Siska Timarawati: Sulap Mapel Menggambar Jadi Board Game [Guru Bermain]
- HeadlinePendidikan
- June 17, 2020
- 310
- 7 minutes read
Menggambar adalah kemampuan yang sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja dan bisa diasah, tinggal hasil gambarnya bagus atau bagus sekali. Setiap anak biasanya melawati fase gemar menggambar. Ketika itu mereka tidak terlalu paham dengan kualitas gambar, yang penting gambar terus dengan sepenuh hati.
Ketika memasuki usia sekolah dasar mungkin mereka baru bisa melihat perbedaan hasil gambar dari teman-temannya. Anak bisa jadi minder saat melihat ada teman sekelasnya gambarnya lebih bagus. Perlu stimulus dan trik tertentu agar mood anak tetap terjaga dan selalu semangat ketika memasuki jam mata pelajaran menggambar.
Baca juga: Nunuk Riza Puji, Guru SMAN 1 Petungkriyono yang Mengajar Pakai Game
Ibu guru Siska Timarawati sadar betul akan hal tersebut dan mencoba mengakalinya dengan menjadikan sesi mata pelajaran gambar jadi sesi main board game. Alhasil murid-murid kelas 2 SDIT Nurul Fikri Depok menjadi semangat menggambar berkat board game buatan bu Siska yang berjudul Expression Map.
Bu Ika, sapaan akrabnya, bergabung dengan dengan SDIT Nurul Fikri sejak tahun 2011 dan telah diangkat menjadi asisten wali kelas serta guru kelas 1. Expression Map dibuatnya pada tahun 2018 terpilih menjadi juara 3 lomba inovasi board game se-SIT Nurul Fikri. Ya, Sekolah ini mengadakan lomba membuat board game untuk guru-gurunya, keren kan!?
Guru juga perlu kreatif
Kelas 1 dan kelas 2 adalah waktu-waktu murid mulai berkembang. Bu Ika merasa bangga karena mengajar di kelas yang masih muda merupakan hal yang menyenangkan. Meski begitu tetap harus disiasati karena akan selalu berinteraksi dengan anak kecil.
“Menyenangkan, tapi harus kreatif merancang pembelajaran agar mereka tidak bosan,” kata bu Ika
Menurutnya, sebagai guru tidak hanya sebatas bisa mengajar dan menyampaikan materi saja tapi juga harus kreatif.
“Bagaimana mengemas proses pembelajaran dan membuat sebuah media pembelajaran yang menyenangkan bagi murid adalah sebuah kewajiban bagi seorang guru,” lanjutnya.
Bu Ika juga menjelaskan alasannya mengapa beliau mencoba mengajar menggunakan board game. Katanya, mengajar dengan game adalah salah satu trik dan variasi dalam sebuah pembelajaran. Harapannya tentu agar siswa merasa senang belajar karena sambil bermain. Dengan begitu proses pemahaman terhadap sebuah pembelajaran bisa berjalan dengan lebih baik.
Anak justru makin semangat dan gembira
“Dengan Expression Map, meski gamenya sederhana namun Alhamdulillah menyenangkan untuk murid-murid saya. Mereka berlatih menggambar dengan mengatur strategi untuk memenangkan permainan,” tutur bu Ika.
Board game Expression Map dimainkan dengan cara pemain menjalankan giliran untuk mengatur strategi rute tercepat menuju finish. Sepanjang perjalanan ada titik-titik poin yang harus diselesaikan. Pemain mengambil kartu yang berisi instruksi gambar. Jika pemain lain bisa menebak gambar yang dimaksud, berarti pemain yang mendapat instruksi telah berhasil menggambar dengan baik dan berhak melanjutkan perjalanan.
“Anak-anak terlihat sangat senang ketika gambar yang dibuatnya berhasil ditebak teman. Mereka juga menjadi senang berlatih menggambar agar dapat memenangkan permainan,” jelasnya.
Rupanya menggelar sesi bermain board game di kelas tidak hanya bermanfaat bagi murid namun bu Ika juga ikut merasakan dampak positifnya ke diri sendiri. Mengamati dari apa yang dikerjakan siswa dengan bantuan board game membuat bu Ika kembali tersadar akan suatu hal, yaitu menjadi seorang pemenang tidak harus selalu menjadi yang terpandai, terbaik, atau terkeren.
“Dari sesi bermain saya juga jadi ikut belajar, mengungkapkan apa yang kita tahu atau yang kita rasa dalam sebuah gambar dapat menjadi solusi bagi diri kita dalam mengekspresikan sesuatu. Mengatur strategi dengan melihat keadaan dan peluang yang ada menjadi sebuah kunci kemenangan,” ungkap bu Ika.
Wah seru dan menarik ya kisahnya, kamu juga memiliki cerita atau pengalaman seru seputar pemanfaatan board game sebagai media pembelajaran? Kirimkan saja draft tulisanmu ke email kami di [email protected], atau cukup isi formulir berikut untuk memudahkanmu berbagi cerita: