singkat, hanya menghabiskan 15 menitan untuk sesi satu sesi. Sutasoma memiliki cara bermain yang sangat mudah dan sederhana, sehingga pemain dari usia sangat muda sudah bisa ikut bermain juga lho.

Daripada makin penasaran yuk kita bahas permainannya!

Jangan lupa Subscribe ya!

GAMBARAN PERMAINAN

Sutasoma dimainkan oleh dua tim berisi maksimal tiga pemain dan berlangsung selama beberapa ronde sampai kartu di deck habis. Setiap ronde akan ada pemain yang mendapat token “Sutasoma” sebagai penanda Ia bertugas untuk membuka kartu harta. Kartu harta ini akan diperebutkan antar tim.

Kartu harta inilah yang akan menjadi poin di akhir permainan jika mereka bisa meletakkannya di kartu misi yang sesuai. Tentu, tim dengan nilai yang lebih tinggi yang keluar menjadi pemenang. Dalam kartu harta terdapat juga kartu bergambar patung garuda yang memiliki fungsi untuk mengaktifkan beberapa kemampuan bagi tim yang berhasil mendapatkannya.

komponen sutasoma
Komponen permainan

AKSI & MEKANIK

Setelah kartu harta dibuka semua pemain berbarengan mengatur token simbol masing-masing untuk mendapatkan susunan yang sama. Berbarengan artinya tidak ada giliran. Pemain dalam salah satu tim yang berhasil mendapatkan urutan token yang sesuai dengan kartu harta harus menepuk kartu tersebut dengan tangan sambil meneriakkan “SUTASOMA” sebagai penanda semua pemain harus berhenti menyusun.

Ada empat jenis simbol: merah (lingkaran), hijau (kotak), kuning (segitiga), dan biru (segi enam). Dalam beberapa kartu ada juga simbol C, E, dan F. Artinya kartu dengan simbol huruf ini keluar pemain tidak perlu menyusun token, namun harus memperagakan gerakan sesuai simbol huruf yang muncul. C untuk “Clap” artinya harus bertepuk tangan, E artinya Eye untuk membentuk gaya kacamata dan F untuk Fly alias gerakan terbang. Setelah melakukan gerakan, pemain yang lebih dulu memperagakan tetap buru-buru menepuk kartu sambil berteriak “SUTASOMA”

Tim yang memenangkan kartu ini boleh mengaktifkan salah satu efek pada papan Garuda (kiri)

Simbol-simbol ini adalah kunci untuk membebaskan para tokoh-tokoh yang terjebak dalam mesin waktu berupa kartu. Setelah terbebas (didapatkan pemain), mereka harus membawa kartu tersebut ke peristiwa yang sesuai. Peristiwa yang dimaksud adalah kartu misi.

Nantinya pemain boleh melakukan aksi klaim, yaitu menyimpan kartu harta ke kartu misi yang dianggapnya peristiwa yang benar. Lalu bagaimana caranya tahu kartu harta diletakkan di kartu misi yang tepat?

Masih ingat dengan kartu bergambar garuda? Bila kartu tersebut berhasil didapatkan, tim boleh mengaktifkan beberapa efek seperti: mencuri kartu tim lawan, tukar kartu harta, klaim kartu harta ke kartu misi, pencarian dan lainnya. Nah! Melalui aksi pencarian inilah pemain diperbolehkan diskusi hingga “googling” tentang kartu harta / kartu misi untuk mendapatkan petunjuk yang tepat.

Setelah semua pemain mendapat giliran membuka kartu harta, tiap tim boleh melakukan aksi klaim dan memindahkan token Sutasoma ke pemain di sebelah kanan atau berlawanan arah jarum jam.

susun simbol dan teriak sutasoma
Susunan token simbol pada kartu harus sama dengan yang ada di kartu tergantung dari perspektif tempat duduk.

KOMPONEN & VISUAL

Dilihat dari ilustrasi pada kartu, jelas sekali Sutasoma menggunakan pendekatan anime. Gaya gambar seperti ini bisa dibilang cukup dekat, apa lagi bagi warga Indonesia yang suka membaca komik Jepang terjemahan dari toko buku. Menarik sih, seakan konten lokal tapi dibuat oleh komikus Jepang. Padahal yang menggambar juga orang Indonesia, yaitu Fikri Abdillah & Fitri Zahwa.

Kalau dari komponennya sendiri bisa dibilang memiliki standar, tidak mewah. Yang tidak standar adalah ukuran kartu, lebih panjang dari ukuran kartu remi. Ketebalan token simbol dan ukurannya cukup, mudah digeser-geser. Tidak banyak terdapat teks pada kartu, hanya nama dalam bahasa Inggris dan Indonesia, ilustrasi dan juga urutan simbol yang harus dicocokkan pemain.

kartu-kartu di Sutasoma
Kartu-kartu harta

Box permainannya mengambil gaya buku, bukan tipe box yang terbagi menjadi box bawah/dasar dan box atas/penutup. Ukuran dan ketebalan boxnya hampir sebesar kamus bahasa yang reguler. Ruang di dalam box juga sangat cukup untuk menampung seluruh komponen yang ada.

APAKAH LAYAK DIMAINKAN BERULANG KALI?

Mungkin pembaca akan berpikir kalau pemain sudah tahu atau hafal jawaban benar tentang letak kartu harta di kartu misimisi yang mana si kartu harta diletakkan, permainan jadi tidak seru lagi dong? Well, ada benarnya. Akan tetapi Sebangku Games berhasil mengakalinya dengan menghadirkan mode turnamen, yaitu Sutasoma dimainkan tanpa kartu misi. Artinya permainan berlangsung murni adu cepat, mana tim yang berhasil menyusun simbol dan menepuk kartu lebih banyak menjadi pemenangnya.

Selain itu, kunci agar permainan ini bisa dimainkan berulang kali adalah bermain dengan grup dan tim yang berbeda. Pengetahuan setiap orang tentu berbeda, mungkin malah jadi seru kalau kamu menantang guru atau ahli sejarah main board game ini.

Kartu misi (horizontal) dan kartu harta (vertikal), ada kartu harta yang salah tempat lho, pembaca ada yang tau mana yang salah?

FINAL THOUGHT

Menurut Boardgame.id, board game ini cocoknya dimiliki oleh keluarga yang ingin menghadirkan sesi pembelajaran sejarah untuk putra-putri di rumah dengan cara yang seru. Apalagi game ini juga menuntut pemain untuk mencari tahu jawaban / petunjuk kartu yang tepat.

Proses mencari tahu dan menemukan jawaban yang benar adalah yang terpenting. Karena belajarnya dibungkus dengan wujud permainan, pasti anak-anak senang. Orang dewasa pun juga belum tentu sudah tahu jawabannya 100%, jadi bisa memberikan tantangan juga untuk mereka. Alhasil orang tua dan anak bisa belajar bersama.

Dalam buku panduan bermain sebenarnya juga dilengkapi dengan halaman Almanak, di mana di sana dijelaskan deskripsi singkat tokoh maupun candi yang disebutkan pada kartu. Usai bermain, satu keluarga bisa membaca bersama atau kalau perlu googling untuk memperdalam pengetahuan.

Token Garuda, token Sutasoma, dan token-token simbol

Akhir kata, tim Boardgame.id mengucapkan terima kasih banyak kepada Sebangku Games yang telah memberikan review copy board game Sutasoma.

You may also like